Share

Bayangan Jupiter

“Sudah puas berkeliling?” sindir Jupiter pada Inez yang kini duduk menekuk wajah di sampingnya.

“Kenapa menungguku?”

“Karena aku tidak ingin mendengar makian Ibuku, Inez. Kurasa kau lebih penting untuk Ibu daripada aku, Putra kandungnya.” Jupiter memberi penekanan di setiap kata-katanya, dia geram, meski dia tidak bisa marah karena merasa bersalah telah bicara kasar pada Inez tadi.

“Waktu kita masih banyak,” gumam Inez, terasa tiba-tiba, seperti tanpa tujuan. Kedua matanya kosong menatap ke dalam Rumah Sakit yang tidak kunjung sepi dari orang-orang yang datang dan pergi.

“Yah, sangat banyak, sampai aku tidak tahu harus bersikap seperti apa padamu,” gerutu Jupiter, mendadak dia menjadi kesal karena Inez membahas tentang waktu yang berkaitan dengan pernikahan mereka yang kini benar-benar disesali olehnya.

“Hei, apa maksudmu?” Inez merubah arah tatapannya, kini pandangan menusuk d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status