LOGIN
Saat tersadar kembali, diriku sudah berada di rumah sakit.James sudah menghilang entah ke mana dan yang duduk di samping ranjang hanyalah ibu.Melihat aku tersadar, ibu langsung terlihat lega. Wajah pucatnya akhirnya tampak mereda.“Karina, kamu sudah sadar? Bagaimana perasaanmu? Masih pusing?”Aku hanya menggelengkan kepala.Perlahan, ingatan tentang kejadian tadi malam kembali muncul dan rasa sedih langsung menghantam dadaku.“Ibu, tadi malam… Om James….”“Jangan bahas lagi, Karina. Ibu… ibu sudah tahu semuanya.”Matanya berkaca-kaca, dia memelukku dengan penuh kasih. Air matanya terus mengalir deras, sambil tak henti-hentinya meminta maaf padaku, “Maaf Karina, ini semua salah ibu. Salah ibu karena nggak pandai menilai orang, membawa serigala ke dalam rumah dan hampir membuatmu menjadi korban.”“Maafkan ibu, ini semua salah ibu.”Mendengar perkataan itu, hatiku juga merasa lega.Tampaknya, James datang ke kamarku bukan karena disuruh ibu.Melainkan dia sengaja berbicara demikian, t
Semakin dipikirkan, aku semakin terkejut dan mendongak menatapnya dengan tak percaya.“Om James, ibu benaran bilang begitu?”James mengangguk, “Tentu saja. Kalau nggak, kenapa aku dan ibumu nggak tidur bersama malam ini?”“Jangan kira aku nggak tahu, kamu pasti menguping aku dan ibumu setiap malam, ‘kan?”Wajahku memerah karena malu.Belum sempat aku merespon.James mulai melepaskan pakaiannya sendiri, memperlihatkan otot-ototnya yang kekar.Detak jantungku semakin cepat, dorongan yang kuat dan panas yang bergelora di dalam tubuh terasa bertabrakan, seolah-olah sedang mencari jalan untuk meledak keluar.“Om James, kamu?”“Nggak perlu khawatir. Kemarin aku mau membantumu, tapi kamu malah menolak. Kali ini nggak bisa menolak lagi, ya. Ibumu sendiri yang menyuruhku datang membantumu.”“Karina memang anak yang penurut dan paling patuh pada ibu, ‘kan?”“Ibumu juga mau kamu cepat sembuh.”Kalimat demi kalimat yang James ucapkan seolah menekan titik lemah dalam hatiku.Sejak kecil hingga dewa
“Karina, jujur padaku, kenapa air susumu bisa keluar saat Om James menyentuhmu?”“Dokter bilang, itu hanya akan terjadi kalau….”“Kamu menyukai Om James?”Gawat.Akhirnya ibu menyadarinya juga.Meskipun aku masih tidak mengerti apa itu suka dan tidak suka, tak bisa disangkal bahwa aku memang punya sedikit perasaan pada Om James.Jika tidak, penyakitku tidak akan semakin parah belakangan ini.Aku menundukkan kepala, wajahku terasa panas membara, seluruh diriku diselimuti rasa malu.“Maaf ibu, aku sangat murahan dan nggak tahu diri.”“Sebenarnya aku juga nggak mau, tapi aku juga nggak tahu kenapa, ini nggak bisa dikontrol, air susuku….”Sambil bicara, aku tak bisa menahan diri untuk meneteskan air mata.Mata ibu juga memerah.Dia hanya memelukku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Malam harinya, setelah Om James pulang kerja, dia langsung menyadari suasana yang tidak biasa antara aku dan ibu.“Apa yang sebenarnya terjadi, Lusy?”Ibu menggigit bibirnya dengan ragu, lalu menatapku beberap
Om James tahu aku pasti akan menguping. Setiap kali bersama ibuku, dia selalu sengaja mengarahkan topik pembicaraan tentang diriku.Awalnya, ibuku agak terganggu.Namun, seiring berjalannya waktu, ditambah dengan pancingan Om James yang disengaja.Ibu yang tadinya menghindar, kini mulai aktif menjadikanku sebagai bahan candaan.“James, menurutmu siapa lebih cantik? Aku atau Karina?”Om James terengah-engah sambil mengerahkan tenaga.“Sama-sama cantik, hanya saja gayanya berbeda.”Ibu mendengus pelan, tampak sedikit cemburu.“Kuperingatkan padamu, kamu nggak boleh meniduri orang lain setelah meniduriku. Jangan pernah punya niat lain pada putriku.”“Iya, iya….”Jawab Om James dengan acuh tak acuh, lalu langsung melancarkan serangan yang lebih intens.Aku tahu.Saat berhubungan, candaan antara pasangan murni hanya untuk menambah sensasi dan tidak ada hubungannya dengan moral pribadi seseorang.Namun, aku tetap tidak tahan dengan rangsangan yang membawa sensasi terlarang ini.Akibat sering
Aku menelan ludah dengan gugup, sama sekali tidak tahu harus mulai bicara dari mana.Apa yang harus kukatakan?Bilang bahwa Om James memanfaatkan kesempatan saat ibu yang sedang tidur, datang dan melihat diriku sedang memuaskan diri, lalu ingin membantuku meredakan hasrat dengan cara khusus yang dia lakukan bersama ibu?Meskipun ini bukan kesalahanku.Aku tetap tak berani menjelaskan semua ini pada ibu.Jika aku mengatakannya, bukankah itu sama saja dengan mengakui bahwa diriku adalah gadis nakal yang memiliki hasrat?Apalagi, ibu sangat mencintai Om James. Jika aku bilang begitu, ibu akan kembali kesepian sendirian.Aku meremas erat jariku dan tidak menjawab.Untungnya, tepat sebelum ibu kehilangan kesabaran dan marah. Om James bicara lebih dulu, “Lusy, mataku terasa nggak nyaman lagi tadi. Aku lihat kamu tertidur pulas, jadi aku datang untuk minta bantuan pada Karina. Tadi….”Om James berbatuk canggung dua kali.Lalu melanjutkan, “Tadi karena air susunya nggak bisa keluar, jadi aku
Benda tegang yang panas itu menabrak perut bawah Om James dan menempel di bagian dalamku yang sudah basah.Merasakan semangat hidup yang besar itu, seluruh badanku gemetaran karena malu.Tangan kecilku berusaha keras untuk menahan, sambil menggelengkan kepala.“Nggak, nggak boleh, Om James. Jangan begini, aku takut. Nggak ada cara lain?”Meskipun aku belum pernah benar-benar disetubuhi, bagaimanapun diriku juga orang yang sudah menikah.Bagaimana bisa aku begitu tak tahu malu merebut pacar ibuku?Om James terengah-engah, mengabaikan perkataanku.Jari-jarinya yang kasar dengan tidak sabar meraba tepi celana dalamku, hendak menyelami bagian dalam.Secara reflek, aku mengangkat tangan dan meronta lebih kuat, tak sengaja malah mengenai mata Om James.Dia menjerit kesakitan dan langsung melepaskan diriku untuk mengusap matanya.Matanya yang tadinya sudah pulih normal, kini kembali memerah, terlihat agak menakutkan dalam gelapnya malam.Aku pun agak panik.Aku hanya ingin Om James pergi, tap







