Share

16. Rencana Sempurna

“Bagaimana, Ma?”

“Tidak perlu mengalihtangankan usaha itu. Tetap Papa saja yang pegang. Papa bisa mengontrol kantor seminggu sekali. Selama Papa tidak hadir di kantor, Mama bisa mengontrol kerja karyawan.”

“Betul juga ya, Ma. Lagi pula, sulit mencari orang kepercayaan untuk menangani usaha itu. Belum tentu juga orang yang dipercaya nanti mengerti tentang bisnis ini,” aku Candra.

“Betul itu, Pa.” Indira menyemangati. Di dalam hati, Indira bersorak karena dengan cara ini Candra akan memiliki kewajiban pulang seminggu sekali. Ada keharusan untuk mengontrol usaha, selain menjenguk keluarga.

“Mama memang pintar. Tidak salah Papa memilih Mama menjadi istri,” puji Candra seraya tersenyum. Candra sendiri memiliki pertimbangan lain tentang usulan Indira. Dengan menuruti keinginan Indira, Candra berharap Indira akan senang dan merasa sudah dapat mengendalikan suaminya. Indira tidak akan lagi fokus mengawasi dirinya.

***

Satu bulan kemudian, Candra kembali menerima telepon dari Bang Hermans
Hawa Hajari

Kisah Maya berakhir di sini. Pada bab selanjutnya, akan diceritakan nasib Candra sepeninggal Maya. Juga ada kisah dari sudut pandang Indira. Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata. Ending kisahnya betul-betul terjadi. Terima kasih sudah membaca :)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status