Share

Bab. 45

Author: Disi77
last update Huling Na-update: 2025-08-11 23:51:57

Claire mendesis kesal. Mereka tersudut dan terkepung. Suara derap langkah sepatu pantofel semakin mendekat dari segala arah.

Charlie langsung menolak panggilan dan mengaktifkan mode senyap. Napas keduanya terputus-putus, tapi akal dan pikiran bekerja lebih cepat, mencari cara untuk meloloskan diri di antara mobil-mobil yang berdekatan. Hingga akhirnya tatapan Claire tertuju pada kerikil kecil di dekat kakinya.

“Charlie, buat kekacauan besar!” seru Claire memberi perintah tanpa suara.

Pikiran keduanya seolah sudah terhubung. Tanpa memberi penjelasan, Charlie mengangguk mengerti. Dengan gerakan cepat, keduanya meraih beberapa batu kelikir, lalu bersamaan melemparnya ke arah mobil-mobil di sekitar mereka.

Seketika alarm kendaraan di sana berbunyi saling bersahutan. Cukup untuk mengecoh fokus para pria yang mengejar keduanya. Detik berikutnya napas kedua bocah kecil itu tertahan. Tatapan mata mereka tertuju pada ujung sepatu pantofel yang mengintip di kedua sisi mobil tempat mereka bersem
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 45

    Claire mendesis kesal. Mereka tersudut dan terkepung. Suara derap langkah sepatu pantofel semakin mendekat dari segala arah.Charlie langsung menolak panggilan dan mengaktifkan mode senyap. Napas keduanya terputus-putus, tapi akal dan pikiran bekerja lebih cepat, mencari cara untuk meloloskan diri di antara mobil-mobil yang berdekatan. Hingga akhirnya tatapan Claire tertuju pada kerikil kecil di dekat kakinya.“Charlie, buat kekacauan besar!” seru Claire memberi perintah tanpa suara.Pikiran keduanya seolah sudah terhubung. Tanpa memberi penjelasan, Charlie mengangguk mengerti. Dengan gerakan cepat, keduanya meraih beberapa batu kelikir, lalu bersamaan melemparnya ke arah mobil-mobil di sekitar mereka.Seketika alarm kendaraan di sana berbunyi saling bersahutan. Cukup untuk mengecoh fokus para pria yang mengejar keduanya. Detik berikutnya napas kedua bocah kecil itu tertahan. Tatapan mata mereka tertuju pada ujung sepatu pantofel yang mengintip di kedua sisi mobil tempat mereka bersem

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 44

    “Berhenti kalian! Dasar anak-anak merepotkan,” serunya, tapi Charlie justru membelok cepat melewati troli makanan yang terparkir di sisi lorong. Tangan kecil Charlie sengaja mendorong troli itu, membuat piring dan gelas bergerak jatuh, menghantam lantai. Suara pecahan kaca membuat pria itu berhenti sepersekian detik, cukup bagi Charlie untuk menyelinap di balik pintu setengah terbuka. Napasnya tertahan, dadanya naik-turun cepat. Dari celah pintu, ia bisa melihat pria itu kebingungan, menoleh ke dua arah.Sementara itu, Claire menerobos lorong sempit yang mengarah ke dapur. Aroma tajam bumbu masakan bercampur asap panas langsung terhirup. Para koki menoleh kaget, dan saling berteriak panik.“Hei, sedang apa kamu masuk ke mari? Ini dapur, bukan taman bermain!”Akan tetapi Claire tak berhenti. Ia meraih nampan besar dari meja dekat pintu dapur dan melemparkannya ke belakang tanpa melihat. Benturan logam dengan lantai menghasilkan dentang keras, cukup untuk menghambat langkah pria yang m

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 43

    “Daniel Calley,” gumam Gia mengenali sosok tersebut.Gia lantas tersenyum miring. Tatapannya mengamati situasi. Satu kesimpulan yang dicerna akal dan pikirannya.“Maaf, aku sama sekali tak ada kaitannya dengan Raymond Anderson,” ucap Gia santai dan lantang.Senyum Gia memudar, tetapi tubuhnya terhenti. Dia merasakan seseorang mendekat dari arah belakang dan langsung membuat naluri waspada bekerja. Belum sempat menoleh, sebuah tangan mencengkeram pergelangan dan bahunya bersamaan. Gerakan sosok tersebut terlalu cepat, hingga Gia tak sempat berontak. Bahkan tenaganya begitu kuat, hingga otot dan tulangnya seperti diremukkan paksa. Detik berikutnya, sebuah tangan langsung membekap mulut Gia sebelum sempat menjerit. Aroma menyengat menusuk hidung. Bau tajam kimiawi yang memabukkan. Refleks tubuhnya melawan, tapi tenaganya kalah jauh. “Lepaskan!” Sayangnya, suaranya tak terdengar jelas. Matanya mulai berkunang dan indera pendengarannya mulai terdengar samar. Ekor matanya tertuju pada r

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab.42

    Ray berbelok saat di pertigaan lorong menuju lobi. Tubuhnya lantas merapat ke dinding, tetapi ekor matanya tertuju pada arah lain. Senyum tipis mengikuti langkah Gia yang masuk dengan langkah terburu.Wanita itu terlalu panik, hingga tak menyadari Ray bersembunyi dan mengamatinya diam di sana. Namun, Ray langsung bergegas pergi. Dia tak perlu membuat keributan dan mungkin saja memancing kemarahan Gia.Tak perlu terburu-buru, pikirnya. Ray begitu percaya diri, bisa menaklukan hati Gia dan anak-anaknya. Sementara Charlie dan Claire langsung menghambur saat melihat sosok ibunya muncul di balik pintu.“Maafkan Ibu, datang terlambat,” ucap Gia panik. Ekor matanya mengedar, mencari keberadaan Ray.Setelah rasa cemas dan paniknya menghilang, Gia melepaskan pelukan keduanya. Dia lantas berjongkok, mensejajarkan tinggi si Kembar. Tatapannya menyelidik dan hati-hati.“Kalian tidak apa-apa? Tidak terluka?” cecarnya memastikan.Serentak keduanya mengangguk kompak lalu tersenyum. Namun, tatapan me

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 41

    "Kenapa kamu mencari ibuku?" Charlie bertanya pada Ray dan mengabaikan teguran saudari kembarnya.Ray tersenyum puas. Charlie menunjukkan sifat tertarik pada dirinya. Sementara Claire tetap memberikan tatapan tak suka dan curiga padanya.Keduanya benar-benar mewarisi sifat dirinya dan juga Gia. Charlie yang berhati lembut dan selalu penuh pertimbangan. Sedangkan Claire penuh kehati-hatian, seperti dirinya dan tak mudah percaya pada orang baru. Tak salah lagi, mereka memang anak-anaknya."Aku pernah melakukan kesalahan yang besar sekali dan mungkin tak termaafkan. Setelah Ibu kalian pergi, aku baru menyadarinya dan aku menyesal," ungkap Ray jujur."Itu hanyalah alasan orang-orang bodoh!" celetuk Claire sinis.Charlie menyikut kasar lengan saudarinya dan langsung mendapatkan pelototan protes Claire. "Apa? Aku benarkan? Itu hanya alasan klise. Dia pasti selalu bersikap angkuh dan arogan ... itulah sebabnya Ibu pergi," ujarnya beralasan."Kamu benar, Nak. Aku memang angkuh, sombong dan ar

  • Tuan CEO, Istri Cacatmu Genius   Bab. 40

    “Tuan, Ray. Apa yang membawamu kemari?” tanya seorang wanita berusia sekitar 40 tahun, pakaiannya tampak formal dengan riasan yang sedikit tebal dan lipstik merah merona.Senyum Ray mengemang sempurna. Dia mengenali wanita itu yang merupakan kepala sekolah tempat si kembar berada. Ray sengaja memasuki sekolah setelah semua anak-anak pulang dan dia tak melihat keberadaan Gia.Bukan itu saja, Ray melihat si Kembar bersembunyi di ruang guru. Mereka pasti menghindari dirinya dan menunggu Gia menjemput. Ray pantang menyerah untuk mendekati si Kembar dan ini adalah kesempatan yang tepat menurutnya. Dia datang lebih awal.“Oh, Bu Jenny. Aku ingin menemui seseorang di sini, tetapi sepertinya mengalami kesulitan.” Ray bertanya dengan nada penuh ketertarikan.“Siapa dia?” tanya wanita bernama Jenny itu.Ray menggaruk ujung alisnya sebelum menjawab. Lalu melirik ke ruangan tempat si Kembar melihat. Dia sudah mengamatinya sejak tadi dan beruntungnya mengenal kepala sekolah itu.“Guru yang mengaja

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status