Share

28. Bertobat

Seketika duniaku kembali gelap.

Entah berapa lama aku pingsan. Ketika membuka mata, sosok Mas Candra sedang duduk di sebelahku. Tangannya menggenggam tangan kananku. Sementara, seorang perawat menarik sehelai sapu tangan dari hidungku. Aroma minyak kayu putih sangat kuat tercium oleh hidungku.

“Kamu sadar, May? Sabar ya, May ... Ada aku di sini,” hibur Mas Candra.

Tangannya bergegas membelai kepalaku dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.

Aku teringat lagi akan bayi kami yang pergi. Rasa sedih membadai di hatiku. Sesak dadaku diiringi detak jantung yang tak beraturan. Kepalaku berkunang-kunang, tangan dan kakiku bergerak tanpa aku kehendaki. Aku kejang lagi!

“Suster! Cepat panggil dokter!” teriak Mas Candra.

Tangannya sibuk menahan gerakanku yang tak normal, sementara wajahnya tegang dan dahinya berkeringat.

Sebelum melih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status