Short
Main Api

Main Api

By:  Celine ShifaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
17.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi mengejar hal yang mendebarkan, aku diam-diam mengirim video diriku yang sedang memuaskan diri menggunakan mainan kepada teman semejaku. Aku melakukannya untuk menggoda hasratnya sedikit demi sedikit ....

View More

Chapter 1

Bab 1

Cuaca di Mambera pada bulan Oktober masih sangat panas. Orang-orang hanya bisa merasakan sedikit kesejukan di pagi dan malam hari.

Olivia Hermanus bangun pagi-pagi sekali, membuatkan sarapan untuk satu keluarga kakaknya yang beranggotakan tiga orang, lalu mengambil Kartu Keluarga dan pergi diam-diam.

“Mulai sekarang, semua biaya patungan. Mau itu biaya hidup, cicilan KPR, cicilan mobil, semuanya patungan! Adikmu tinggal di rumah kita. Minta dia bayar setengah. Apa gunanya memberi kita 4 juta sebulan? Apa bedanya itu dengan makan dan tidur gratis?”

Inilah kata-kata yang Olivia dengar keluar dari mulut kakak iparnya ketika kakaknya dan kakak iparnya bertengkar tadi malam.

Dia harus keluar dari rumah kakaknya.

Namun, kalau dia tidak ingin membuat kakaknya mengkhawatirkannya, hanya ada satu jalan, yaitu menikah.

Dia ingin menikah dalam waktu singkat, tapi dia bahkan tidak punya pacar. Jadi, dia memutuskan untuk menyetujui permintaan Nenek Sarah, wanita tua yang pernah dia tolong sebelumnya, untuk menikahi cucu sulungnya yang belum juga menikah sampai sekarang.

Dua puluh menit kemudian, Olivia turun dari taksi, di depan pintu Kantor Urusan Agama.

“Olivia.” Begitu turun dari mobil, Olivia mendengar suara yang tidak asing memanggilnya. Nenek Sarah.

“Nenek Sarah.”

Olivia berjalan cepat menghampiri Nenek Sarah dan melihat seorang pria tinggi dan tegap berdiri di sampingnya. Pria ini pasti adalah Stefan, orang yang ingin dia mengambil buku nikah bersamanya.

Semakin dekat, Olivia bisa melihat penampilan Stefan Adhitama dengan semakin jelas. Dia jadi terheran-heran.

Kalau mendengar perkataan Nenek Sarah, cucu sulungnya yang bernama Stefan ini sudah berusia tiga puluh tahun, tapi bahkan tidak bisa mendapatkan pacar. Hal inilah membuat wanita itu khawatir.

Olivia selalu berpikir bahwa Stefan adalah pria yang jelek.

Bagaimanapun juga, katanya pria ini adalah seorang eksekutif di sebuah grup perusahaan besar dengan penghasilan tinggi.

Sekarang setelah bertemu, Olivia baru sadar kalau dia telah salah paham.

Karena Stefan sangat tampan dan berwatak dingin. Pria itu berdiri di samping Nenek Sarah, ekspresinya dingin dan terlihat sangat keren. Dia memancarkan aura yang tidak mudah didekati.

Olivia melirik ke samping dan melihat ke sebuah mobil yang diparkir tidak jauh dari sana. Bukan mobil mewah yang harganya miliaran. Ini membuatnya merasa dirinya dan Stefan tidak berasal dari latar belakang yang sangat berbeda.

Dia dan temannya membuka sebuah toko buku di depan sebuah SMP di Mambera.

Di waktu luangnya, dia juga merajut beberapa barang menjualnya secara online. Penjualannya cukup bagus.

Penghasilan bulanannya minimal mencapai 40 juta ke atas. Dengan penghasilan bulanan 40 juta per bulan, penghasilannya ini bisa disamakan dengan pekerja kantoran. Jadi, dia selalu memberi kakaknya 10 juta setiap bulannya untuk biaya hidup.

Namun, kakak iparnya tidak tahu-menahu mengenai penghasilannya, karena dia menyuruh kakaknya untuk menyimpan 6 juta. Jadi, mereka hanya bilang dia memberi 4 juta per bulan.

“Olivia, ini cucu sulung Nenek. Seorang pria lajang berumur 30 tahun yang masih belum laku. Meskipun dia orangnya agak dingin di luar, dia sangat perhatian. Kamu pernah menyelamatkan Nenek, kita juga sudah kenal tiga bulan. Percaya deh sama Nenek, Nenek nggak bakal merekomendasikan cucu Nenek yang nggak berkualitas untukmu.”

Setelah mendengarkan penjelasan nenek tentang dirinya, Stefan melirik Olivia dengan tatapan dingin. Namun, dia tidak mengatakan sepatah kata pun.

Mungkin karena dia sudah terlalu sering dikata-katain seperti itu oleh neneknya, jadi dia sudah kebal.

Olivia tahu bahwa Nenek Sarah memiliki tiga anak laki-laki, dan masing-masing dari ketiga anak laki-laki tersebut memberikan tiga cucu laki-laki. Nenek Sarah tidak punya cucu perempuan, makanya selalu menganggapnya sebagai cucu perempuannya sendiri.

Wajah Olivia agak memerah, tapi dia tetap mengulurkan tangan kanannya ke Stefan dengan anggun, dan memperkenalkan dirinya sambil tersenyum, “Pak Stefan, halo. Aku Olivia.”

Stefan mengamati Olivia dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan tajam. Setelah Nenek Sarah berdeham untuk mengingatkannya, pria itu baru mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Olivia, lalu berkata dengan suara rendah dan dingin, “Stefan.”

Setelah berjabat tangan, Stefan mengangkat tangan kirinya untuk melihat jam tangannya, lalu berkata kepada Olivia, “Aku sibuk. Ayo cepat kita selesaikan.”

Olivia mengiyakan.

Nenek Sarah buru-buru berkata, “Kalian berdua cepat masuk dan urus buku nikahnya. Nenek akan menunggu kalian di sini.”

“Nenek, masuk ke mobil saja. Di luar panas,” kata Stefan sambil membawa neneknya kembali ke mobil.

Olivia memperhatikan perilaku pria itu. Dia percaya apa yang dikatakan Nenek Sarah. Stefan memang cuek, tapi orangnya perhatian.

Meskipun mereka belum saling mengenal, Nenek Sarah bilang Stefan punya rumah milik sendiri dan sudah dibayar lunas. Kalau menikah dengan Stevan, Olivia bisa keluar dari rumah kakaknya. Kakaknya juga tidak perlu khawatir lagi, tidak perlu bertengkar dengan kakak iparnya lagi karena dirinya.

Pernikahan mereka hanya sebatas hidup bersama.

Tak lama kemudian, Stefan kembali muncul di hadapan Olivia dan berkata padanya, “Ayo.”

Olivia mengiyakan dan mengikuti pria itu masuk ke Kantor Urusan Agama.

Di tempat pengurusan buku nikah, Stefan mengingatkan Olivia, “Bu Olivia, kalau kamu nggak mau, kamu masih bisa membatalkannya. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan apa yang akan nenekku katakan. Pernikahan adalah hal yang besar, bukan permainan.”

Dia berharap Olivia akan membatalkannya.

Karena dia tidak mau menikah dengan wanita yang baru dia temui sekali.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Bab 1
Demi mengejar hal yang mendebarkan, aku diam-diam mengirim video diriku yang sedang memuaskan diri menggunakan mainan kepada teman semejaku. Aku menyukai hal tabu seperti ini, terutama saat melihat tampangnya yang tidak sabar untuk menemukan identitasku. Semakin dia terpuruk, semakin gembira pula aku ....Di malam yang larut, aku berbaring di atas tempat tidur sambil terengah-engah. Setelah gelombang hasrat itu sepenuhnya sirna, punggungku yang melengkung baru terjatuh di atas tempat tidur.Aku tidak terburu-buru membersihkan diri, melainkan mengambil ponselku yang terletak di atas tripod. Setelah memeriksa video yang kurekam dengan teliti dan memastikan identitasku tidak akan terbongkar, aku baru menggunakan akun rahasia untuk mengirim video itu kepada Johnson.Beberapa detik kemudian, ponselku pun bergetar. Orang yang mengirim pesan adalah Johnson.[ Siapa sebenarnya kamu? ]Aku membalas pesannya untuk yang pertama kalinya.[ Kamu harap aku ini siapa? ]Pada detik selanjutnya, aku me
Read more
Bab 2
Johnson terlihat sangat menonjol di antara kerumunan. Dia mengenakan kaus putih dan celana olahraga. Cahaya matahari menyinari tubuhnya yang tinggi dan ramping. Wajahnya yang tajam tidak menunjukkan ekspresi apa pun, seolah-olah bukan dia yang melontarkan ucapan tadi.“Murid laki-laki, berkumpul! Ujian lari 1.000 meter dimulai!” seru guru olahraga sambil meniup peluit.Pada saat ini, aku buru-buru mencari sebuah pohon dan berjongkok di sana. Aku benar-benar ingin membenturkan kepalaku ke pohon supaya bisa langsung pingsan. Kenapa aku begitu sial? Aku malah datang bulan di saat-saat seperti inI? Sialnya, aku cuma mengenakan pembalut tipis.Tidak lama kemudian, Johnson yang baru selesai berlari pun berjalan ke arahku dan bertanya, “Buat apa kamu sembunyi di sini?”“A ... aku ....” Aku hanya mengamatinya, tetapi tidak dapat menjawab. Alangkah baiknya apabila dia itu seorang perempuan.Johnson perlahan-lahan mengalihkan pandangannya dari wajahku ke dadaku, lalu ke bagian pinggangku dan kak
Read more
Bab 3
Malam itu, aku seperti sudah dihipnotis. Dengan perasaan yang tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata, aku mengambil foto pertama diriku yang mengenakan pakaian dalam, lalu mengirimkannya kepada Johnson dengan akun rahasiaku.Aku tidak akan pernah melupakan proses di mana rasa gugup, malu, dan tegangku perlahan-lahan berubah menjadi rasa antusias. Aku juga tidak akan melupakan sensasi dari menerobos ketabuan itu.Pengendalian diriku sepertinya tidak berpengaruh pada Johnson. Oleh karena itu, aku pun mulai terjerumus. Aku belajar cara memuaskan diri di tengah malam, belajar mencuri beli mainan orang dewasa dari internet, belajar menggunakan berbagai cara untuk mengambil foto dan video untuk dikirim ke Johnson.Melihat balasan teman semejaku yang makin frustasi, aku makin menikmati kepuasan bersembunyi dalam kegelapan. Meskipun aku diam-diam menyukainya, aku lebih berharap aku yang memegang kendali atas semua ini ....Hingga suatu hari saat kelas malam hari kami berakhir, Johnson tib
Read more
Bab 4
Johnson membalas tatapanku dan mengangguk.Meskipun ini bukan yang pertama kalinya dia melihat tubuhku, begitu memikirkan adegan yang memalukan itu, seluruh wajah dan telingaku pun memerah.Aku menggigit bibirku, lalu berbisik, “Aku menyesal karena cuma bisa melihatmu tanpa menciummu. Lagian, kamu sudah sering melihatku, tapi aku belum pernah lihat punyamu.”Johnson terlihat agak terkejut. Setelah sesaat, dia baru berdiri.Di luar jendela, tiba-tiba terdengar suara petir. Diiringi dengan kilat dan guntur, kami saling memandang dengan serakah.Kami tidak pernah mengungkit apa yang terjadi malam itu. Namun, setiap malam sebelum tidur, kami memiliki satu aktivitas tambahan. Akun rahasiaku itu menjadi saluran bagi kami untuk meluapkan perasaan kami.Di tengah malam, kami berulang kali melakukan panggilan video secara diam-diam untuk mengeluarkan tekanan yang kami rasakan dari belajar.Jalan pintas menuju hati wanita ada di sana. Meskipun kami tidak pernah benar-benar berhubungan intim, aku
Read more
Bab 5
“Oke.”Demi bisa meningkatkan nilai ujian bulanan Johnson bulan depan, aku menyusun rencana belajar yang sangat menyeluruh dan terperinci untuknya. Selain menggunakan waktu luang untuk membantunya menyelesaikan soal yang sulit, aku juga sengaja melakukan panggilan video untuk memantaunya mengerjakan tugas setelah pulang ke rumah.Selama melakukan panggilan video, tidak dapat dihindari terjadi beberapa hal di luar kendali. Contohnya, kami hampir kepergok ibunya Johnson.“Sudah selesai kerjakan soal latihan? Kenapa diam-diam baca novel lagi!”Begitu mendongak, aku melihat Johnson yang termenung di layar ponsel. Kemudian, aku melihat novel yang terletak di sampingnya. Seruanku membuatnya terkejut dan menoleh kembali ke buku pelajaran.Setelah serius belajar beberapa saat, Johnson tiba-tiba mengangkat kepalanya lagi, lalu menatapku dengan penuh harap. “Chloe, aku pengen pergi ke rumah kayu lagi ....”Baru saja Johnson selesai berbicara, pintu kamarnya tiba-tiba dibuka seseorang. Kemudian,
Read more
Bab 6
Setelah beberapa hari tidak berbicara, aku berjalan ke rumah kayu dengan penuh semangat. Begitu membuka pintu, sosok yang kurindukan itu langsung muncul di hadapanku. Aku mendengar suara detak jantungku yang makin keras tiap detiknya.“Aku datang untuk ambil hadiahku.”Seusai berbicara, Johnson langsung menghampiriku dan menciumku. Ciumannya terasa sangat panas dan intens. Dia bagaikan seekor serigala yang sudah kelaparan selama 10 hari. Tatapannya terlihat sangat memikat dan membuatku larut dalam pesonanya.Kontak antar bibir yang dipadu dengan detak jantung yang berdebar kencang membuat seluruh tubuhku terasa panas. Saat bibir hangatnya meninggalkan bibirku, aku merasa sangat tidak nyaman. Sepertinya, aku harus mengganti pakaian dalam lagi.Johnson memelukku dengan erat dan menyandarkan kepalanya ke bahuku sambil berkata  dengan pelan, “Kalau nilaiku meningkat lagi lain kali, apa aku masih boleh minta sebuah hadiah?”Aku kira-kira bisa menebak apa yang ingin dikatakannya dan menelan
Read more
Bab 7
Gosip tentang siswi berprestasi dan siswa yang kurang berprestasi pada dasarnya adalah sorotan banyak orang. Oleh karena itu, rumor ini pun menyebar makin luas. Orang yang suka bergosip sama sekali tidak peduli pada fakta dan hanya ingin mendengar apa yang ingin mereka dengarkan.Berhubung hal ini sudah memengaruhi kehidupanku dan berkembang besar hingga diketahui semua orang, orang tuaku yang sudah tidak tahan mendengar gosip ini memilih untuk langsung melapor polisi. Mereka meminta polisi menyelidiki dengan jelas masalah ini agar bisa membersihkan nama baikku.“Chloe, apa sebenarnya hubunganmu dengan Johnson?”Orang tuaku menyuruhku menemui mereka dan menginterogasiku mengenai hal ini. Aku tahu aku tidak boleh berbicara terlalu banyak. Jika hal lainnya juga terbongkar, semuanya akan bertambah gawat.Jadi, aku hanya menjelaskan dengan asal, “Nggak ada apa-apa. Itu semua cuma omong kosong.”Ayah melirikku dan sama sekali tidak tertipu oleh ucapanku. “Kalau nggak ada apa-apa, buat apa d
Read more
Bab 8
Ayah adalah sosok yang sangat tegas. Aku tahu aku sama sekali tidak bisa mengubah keputusannya. Oleh karena itu, sebelum pergi, aku mencuri kembali ponselku dan mengajak Johnson bertemu di rumah kayu untuk yang terakhir kalinya.“Johnson, aku akan pindah sekolah.”Dia seketika terkejut, lalu tersenyum penuh pengertian dan menjawab, “Aku bisa menebaknya.”Kami saling menatap dengan berlinang air mata. Rasa enggan untuk berpisah dan rindu yang bercampur aduk mendorongku untuk memeluk orang yang kucintai dengan erat.“Ponselku seharusnya akan disita. Kita mungkin baru bisa ketemu lagi habis ujian masuk universitas.”Saat berpikir harus berpisah dengan Johnson, aku merasa sangat sedih.Dia juga memelukku dengan erat dan berkata, “Aku mau satu hadiah lagi. Kalau aku masuk ke universitas yang sama denganmu ... atau kuliah di kota yang sama denganmu, bisa nggak ... kamu tunggu aku selama beberapa tahun ini dan jangan bersama pria lain?”Aku mendengar suaranya yang agak tercekat dan buru-buru
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status