“Memikirkan bahwa aku akan bersamamu besok memberikan aku kekuatan untuk melalui hari ini.”- unknown.
Chapter 52
*****
Permainan roller coaster telah berakhir, Delina tak henti-hentinya tertawa menertawakan Abi dengan puas. Pria playboy yang gahar itu bisa juga terlihat ketakutan karena sebuah permainan di wahana. Bahkan, pria itu langsung terhuyung-hunyung menuju ke toilet umum untuk muntah. Sungguh pemandangan yang makin membuat Delina puas melihatnya.
"Delina!" Abi menatap tajam ke arah Delina.
"Iya, maafkan aku.” Gadis itu langsung menundukkan kepalanya.
Lantas gantian Delina yang ingin menuju ke kamar mandi.
"Kau tunggu di sini, ya!" pinta Delina.
“Lekaslah, jangan membuatku makun kesal menunggumu!” seru Abi.
Delina menjulurkan lidahnya sesaat sebelum melangkah pergi.
***
Setelah selesai d
“Jangan khawatir bila kau tak bisa mengumpulkan seluruh karang indah di pantai. Sebab hanya dengan beberapa kerang saja, itu akan membuat mereka lebih cantik dan menarik.” — unknown.*****Chapter 53"Eh, Bos Abi … kau sudah bangun rupanya. Aku piker masih terlelap,” ucap Delina."Apa kau sudah puas?" tanya Abi sedikit memperlihatkan gurat kekesalan di wajahnya."Apa maksud Anda? Oh … pasti karena aku bernyanyi ya? Suaraku merdu, bukan?” tanya Delina penuh percaya diri.Abi terlihat meneguk berat air liurnya kala melihat wanita di hadapannya itu hanya menggunakan handuk hotel yang menutupi tubuhnya. Delina tak sadar dengan hal itu, sampai akhirnya ia menatap Abi yang iris cokelatnya mengarah ke arah gundukan kembar miliknya."Heh, apa yang sedang kau lihat?" pekik Delina seraya menampar pipi Abi dengan tak se
Chapter 54 Mereka memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi dengan aneka keramik yang unik dengan eksterior bernuansa warna pastel begitu juga dengan di bagian interiornya yang berwarna pastel. Desain bangunan yang sederhana juga dipenuhi dengan lukisan dan karya seni lainnya seperti patung dan topeng. "Ini semua buatan mu, San?" tanya Delina. "Iya, tapi tak semua juga hanya sebagian. Nah, sebagian lagi ada yang saya beli dari para seniman local sini. Kalau topeng juga aku dapat dari seniman lokal dekat sini," jawab Sandra menjelaskan. "Bagus ya," ucap Delina berdecak kagum. Tiba-tiba, gadis itu dikejutkan dengan sesuatu. Topeng berwarna merah dengan bentuk menyerupai leak mengejutkannya. "Aaaa!" Gadis yang terkejut itu berteriak dan langsung memeluk Abi yang ada di sampingnya karena ketakutan. "Haha
Chapter 55“Hei, lepaskan istri saya!” seru Abi yang berteriak dan menunjuk penuh ancaman.Bukannya para preman yang terkejut lebih dulu, tetapi malah Delina yang langsung menoleh dengan wajah syok kala Abi menyebutnya sebagai istri di depan banyak orang.Dua preman itu hanya tersenyum, mereka lantas meminta sejumlah uang pada Abi dengan paksa. Sontak saja perkelahian itu tak dapat dihindar. Delina makin menatap sosok bos sombong yang sudah menjadi suaminya dengan takjub. Dia tak menyangka kalau pria itu akan dating untuk membelanya.“Heh, dasar bodoh! BUkannya cari bantuan malah bengong di sana sepert itu!” seru Abi yang mulai kalah dan berseru pada Delina.“Ba-baik, Bos!”Delina langsung berteriak minta tolong pada warga sekitar. Abi lantas memenjarakan dua preman tersebut di kantor polisi setempat. Setgelah laporan pria itu selesai dibuat, dia melangkah pulang dengan langkah
“Tak akan ada yang tahu kemana cinta kan melabuhkan dirinya penuh suka cita atau penuh luka dan air mata.” – Vie Junaeni.*****Chapter 56 – Toxic BossMalam itu, Delina terbangun tepat pukul tiga dini hari menuju toilet untuk buang air kecil lalu beralih ke dapur mencari cemilan di dalam kulkas."Lumayan, ada puding susu buat ganjel perut." Delina meraih pudding itu untuk memakannya. Lalu, pandangannya menuju jus apel. Dia menuangkan jus tersebut ke dalam gelas.Abi juga terbangun kala itu dan membuat Delina langsung tersentak.BUG!Siku Delina tak sengaja terantuk dinding saat hendak bersembunyi."Awww sakit!" pekik Delina."Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di situ?" tanya Abi."Aku sedang main petak umpet. Lalu, apa Bos mau ikutan?" tantang Delina dengan kelakarnya yang padahal tak lu
“Hidup pastinya perlu perjuangan, kau hanya bisa memutuskan kemana perjuangan itu akan bertahan atau mati suram.” – Vie Junaeni.*****Chapter 57 - Toxic BossKeesokan harinya seorang dokter masuk ke kamar perawatan Delina.“Selamat pagi!” sapa seorang dokter yang bernama Evan pada Delina. Ia datang bersama seorang suster di sampingnya.“Pagi, Dokter!” jawab Delina.“Bagaimana kondisi Anda, apa Anda masih merasa lemas atau sudah merasa lebih baik?" tanya dokter itu.“Aku sudah merasa lebih baik," jawab Delina menunjukkan deretan gigi rapi dan senyum manis itu.Abi yang terbaring di sofa tiba-tiba terbangun dan langsung menatap ke hadapannya.“Ini krim hidrokortison yang harus dioles ke bagian kaki yang masih memerah ini ya,” ucap dokter itu seraya mengoleskan krim tersebut pada kulit kaki dekat
Cinta datang tiba-tiba tak mengenal waktu dan tempat. Cinta adalah anugerah Yang Maha Kuasa yang harus disyukuri. — Vie.*****Chapter 58Delina sudah tersadar sedari tadi dan memandang ke arah Abi. Pria itu langsung salah tingkah."Kau dengar semuanya?" tanya Abi.Delina hanya tersenyum dan menganggukkan kepala mengiyakan. Abi menggaruk kepalanya meski tak gatal. Ia menjadi salah tingkah ketika gadis itu mengetahui pembicaraan dengan ibunya tadi."Kau mau minum? Apa kau haus? Apa kamu lapar?" tanya Abi."Boleh. Ummm ... aku haus, tapi aku mau teh manis hangat," jawab Delina."Ya sudah tunggu sebentar. Aku akan bilang pada suster dulu. Kau tunggu di sini dulu!" pinta Abi."Iyalah aku tunggu di sini, memangnya aku bisa ke mana? Lihat nih tangan ku saja masih diinfus seperti ini!" protes Delin
“Be someone who is proud to have you.”Chapter 59 – Toxic BossDelina sampai di rumah besar bersama Abi. Nyonya Mia dan ibunya Delina sudah menyambut Delina dengan menghamburkan sebuah pelukan."Bi, tolong suruh mereka bawa semua barang yang ada di mobil ke kamar!" seru Abi."Baik, Tuan."Delina menghampiri wanita yang sudah menjadi senior asisten rumah tangga di rumah besar itu."Bi, aku punya oleh-oleh buat Bibi dan semua asisten di sini," bisik Delina."Wah, terima kasih banyak Nyonya Delina. Makin nggak sabar untuk segera tahu oleh-olehnya.""Jangan panggil aku Nyonya, panggil saja Delina!""Saya tak bisa melakukannya, Nyonya. Sekarang Anda istri dari Tuan Muda, kalau saya masih panggil nama nanti saya dipecat," ujarnya."Hmmm ... ya sudah kalau begitu. Tapi kalau kau
Chapter 60 – Toxic BossMalam itu, Abi kembali dengan kesal. Pertemuannya dengan model seksi itu tak membuahkan hasil. Dia pikir setelah berkali-kali tidur dengan Delina, penyakitnya sudah sembuh. Namun, pria satu menit itu tetap melekat ke padanya.Semua asisten rumah tangga terkena serangan amarahnya. Abi terlihat mengamuk sampai Ibu Susi meminta Delina menenangkan pria itu agar tidak mengganggu istirahat Nonya Mia. Delina menyeret Abi sampai masuk ke dalam kamar. Untungnya Nyonya Mia sudah terlelap karena obat tidur. Ibu Susi memberikan obat pada Nyonya Mia karena sedang sakit."Kau ini kenapa sih, bisanya hanya mengamuk bagai monster?" tanya Delina sambil mendorong Abi ke atas ranjang besar miliknya.“Bukan urusanmu!”“Ini urasanku karena kau – ah sudahlah, tidur saja di situ pakai guling itu sebagai pembatas!" seru Delina."Tetap saja, nanti kalau kau sudah terlelap, guling pemba