Share

Egois menghasilkan sesal

" mama jangan pergi !! Ucap adinda adik ku.

Dirinya menangis  sesengukkan .

Dan aku hanya mampu menangis ..

Memeluk kaki  wanita yang terluka saat ini.

"Mama jangan pergi , hiks hikss ...

"Kalau mama pergi adek ikut . Pokoknya adek ikut" ucapnya makin  berteriak

Mama makin  menangis air mata bercucuran hingga menetes ke pipi ku tak sengaja.

Diri nya masih menggeleng.

Seolah - olah berkata jangan .

Tiba - tiba ayah yang sedari tadi mematung  melihat adegan dramatis ini seakan  tak peduli  rasa sakit yang dia perbuat pada istri dan anaknya .

Dirinya menarik tubuh kecil adik ku dalam dekapannya ..

Seakan memberi jalan untuk wanita yang tersakiti olehnya itu pergi dari rumahnya dan hidupnya..

Mama melangkahkan kaki . Berjalan pasti   menuju pintu utama.

Tangannya mencoba melepaskan pelukan ku pada kakinya.

" ngaleh  ras !!!! .ucapnya pelan tapi tegas.

Diri ini hanya  mengeleng , dan makin  mengeratkan pelukan.

Sekali lagi mama berucap

" ngaleh loh ,, nduk!!  (Matanya berkaca- kaca , serasa ada rasa sakit yang amat besar  menimpahnya).

" Mohhh.. !!

Mama nangkene wae , kar'o laras  sama dinda .

Ojo endi- endi." Ucap ku menahannya agar tak pergi.

"Ojo ngoyo ngono nduk,,  .

"Ayah mu wes nyuruh mamah  pergi, Jadi mama harus pergi !!"

"Ayah mu itu bojo'e mama , dan mama harus manut perinta'e.  Sekarang mama balek tempat mbah uti . Kue' e jogo ape'k ayah sama adek mu  yo nduk!!" ucapnya sambil menyeka air mata ku .

Di peluknya  hati anaknya ini yang hancur karena keegoisan  seseorang.

Hangat memang tapi hati ku dingin bahkan rasanya separuh jiwa ku pergi melayang entah kemana rimbanya

Perlahan mama melepaskan pelukan

Mengecup kening ku .Yang biasa dirinya lakukan saat diri ini terlelap. Ku pejamkan erat- erat  kedua mata ini berharap ini mimpi tapi rasa ny terlalu nyata sangat nyata . Jantung ku seperti tercabik- cabik .

Bayang tadi ku peluk sudah di luar pintu berjalan di iringin gerimis dan guntur yang bergelegar.

Ayah masih memeluk adinda yang masih meraung - raung sambil memukuli tubuhnya dengan tangan - tangan kecilnya

Dirinya terus berujar:

"Ayah jahat !!!!.

"Ayahh jahat!!!..

"  Aku benci ayahh.. Aku benci ayahh ... aku benci ayahh...!!

Tiba -tiba pelukan itu  meregang  dan  adinda seketika berlari keluar rumah .

Namun sayang , tak ada  lagi  tubuh wanita itu di sekitar rumah.  Ayah pun kembali mengejar adinda .  Mengedarkan pandangannya keseluruh halaman dan jalan , terlihat hanya adinda dan seonggok sepeda mini yang penuh lumpur dengan diatasnya tertumpuk rumput dan jamur kesukaannya . Adinda menangis sejadinya diluar dan dipeluknya sepeda kotor milik ibunya yang biasa dirinya gunakan  untuk membantu ku mengirim  keripik  atau pun sekolah .

Maamahh...!!

Maaamamahh...

Maaammahh. !!.

Ucapnya  berulang - ulang .

Dengan tubuh yang makin basah kuyup

Kini ayah terlihat diam di tempat . Seperti patung  tanpa ada nyawa tak bergerak dan berbicara .

Langsung saja ku terobos  hujan  itu tak peduli  lagi aku pada pria yang  mematung itu biar lah  ucap batinku , yang penting dinda harus ku bawa masuk segera,  aku tak mau adik ku itu sakit kedua kalinya  karena hujan dan karena perlakuan ayah kepada mama.

.

Cukup  sulit dan perlu banyak waktu untuk membujuk hati adik ku itu.

Bahkan ayah pun tak mampu .

Dirinya semakin kewalahan  mengadepi putrinya sendiri.

Hanya kalimat - kalimat ini

Yang mampu mententramkan hatinya:

" ayo  din, masuk besok sepulang sekolah kita ketempat  mbah uti jemput mamah yaa.

" Kita naik sepeda ini!!

Besok pagi- pagi sekali mbak cuci biar kilat pasti mamah seneng!!

Yaa mbak adek mau , besok kita jemput mamah..

Yee

Besok jemputt mamah...

Besok jemput mamah..

 Ungkapnya girang.

 Kini mulai terlihat beberapa orang menatap heran kami.

Dan ku ajak adinda masuk , namun sesaat diliriknya ayah dengan tatapan tak suka terlihat

 jalas di pelupuk mata bulatnya. Diri mulai berlari masuk kerumah  dan diikuti diri ku langsung  kekamar mandi . Melakukan  ritual membersihkan diri seperti biasa.   Soal ayah entahlah tak peduli rasa ku, masih sakit rasanya  saat sama di maki dan  ditampar seperti itu padahal  wanita itu juga lelah bahkan  pun sering lupa akan kebutuhannya sendiri terutama makan . Dulu disaat ayah sakit dan kami tak memiliki  uang  , gaji mamah ditahan  mama selalu   berpuasa agar  nasi dirumah ini cukup untuk kami bertiga . Kalau tidak cukup di cabutnya ubi di rebusnya .

Agar semua kenyang. Tapi apakah seperti ini pembalasan  pengorbanannya  selama ini   untuknya dan anak- anaknya.

"Yaa, Rab ku jika bukan diri mu yang meletakkan hati nya mungkin saat  kemarin dan ini . Sudah rusak beserakan  organ dalam itu.

 Setelah menyelesaikan urusan kami ,

 Aku berjalan keluar  , berkeinginan untuk   membawa masuk sepeda itu ke dalam dapur dari pintu samping.

Tapi entah kemana rimbahnya  sepeda dan juga rumput untuk ternak itu.

Hujan makin deras. Kini netra menatap sosok   sedang berjongkok di samping rumah dengan ember

Setelah menyelesaikan urusan kami ,

 Aku berjalan keluar  , berkeinginan untuk   .membawa masuk sepeda itu ke dalam dapur dari pintu samping untuk membersihkannya

Tapi entah kemana rimbahnya  sepeda dan juga rumput untuk ternak itu.

Hujan makin deras. Kini netra menatap sosok   sedang berjongkok di samping rumah dengan ember dengan  suara terguguk , seperti seseorang menangis .

Pelahan ku berjalan pelan - pelan  .

Dan benar saja  sosok  yang benjongkok itu adalah ayah sedang membersihkan sepeda mama  dan terdengar memilukan tangisannya  pelan .

Tak ku lanjutkan  langkah ini , aku masih marah padanya . Sangat marah dan kecewa,

Ku balik kan tubuh dan mengambil air wuduh mungkin dengan menyebut asma nya dalam sujud ku amarah ku kepada ayah ku akan hilang . Dan keluarga ku akan kembali seperti dulu.  Berdoa agar ayah bisa sedikit melunakkan hatinya dan egonya. Jujur selama ini   egonya lah yang paling tinggi , sehingga mama sering mengalah.

Ku basuh kedua tangan ku dan  wajah ku    dengan dinginnya air di penampungan   itu .

Sangat dingin bahkan  lebih dingin karena hujan hanya berhenti sebentar  kini lanjut lagi. Seakan semesta tau isi hati ku dan mama.

Lalu ku labuhkan  perasaan ku dan pikiran ku    dalam  sujud ku ,   

 Ku lantukan asma  nya dalam hati ku , seolah membujuk  yang maha tinggi agar mengembalikan seperti semula , tak apa jika kami miskin asalkan kami bahagia itu sudah cukup. Bulir- bulir air mata terus menetes

  Hingga  diri ini terus terisak -isak . Maaf kan  lah hamba mu ini ya Allah jika terlalu banyak meminta  sedangkan diri ini jarang menghadap mu ya Rab.

   Sekelebat  bayangan  dengan mengintip dari  dari  sela- sela tirai.

 Memerhatikan  dengan  matanya yang mungkin basah tapi di tahannya  sedari tadi.

Iya itu pasti ayah.

Di lihatnya  ke dua putrinya , ada rasa sesal di dadanya

 Melihat dinda yang terlelap namun masih terisak sedangkan aku menangis terseduh- seduh dalam  doa ku .

  Setelah selesai  bermunajat   perlahan ku buka tirai kamar melihat sekeliling,  membuka tutup saji yang  terisi hanya tumis  jantung pisang dengan ikan  asin sebagai pelengkapnya namun sayang  nasi sudah  tak ada . Ku tanak kan nasi  karena kami belom makan .  Setelah menanak nasi , ku coba membangunkan adinda , tapi apa yang terjadi dinda tubuhnya mulai panas  , dan makin mengigau  mama,  aku benar - benar kalut ,  segera ku berlari mencari ayah  ke sekeliling rumah . Dan ternyata ayah masih menangis di samping sepeda mama  .

 Tanpa babibu, segera ku tarik tangan laki- laki itu .wajah  lesu dan   gurat- gurat sedih  beralih bingung.

" Ada apa si ras?? , narik - narik bapak!!?!?

" Udah  ikut ajha  dinda sakit pak !! ..  jawab ku

 Dinda sakit??,  maksudnya  gimana?

Pria itu makin bingung dengan keadaan yang dirinya perbuat sekarang.

"Iya dinda panas  , Trus ngigo".

" Ayo bawa ke  mantri atau klinik Pak !!!"  Urai ku sambil terus berlari .

Setelah sampai di kamar dan benar dinda makin ngiggo .

Tubuhnya kian semakin panas .

Bapak  pun lansung membopongnya  keluar  dan berlari sekuat tenaganya  mencari   kelinik

Terdekat.

 Dan  alhamdulilahnya   ada 1 kelinik di ujung desa,

Dinda di periksa  secara intens oleh dokter itu bapak terus  memohon kepada dokter  untuk menyembuhkan  anaknya .

"Tolong pak, sembuhkan anak saya"!!

Berapa pun biaya nya saya akan bayar yang penting  anak saya sembuh.

" Iya pak sebentar saya harus memriksa pasien, tolong bersabar . Ya pak"  ucap dokter itu menenangkan

Tapi apa  daya bapak makin frustasi dengan  keadaan ini .

 Seharusnya  tak terjadi kesalahan itu  apabila dirinya  mau bersabar dan  tak egois.

Setelah setengah jam di rawat di kelinik  badan  dinda , mulai agak turun panasnya

Ayah kini mulai terlihat agak tenang.

Tapi tidak dengan ku , kini aku memikirkan mama seperti apa mama disana

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status