Share

Bab 86. Menjemput Amora

Author: Liazta
last update Huling Na-update: 2025-07-12 22:07:30

Sesampainya di depan rumah yang ditempati Amora, Alvaro sempat ragu turun dari mobil. Ia menatap kaca spion, merapikan rambutnya lagi, padahal tak ada yang berantakan.

Lalu ia bergumam, “Ya Tuhan, mengapa aku seperti remaja SMA yang sedang menunggu gebetan keluar rumah?”

Dan saat melihat Amora yang sedang duduk di teras sambil , menggendong Emran yang hanya memakai popok sambil tertawa kecil, Alvaro langsung terpaku.

Hatinya seperti… meleleh.

Bukan. Bukan karena Amora memakai baju indah. Justru karena kesederhanaannya. Rambutnya diikat asal, wajahnya tanpa riasan, tapi senyumnya, hangat sekali.

Alvaro turun dari mobil dengan langkah canggung. “Pagi…”

Amora mengangkat alis, terkejut. “Lho, pak Alvaro? Bukannya yang jemput sopir?”

Alvaro mengangkat bahu, sok santai. “Sopir saya sedang kecapekan. Jadi saya gantiin.”

Pria itu menjawab dengan asal-asalan. Padahal supir keluarganya tidak hanya 2 atau 3 orang saja. Namun tetap saja ia memilih untuk datang sendiri, menjemput Amora dan juga Em
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Melody Lullaby
lah knp bab 85 86 sama critanya buang2 koin doank ini
goodnovel comment avatar
Eka Sari
dauble cerita dalam 2 bab.. ngabisin koin aja !!!
goodnovel comment avatar
Endiyah Haryati
beda judul knp CRT sama??
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 99

    lDari balik tirai jendela ruang tengah, Alvaro berdiri tegap. Ia memperhatikan pemandangan di depan teras rumahnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, antara kagum, bahagia, dan tersentuh. Di sana, Amora duduk bersama kedua anak itu. Emran digendong penuh kasih, sementara Zolin duduk bersila sambil mengangkat wajah ke langit, menantang cahaya matahari pagi.Hatinya menghangat. Ia tidak pernah menyangka, teras rumah yang dulu selalu sunyi kini dipenuhi tawa dan kehangatan.Tanpa pikir panjang, Alvaro pun berbalik. Ia masuk ke kamar, mengganti pakaiannya dengan celana pendek abu-abu dan kaus singlet putih. Ia menyambar kacamata hitam miliknya yang lain, lalu melangkah keluar rumah.Langkahnya tenang, namun wajahnya menyimpan senyum yang sulit ia sembunyikan."Eh? Daddy!" seru Zolin kegirangan, langsung berdiri dan bertepuk tangan kecil. "Daddy pakai kacamata juga? Sama kayak aku!"Amora mendongak, agak terkejut melihat Alvaro tampil santai dan cukup ‘rumahan’. Kesan pria dingin dan t

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 98

    Dewi tidak bisa diam saja. Ia harus melaporkan masalah ini kepada putranya. Miranda benar-benar wanita yang sangat jahat. Ia ingin wanita itu disingkirkan dari keluarga Sanjaya. Gedung perusahaan milik keluarga Sanjaya, tampak megah dan sibuk.Orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusan mereka masing-masing, tak menyadari bahwa seorang wanita paruh baya tengah berdiri ragu di lobi utama.Dewi menggenggam tas kecilnya erat. Wajahnya tegang, namun penuh harap. Ia sudah berdandan rapi pagi ini, berusaha tampil setenang mungkin agar tidak mempermalukan diri di depan putranya. Namun detak jantungnya terus memacu cepat. Tangannya dingin, dan kakinya nyaris gemetar saat melangkah ke meja resepsionis.“Saya ingin bertemu Pak Randy Sanjaya,” ucapnya lirih.Selama ini, Dewi tak pernah harus melapor terlebih dahulu jika ingin bertemu dengan putranya. Namun sejak Randy mengetahui perbuatannya yang keji, hubungan mereka perlahan merenggang. Putranya seakan sengaja menjaga jarak, membuat batas

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 97

    Dalam diam, Amora memperhatikan Alvaro. Pria itu tampak begitu tenang saat memangku Emran. Tangannya sesekali mengusap lembut kepala bayi laki-laki itu, membuat tidurnya semakin pulas. Ada sorot kebahagiaan yang berbeda di wajah Alvaro, hangat dan teduh.“Mommy, kenapa Adik Emran suka tidur terus?” tanya Zolin polos, matanya menatap Emran dengan rasa ingin tahu.Amora tersenyum, lalu menjelaskan dengan lembut, “Karena Adik Emran masih minum obat, Sayang. Obatnya memang membuat dia jadi lebih sering tidur.”Zolin mengangguk mengerti, lalu kembali memandangi adiknya dengan penuh kasih. Awalnya Amora sempat ragu untuk makan banyak. Tapi setelah mencicipi satu suapan, ia tak bisa menahan diri. Makanan itu benar-benar enak, dan tubuhnya yang lelah sebagai ibu menyusui mulai menuntut asupan lebih.Ia pun menambah porsi makanannya, dan mulai makan dengan lebih cepat. Namun baru beberapa suap, suara Alvaro terdengar.“Amora, makannya pelan-pelan saja. Nggak akan ada yang ngambil makanan kam

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 96

    Setelah menyuapi Zolin hingga suapan terakhir, Amora menyeka bibir mungil gadis kecil itu dengan tisu, lalu mengecup ubun-ubunnya penuh sayang. Zolin bersandar di lengannya dengan manja, menguap kecil, lalu memeluk erat pinggang Amora.Di seberang meja, Alvaro sedang memangku Emran. Bayi mungil itu tertidur pulas dalam dekapannya. Wajah Alvaro terlihat begitu tenang, bahkan ada kelembutan yang jarang ditunjukkannya di tempat kerja.Amora melirik ke arah Alvaro. Senyum malu-malu tersungging di wajahnya."Mas, boleh saya pegang Emran lagi? Biar mas bisa makan," ucapnya lirih, merasa tak enak karena sejak tadi terus merepotkan.Namun Alvaro justru menggeleng pelan."Tidak usah," katanya lembut. "Emran sudah tenang, dan aku belum lapar. Kamu saja yang makan, Amora."Amora terdiam. Ia menatap pria itu dengan pandangan tak percaya. Seorang CEO, yang biasanya begitu dingin dan tak tersentuh, kini duduk santai sambil menggendong bayi... demi dirinya."Tapi saya nggak enak, mas.""Tidak apa-ap

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 95. Mendebarkan

    “Kalau Kakak Amora beneran jadi Mommy Olin, Olin boleh panggil Mommy juga nggak?” tanya Zolin polos, dengan mata berbinar dan suara yang lembut penuh harap.Amora nyaris tak mampu berkata-kata. Tenggorokannya tercekat. Ia hanya membalas dengan senyuman tipis, menyuapkan sesendok nasi ke mulut kecil Zolin, lalu membelai lembut rambut gadis kecil itu yang kini bersandar manja di bahunya.“Boleh nggak...?” bisik Zolin lagi, suaranya nyaris tak terdengar, seperti takut harapannya ditolak.Sebelum Amora sempat memberi jawaban, suara tenang namun tegas terdengar dari arah meja makan.“Kalau Amora bersedia, Tante akan sangat bahagia.”Semua menoleh. Yurika, duduk dengan anggun, menatap Amora sambil tersenyum tulus.“Zolin bukan hanya butuh pengasuh,” lanjut Yurika. “Dia butuh sosok yang bisa memberinya pelukan hangat sebelum tidur, menyuapinya dengan sabar, menemaninya di hari-hari penting... Tante melihat itu di kamu, Amora.”Ucapan itu membuat Amora terpaku. Ia tak tahu harus menjawab apa.

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 94

    Setelah Randy mengetahui semuanya sikap putranya itu berubah drastis. Putranya itu terpuruk. Bahkan tubuhnya kian kurus, matanya kehilangan cahaya, dan dari caranya bersikap, Dewi tahu, anaknya itu membencinya.Randy sudah tak lagi memandangnya sebagai ibu. Bahkan untuk sekadar menatap wajahnya saja, ia enggan. Dan kini, Dewi tak lagi diperbolehkan datang ke perusahaan yang dulu ia bangun bersama mendiang Yusuf. Perusahaan itu sekarang milik Randy. Dewi menggenggam cangkir teh yang sudah dingin, berharap panasnya bisa kembali, seperti cinta Randy padanya. Tapi semua telah terlambat. Ia sendirian. Terasing di rumah yang dulu penuh tawa, kini hanya menjadi saksi bisu dari kebodohan dan keserakahannya sendiri. Semua ini karena Miranda. Wanita licik, yang telah memperalatnya.Air matanya jatuh, diam-diam… tanpa suara. Karena ia tahu, tidak ada lagi tempat untuknya di hati Randy.“Mami…” Miranda akhirnya membuka suara, mencoba terdengar tenang. “Apa mami ingat, kapan terakhir Randy pula

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status