Di tengah angin malam yang dingin, Tamara bisa merasakan hangat napas Trevor yang menerpa kulit wajahnya.Bahkan aroma after shave pria itu yang beraroma mint terasa begitu segar bagi penciumannya.Untuk sesaat rasanya seperti Tamara berada dalam balutan nyaman dan aman, seperti bayi koala dalam pelukan induknya yang lembut dan empuk.Tamara seperti melupakan waktu yang berputar di sekelilingnya.Dia menikmati saja kenyamanan dan kehangatan yang membalutnya.Hingga jari Trevor menyentuh pipinya, lalu merayap turun sampai ke dagu.Trevor mengangkat wajah Tamara lalu menatapnya dengan intens. Kedua manik matanya menatap mata Tamara, lalu berpindah ke bibir. Berpindah lagi ke mata, lalu ke bibir Tamara lagi.Pun hal yang sama dilakukan Tamara. Dia menerima tatapan mata Trevor lalu ketika Trevor menatap bibirnya, dia pun menatap bibir Trevor tanpa sadar.Seakan mengandung magnet, Trevor mendekatkan wajahnya, lalu bibir mereka pun semakin mendekat.Ujung bibir Trevor mulai mendarat di ujun
“Ini ... untukmu saja!” seru Tamara seraya meletakkan hasil roti bakarnya di meja.Dia juga mendorong teh hangatnya ke arah Trevor, sebagai tanda bahwa teh nya pun dia berikan pada pria itu.“Kenapa untukku?” tanya Trevor heran.Tamara lalu menatapnya. Untuk pertama kalinya saat itu, dia baru menyadari bahwa Trevor tampil santai, dengan kemeja longgar dan celana pendek.Dia seperti pria kaya di tengah usia yang lagi matang-matangnya, yang siap berlibur dengan kapal pesiar pribadinya.Sungguh sangat berbeda dari penampilannya yang biasa. Trevor yang seperti ini tampak seperti pria biasa, meskipun jenis kehidupan yang dijalaninya tetap terasa mahal.Yang membuat pandangan Tamara tidak fokus adalah kancing kemeja nya yang dibuka sampai nyaris memperlihatkan perutnya.Betapa kokoh dada pria itu membuat Tamara sulit mengalihkan pandangannya.Tapi dia harus beralih dari dada pria itu.Tamara memantapkan mata ke wajah Trevor.“Aku tadi hanya iseng saja membuatnya. Tiba-tiba sekarang, aku mer
Tamara menyandarkan tubuhnya di dinding bathtub. Dia membiarkan otot-otot tubuhnya rileks didalam air hangat.Aroma bunga yang harum dari sabun yang dipakainya cukup membuat pikirannya menjadi sedikit lebih tenang.Tapi ... bagaimana bisa tenang jika dia satu kamar dengan signor satu itu?Ingin dia berlari ke kamar triplet dan bergabung dengan mereka, tapi apa yang harus dia katakan pada anak-anak dan Bibi Beatrice?Jelas-jelas tadi dia sudah bilang bahwa dia tidur di kamarnya sendiri.Tamara hanya tak menyangka jika Trevor bisa senekat ini. Memesan satu presidential suite untuk mereka berdua!‘Aaah, ini lebih rumit dari sekadar kembali tinggal di mansion.’Apa yang bisa dia lakukan untuk malam ini?Tidak mungkin signor satu itu memesan satu kamar untuk mereka berdua tanpa rencana mesum-nya.Bahkan saat Trevor hendak mandi tadi saja, pria itu masih sempat bertanya, “Mau mandi bersama?”Hah!Ingin dia menjawabnya, “In your dream!”Tapi Tamara tidak mengatakan apa-apa, kecuali kedua ma
Tamara kembali terperangah seakan Trevor sedang berbicara bahasa alien padanya.Dia tidak bisa memahami semua yang disampaikan Trevor.Setidaknya apa yang disampaikan Trevor sangat tidak masuk akal baginya.Ditatapnya Trevor dengan keheranan yang begitu besar.“Tapi ... untuk apa, Signor?”Seakan semua kata-kata Trevor tidak masuk akal.“Apanya yang untuk apa?”“Untuk apa kau meminta pada Vicco siapa yang bersamamu 6 tahun lalu?”Kini giliran Trevor yang tidak mengerti kenapa Tamara menanyakan ini semua.“Ya ... untuk kunikahi, untuk menjadi istriku. Untuk apa lagi?”Tamara lagi-lagi terperangah. Menurutnya ini sungguh tak masuk akal.Mereka tidak saling kenal sebelum ini dan Trevor memintanya pada Vicco untuk bisa menikahinya? Sungguh tidak masuk akal!Tamara pun mengangkat tangannya di depan wajah Trevor agar pria itu tidak bicara yang tak masuk akal lagi.Setelahnya, Tamara meninggalkan pantai, kembali menaiki tangga tebing menuju meja tempat mereka makan tadi.Tinggallah Trevor y
Tamara berdecak.‘Yang benar saja! Siapa yang peduli apa pendapatnya!’Itu kata hati Tamara tapi tak ayal dia mengeluhkan sikapnya sendiri. Kenapa juga dia meminta pendapat dari signor satu itu.Sekarang pria itu menjadi besar kepala, kan?Menyebalkan!“Maaf, pendapatmu sangat tidak penting bagiku. Aku hanya tidak terima seakan-akan kau mengatakan anak-anakku adalah sosok yang tangguh karena kau ayah mereka. Aku tidak terima!Kau tidak tahu bagaimana sulitnya aku membesarkan mereka.Tiga anak dalam sekali waktu yang bersamaan!Tiga anak! Kau takkan bisa membayangkannya!Jadi, jangan harap dengan membawa kami ke sini, dengan segala kebaikanmu yang menyelubungi pendekatanmu pada anak-anak ini kau akan berharap bisa mendapatkan mereka, bisa mendapatkan hak asuh mereka, bisa membawa mereka ke mansion dan berkumpul bersama keluargamu, kau salah!Aku tidak akan pernah menyerahkan anak-anakku padamu begitu saja!Dan jika kau berani memaksa mengambil mereka dariku satu kali saja, aku akan mel
Tamara merasakan lirikan Trevor, tapi dia tidak mau menanggapinya.Setidaknya untuk saat ini.Baginya saat ini adalah saat makan. Tidak seharusnya diisi dengan membicarakan seseorang yang lain.Masalahnya, hatinya cukup merasa tak nyaman ketika mereka kembali membahas tentang istri dari signor satu itu.Apalagi, Tamara sudah mengetahui bahwa Lady El adalah Darla.Tamara memang tidak mengetahui alasan kenapa Darla mengubah wajahnya. Dan sungguh suatu kebetulan mereka bisa berada di mansion yang sama untuk beberapa saat lamanya.Dan sekarang, pria yang merupakan suami Darla malah sedang bersamanya, berusaha mendekati anak-anaknya, menyenangkan anak-anaknya.Tamara tak bisa tidak merasa bersalah. Sekalipun Darla pernah melakukan hal yang tak pantas dimaafkan Tamara, tapi tetap saja jika saat ini dia malah bersenang-senang dengan Trevor yang merupakan suami Darla, maka apa beda dirinya dengan Darla saat Darla bersama Vicco.‘Tidak! Tentu saja ini berbeda! Aku tidak merayu Trevor. Sedangka