“Permisi tuan,” sapa Mysel berdiri di depan pintu sedangkan tangannya membawakan segelas air hangat untuk Nicko.
“Masuk!” seru Nicko tidak melihat pada siapa yang datang, ia tampak sibuk dengan ponselnya duduk disandaran ranjang.
Mysel melangkah masuk dirinya teramat canggung dengan suasana seperti ini dimana dirinya berada di dalam satu ruangan yang sama dengan seorang pria asing.
“Taruh dimana tuan?” tanya Mysel sopan.
Seketika membuat Nicko mengangkat pandangannya, matanya menyipit saat dilihatnya Mysel mengenakan daster ungu yang biasa dipakai oleh Inem.
“Taruh dikamar mandi, ya di atas meja lah!” hardik Nicko tidak suka saat Mysel menanyakan hal yang sepatutnya tidak perlu ia tanyakan.
“Maaf tuan,” ucap Mysel dengan nada menyesal.Setelah menaruh gelas berisi air hangat di atas meja, rencananya Mysel hendak berlalu kembali ke kamar untuk melanjutkan istirahat.
“Siapa yang menyuruhmu untuk meninggalkan kamar ini?” bentak Nicko berhasil membuat Mysel terperanjat ketika suara baritone itu menggelegar memenuhi setiap sudut ruang kamar.
Seketika Mysel membalikkan badan, ia menundukkan wajahnya dalam tidak sanggup bersitatap dengan mata elang yang memandangnya dengan pandangan intimidasi.
“Maaf tuan, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Mysel berusaha sebisanya untuk lepas dari tatapan mematikan itu.
Nicko berdiri dari duduknya disandaran ranjang, ia menaruh ponsel yang tadi ia genggam di atas nakas melangkah dan mendekat pada Mysel mebuat gadis itu merasa kakinya bergetar hebat ketakutan.
“Apa tuan arrogan ini akan memakanku?” batin Mysel.
Tiba-tiba Mysel melihat Nicko memperhatikan dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki membuat gadis itu risih dengan pandangan Nicko padanya.
“Kau tidak terlalu buruk, aku suka matamu! Tubuhmu juga tampak indah!” ucap Nicko berhasil membuat Mysel menelan ludah.
“Te, terimakasih tuan atas pujian anda,” jawab Mysel terbata.
“Ya Tuhan apa maksud ucapannya barusan?” batin Mysel, bibirnya bergetar hebat.
Mysel terus melangkah mundur saat Nicko mendekati dirinya dan memepetnya hingga akhirnya Mysel tersandar di dinding kamar tidak bisa lepas dari hadangan tubuh atletis Nicko.
Disaat itu Nicko bisa memperhatikan wajah Mysel dari dekat, wajah oval, mata bundar dengan bulu yang lentik, hidungnya yang kecil mancung, bibir tipisnya dibuat sempurna oleh keindahan dagunya yang lancip. Terlebih rambutnya yang hitam panjang menambah anggun dirinya dengan setiap gerakan yang ia lakukan.
“Kau tidak terlalu buruk,” ucap Nicko sedang tangannya bergerak menyentuh lengan Mysel yang mulus.
“Besok aku akan membelikan gaun yang indah untukmu, dan apa pun yang kau inginkan!” ucap Nicko bicara penuh rayu.
“Terimakasih tuan, dirimu baik sekali,” sahut Mysel mengerti kalau Nicko menginginkan dirinya.
Tentu gadis itu dibuat bingung sebenarnya ada apa dengan tuan arrogan itu dengan mudahnya sekarang bicara lembut padanya.
Mysel memberanikan diri mengangkat pandangannya yang tadi terbenam sedikit mendongakkan wajah ke atas karena Nicko mempunyai postur tubuh yang tinggi.
Mysel mendapati sosok dengan raut wajah yang terpahat nyaris sempurna, membuat matanya tidak berkedip terpesona akan ketampanan wajah tuan arrogan yang berdiri dihadapannya.
Mata dengan pandangan tajam lengkap dengan alis tebal nyaris bersatu, hidung mancung, bibirnya yang sensual membuat Mysel bagai terhipnotis karenanya.
“Kau terpesona akan ketampananku?” tanya Nicko membuat Mysel gelagapan saat tersadar dirinya dari tadi membuka mulut dan melongo melihat pemandangan indah di depan matanya.
“Kenapa dirimu tampak risih?” tanya Nicko dengan matanya yang ia sipitkan.
“Kalau kau mau menuruti apa yang aku minta maka aku berjanji akan memberikan apa yang kau inginkan,” ucap Nicko sedang tangannya tidak henti membelai bahu Mysel yang mengenakan daster tanpa lengan.
“Mari kita menghabiskan malam bersama,” bisik Nicko di belakang daun telinga Mysel membuat bulu-bulu halus di sana seketika berdiri dibuatnya.
Sebelumnya Mysel telah meneguhkan hati untuk tidak lagi menjual dirinya pada pria mana pun, termasuk Nicko pria tampan dengan segala pesona yang ia miliki.
“Maafkan aku tuan, aku tidak bisa. Aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melakukannya lagi,” balas Mysel memundurkan wajahnya saat Nicko berusaha untuk mencumbu dirinya.
Mendengar jawaban Mysel berhasil membuat Nicko meradang, baru kali ini ia ditolak oleh seorang gadis dan yang lebih parahnya lagi dia adalah gadis panggilan.
“Sombong sekali kau, padahal kau sebelumnya wanita malam bukan? beraninya menolak diriku!” teriak Nicko penuh amarah.
Mysel hanya bisa menundukan wajahnya dalam walau hatinya sakit tapi ia tetap bertahan dirumah itu karena dirinya tidak punya uang sedikit pun jika harus pergi dari sana.
“Maafkan aku tuan,” ucap Mysel penuh sesal.
“Seorang pelacur pakai jual mahal segala!” umpat Nicko tidak memikirkan sedikit pun rasa sakit yang ditanggung oleh Mysel mendengar kata-katanya.
Seketika wajah tampan Nicko berubah merah padam ia sakit hati atas penolakan Mysel atas permintaannya.
“Seharusnya kau bersyukur karena aku mengajakmu menghabiskan malam bersama, kau tahu? Diluar sana ribuan gadis menunggu diriku untuk mau tidur dengan mereka,” ucap Nicko merasa dirinya direndahkan oleh penolakan Mysel.
“Sekali lagi maafkan aku tuan,” ucap Mysel, wajahnya tampak ketakutan.
“Dasar wanita tidak tahu balas budi sudah diselamatkan dari preman tadi malah berani kurang ajar!” lagi Nicko mengumpat.
Nicko kembali maju setelah tadi mundur beberapa langkah dari Mysel, ia berusaha menciumi leher jenjang gadis itu dengan sangat kasar, alhasil membuat Mysel tanpa segan mendorong tubuh atletis Nicko dengan kasar hingga tubuh itu kembali mundur beberapa langkah ke belakang.
Mysel meringkuk setelah melakukan itu, dirinya membenamkan kepala dikedua lututnya. Gadis itu tampak ketakutan, tubuhnya berguncang hebat jelas terlihat kalau dirinya mempunya trauma mendalam atas kekerasan dalam seks, itu yang bisa dibaca oleh Nicko saat itu.
Nicko tertegun, dirinya tidak pernah menduga kalau Mysel akan menolak padahal tadi ia hanya berniat untuk mempermainkan gadis itu jika gadis itu menolak maka dia akan dibiarkan tetap tinggal sebagai seorang pembantu. Tapi jika gadis itu menerima maka tidak segan saat itu juga Nicko akan mengusirnya.
“Setidaknya dia tidak seburuk yang aku bayangkan,” gumam Nicko tidak henti memperhatikan Mysel yang tampak ketakutan.
“Mungkin wanita itu memang sudah berniat untuk bertobat, jika tidak mana mungkin dia menolak untuk menghabiskan malam denganku, pria tertampan dimuka bumi ini,” batin Nicko melipat kedua tangannya di dada.
Bukan berarti Nicko akan bersikap baik pada Mysel setelah itu, ini hanya salah satu ujian untuk Mysel darinya beruntung gadis itu tidak terjebak dalam permainan Nicko yang merayu dengan mengiming-imingi dengan uang.
Jauh di lubuk hati Nicko yang paling dalam dirinya tentu merasa kasihan pada Mysel, tapi di sisi lain is sudah terlanjur benci pada wanita yang menurutnya hanya bisa menyakiti hatinya, sakit hati dan kecewanya atas pengkianantan Noury mantan kekasihnya telah membuat sudut pandang Nicko berubah mengenai wanita, sejak itu semua wanita dimata Nicko sama, yaitu sama-sama jahat, tukang selingkuh dan tukang tipu terlebih Mysel yang latar belakangnya pernah menjadi wanita panggilan, membuat Nicko tidak mudah percaya padanya meski malam ini Mysel telah lolos satu ujian.
“Gandeng tanganku!” perintah Nicko.“Ba, baik tuan!” Mysel menurut saja.Mysel melempar pandangan ke setiap sudut, pesta mewah itu dihadiri orang-orang kelas atas terlihat jelas dari penampilan mereka yang glamour.“Mysel, bermanjalah! Semua orang memperhatikan kita,” bisik Nicko.“Iya tuan,” lagi Mysel menurut, menikmati permainan dalam kepura-puraan antara dirinya dan Nicko.Semua mata tertuju pada pasangan yang baru saja menginjakkan kaki di ballroom hotel berbintang dimana pesta ulang tahun tuan Jack baru saja dimulai.Melihat Nicko datang tuan Jack langsung menghampiri anak sahabatnya itu.“Hai Nicko,” sapa tuan Jack, pria paruh baya itu mengambangkan senyum hangat dan menjabat tangan Nicko. Tubuhnya sedikit gemuk, dia tampak lebih muda dari umur sebenarnya.“selamat ulang tahun tuan!” ucap Nicko memberi selamat.“Terimakasih, berapa kali om bilang panggil om jangan tuan,” ucap Jack mengingatkan.“Maaf, om,” kedu
“Bantu aku!” perintah Nicko pada Mysel yang sedari tadi menundukkan wajahnya dalam.“Ba, baik tuan,” Mysel segera mendekat, entah kenapa dadanya berdegup sepuluh kali lebih kencang dari biasanya tatkala Nicko menatapnya selekat itu.Mysel mulai mengancingi kemeja putih Nicko satu persatu, jemari lentik itu gemetaran tidak tahu sebab pastinya kenapa begitu. Hembusan napas Nicko bisa dirasakan Mysel, untuk mengancingi kemeja saja ia butuh waktu yang lama.“Ya Tuhan, kenapa aku segrogi ini?” batin Mysel.Setelah selesai, Nicko memakai Jas hitam yang ditinggalkan Tata tadi di atas ranjang lalu ia kembali bersuara.“Pasangkan sepatuku!” perintahnya lagi, Nicko duduk dipinggir ranjang.Mysel menaruh tas tangan yang tadi ia pegang di atas ranjang bergegas membungkuk, dari tempat duduknya Nicko dengan leluasa menjelajahi dada Mysel yang mulus membuat mata sebelumnya 5 watt menjadi 100 watt dalam waktu singkat.Seketika jiwa muda Nicko memburu, keind
“Saat itu aku berumur 23 tahun ketika diangkat jadi sekretaris sekaligus orang kepercayaan tuan Nicko, aku satu tahun lebih muda darinya. Sekarang umurku 28 dan tuan Nicko 29 tahun, awal pertemuan kami di kantor aku hanya karyawan biasa yang beruntung bisa ikut sampai di sini bersamanya,” terang Jerry.“Aku sempat berpikir kalau tuan Jerry dan tuan Nicko bersaudara, sepupu misalnya,” ungkap Mysel, ia memperhatikan Jerry lekat.“Bukan, aku hanya orang biasa yang beruntung bisa menjadi sekretaris Nicko,” timpalnya.Mysel mengangguk ringan mendengar penjelasan Jerry.“Keluarga anda tuan?” tanya Mysel.Sejenak berhasil membuat Jerry terdiam dan berkaca-kaca tatkala Mysel menanyakan seputar keluarganya.“Ayah dan ibuku sudah lama meninggal dalam sebuah kecelakaan, setelah itu aku tinggal bersama bibikku. Tidak ingin menyusahkan mereka lebih lama setelah tamat sekolah aku memutuskan merantau, berbekal ijazah sekolah menengah kejuruan bidang administrasi
“Besok malam kau temani aku datang ke pesta ulang tahun tuan Jackson,” ucap Nicko.“Pesta? Tapi kenapa harus aku?” tanya Mysel tidak mengerti.“Tuan maafkan aku, aku tidak biasa datang dipesta kelas atas,” imbuh Mysel memelas.Mendengar Mysel menolak ajakannya Nicko tampak geram, wajahnya yang tadi bersahabat berubah drastis seperti mula waktu pertama mereka bertemu. Mysel menundukkan wajahnya.“Dia menolak?” gumam Nicko tidak percaya.“Maaf tuan, tapi nanti apa kata orang-orang kalau mereka tahu anda datang bersama bekas wanita malam?” ucap Mysel lirih merasa dirinya begitu rendah jika mengingat malam yang pernah ia lalui ketika menjadi anak asuh Jamil.Nicko menghela napas panjang seraya menggelengkan kepala.“Tidak mungkin orang-orang tahu kalau kamu tidak memberitahu!” ucap Nicko, ia kesal akan kepolosan Mysel.Mysel tertegun apa yang dikatakan Nicko benar juga, orang lain tidak mungkin tahu kalau dirinya tidak memberitahu.“
“Biasanya meja ini hanya kita berdua, tapi sekarang berbeda rasanya penuh warna tidak lagi sepi,” ucap Jerry seraya meneguk air putih digelasnya.Hening, tidak ada jawabana berarti dari Nicko.“Tuan, kapan nyonya besar dan tuan besar kembali pulang ke Indonesia?” tanya Inem ingin tahu.“Aku juga belum telpon mama, paling tidak dalam minggu-minggu ini,” sahut Nicko tersenyum pada Inem yang mulai mengemasi piring-piring kotor.Semua orang telah selesai makan tapi tidak dengan Mysel ia sangat menikmati makan malamnya dengan lahap sedangkan Nicko memperhatikan gadis itu dengan perasaaan berkecamuk.“Mysel kamu tahu? Masakan Inem sangatlah enak, apa kau bisa memasak?” tanya Nicko mengalihkan perhatian Mysel dari piringnya.“Bisa tuan, tapi aku tidak yakin masakanku lebih enak dari Inem,” sahut Mysel sambil memahat senyum dibibirnya.Nicko enggan berlalu dari meja makan sebelum Mysel selesai, saat dipastikannya Mysel telah siap Nicko langsung perg
Malam harinya setelah Mysel merasa jauh lebih baik ia kembali ke kamarnya, ia duduk dipinggir ranjang dengan pikiran menerawang. Jauh dalam hatinya Mysel saat ini menghadapi dilema yang teramat padahal sebelumnya ia berniat untuk pulang kampung menemui ayah dan ibunya menceritakan semua kejahatan yang telah dilakukan Jamil padanya, tapi seketika niat itu ia urungkan setelah hati dan pikirannya tenang karena dengan menceritakan semuanya akan membuat orang tuanya sedih dan kecewa mendengar kabar yang ia bawa.“Mana mungkin aku pulang dan menciritakan pada ayah dan ibu? Pasti mereka bersedih sebaiknya aku mencari pekerjaan dikota ini dan uangnya akan kukirim untuk ayah dan ibu dikampung,” batin Mysel.Tekad Mysel yang semula bulat sekarang tidak lagi, ia memilih untuk bertahan dikota yang keras ini dan mencari pekerjaan.“Tapi bagaimana kalau sampai Jamil menemukan aku lagi?” tiba-tiba Mysel kepikiran tentang Jamil yang telah menjual dirinya pada pria hidung belang.