Share

BAB 170. Pesan Terakhir Darman.

Rasa bersalah Ratih di dalam hatinya membuatnya ingin segera menyusul Deva. Sesampainya di sana, Ratih tidak perduli saat melihat Deva berada di dalam ruangan meeting.

Betapa terkejutnya Deva saat melihat Ratih meringsek masuk lalu memeluknya dengan erat, dan melumat lembut bibir Deva cukup lama hingga membuat para dewan direksi tersenyum dan menundukkan kepalanya.

Walau malu, tapi Deva merasa tersanjung dengan perbuatan Ratih yang tidak terduga itu. “Ratih, aku sedang rapat, Sayang. Apa kamu tidak bisa menungguku sampai di rumah saja?” bisik Deva tersipu malu.

“Terima kasih karena kamu selalu ada untuk ayah dan bundaku, selama ini Deva. Aku, mencintaimu,” ucap Ratih sambil mengeratkan pelukannya.

Mendengarnya hati Deva langsung luruh. “Kita ke rumah ayah sekarang?” tawar Deva membuat Ratih melepaskan pelukannya.

“Tidak, kamu rapat saja dulu. Kita bisa bicarakan hal ini nanti,” jawab Ratih tidak enak karena sudah mengganggu suaminya bekerja.

“Tidak apa, Ratih. Pergilah bersama, Deva.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status