Tuan MudaBab29 Lili mengabaikan sarkasme Aluna, dia berdiri dari tempat duduknya. "Ayah, apakah ini benar? Jika ayah akan meresmikan hubunganku dengan William?" "Tentu saja." Welas menjawab dengan cepat. "Saya akan mengundang mereka untuk makan malam, sebelum William kembali ke Monarki, saya akan mengundang keluarga mereka untuk makan malam." "Ya, Aku Mencintaimu Ayah!" kata Aluna senang. Lili yang berjalan pelan, meninggalkan ruang makan, mendengar dengan jelas rencana Welas. Dia pergi ke kamarnya di lantai 2 dan menutup kamar, lalu mengunci pintu. Hati wanita itu sekarang marah, haruskah dia kalah dua kali? Dalam hal cinta. Apakah ini takdir, untuk hidup dengan lelaki tua itu? Ah, Lili bergidik, jika aku harus mengingatnya. Lili meraih ponselnya, dan mulai mencoba menghubungi William. Wanita itu terus mencari taktik, untuk menggagalkan rencana Welas yang berniat mengadakan pertemuan keluarga dengan Wiliam. Sayangnya, panggilan telepon Lili tidak mendapat jawaban. Dia sangat
Bab30 "Dimana dia?" tanya Lili, ketika berjalan menuju pintu utama gedung tua yang besar di tengah hutan. Gedung tua yang dulunya merupakan rumah laboratorium Jordan Catwalk. Gedung yang dalamnya sudah banyak bangunan yang rusak dan kotor. Tetapi Lili merubah dalam bangunan itu kembali layaknya laboratorium yang lebih canggih lagi, dengan beberapa ilmuan juga Dokter yang terbaik. Meskipun dari luar, bangunan tua itu nampak jelek dan kotor. Semenjak kejadiaan na'as keluarga Catwalk. Diana Catwalk mau pun keluarga besarnya yang tersisa, tidak pernah datang berkunjung ke rumah lab itu lagi. "Dia di dalam," sahut penjaga keamanan, yang Lili utus untuk menculik Aluna Welas. "Seperti perintah anda, saya juga telah memalsukan kematian Diana Catwalk. Publik sudah ramai membuat pemberitaannya, setelah menemukan mayat yang telah kami manipulasi," jelas anak buah Lili. "Bagus! Bagaimana keadaan wanita itu?" "Dia baik- baik saja. Mari ikut saya, Dokter menunggu anda di dalam. Kita harus
Bab 31 "Selamatkan dia!" William memerintahkan. "Peralatan di tempat ini tidak cukup! Kita harus menerbangkannya ke Negeri Awan." "Kamu jaga dia dan tetap dapatkan hatinya. Soal Aluna Welas, biar aku yang tangani." "Oke, aku percaya kalian semua," kata William. Kondisi Lili yang sangat lemah mengharuskannya mendapatkan perawatan khusus, dengan peralatan yang lengkap dan canggih, serta ditangani oleh dokter yang memiliki ilmu ketuhanan yang terpercaya. Setelah melalui masa kritis, kini kondisi Lili mengalami kemajuan. William pun senang, karena semua cita-cita dan rencananya bisa ia jalankan kembali. Meski mengaku, jauh di lubuk hatinya, dia sangat khawatir dengan nasib Aluna Welas yang terkena suntikan tersebut. Menurut para ilmuwan yang mencampur cairan itu, organ Aluna Welas tidak akan cukup kuat untuk bertahan lebih dari 10 tahun. Kondisi mental dan emosionalnya semakin kuat. Jika Aluna Welas marah, maka satu per satu jaringan di tubuhnya rusak. Namun kekuatan dan kekuatan
Bab32 "Apakah kau bersungguh- sungguh?" tanya Wiliam memastikan kebenaran ucapan Lili. "Tentu saja! Secepatnya akan diurus pengacaraku, jika kamu siap menikahiku dan menanggung resiko berhadapan dengan Welas." Wiliam tersenyum. "Mungkin aku tidak salah pilih. Kuharap kamu bisa segera sembuh dan mewujudkan semua impianmu itu." "Tentu saja! Aku harus segera sembuh." Hati Lili berbunga- bunga. Apapun akan Lili lakukan untuk mencapai kebahagiaan, wanita berusia 38 tahun ini begitu antusias dalam mencapai tujuannya. Lili hanya ingin bahagia dan melepas masa jenuh yang selama ini dia rasakan. Sementara di kediaman Welas, lelaki tua itu sangat murka pada Lili. "Jonas, katakan padaku, dimana Lili dan Wiliam?" bentak Welas, merasa snagat kesal dengan menghilangnya jejak Lili. "Aku tidak begitu tahu, Ketua. Aku hanya berfokus, untuk menyelamatkan Aluna, tanpa mengingat lagi keberadaan Wiliam mau pun Lili." "Untuk apa Ayah mencari wanita itu lagi? Dia menghancurkan hidupku, Ayah." Aluna W
Bab33 "Baiklah! Sudah selesai semuanya." Wiliam berdiri. "Tuan." Tamson Morgen pun ikut berdiri. Wiliam memandang Tamson dengan heran. "Maaf! Tolong jelaskan pada kami, siapakah anda sebenarnya," pinta Tamson, membuat Lili bingung. Wiliam menatap Tamson. "Apa maksudmu?" "Tuan! Anda jangan berlebihan pada kekasih saya," pinta Lili. "Tuan yang mengaku dirinya Wiliam, mengapa mengenakan cincin pewaris Tuan Mose." Semua terkejut mendengar ucapan Tamson. "Jika anda ada hubungannya dengan kematian Tuan kami, Jeremy Mose! Maka langkah anda akan terhenti di depan pintu istana besar ini." Tamson memanggil bagian keamanan. 10.000 orang berpakaian hitam berdiri, tepat di depan istana yang Lili tempati. "Hari ini, pernyataan anda akan kami jadikan barang bukti dan menyiarkan ke seluruh dunia, tentang lenyapnya Tuan kami yang tanpa jasad." Beberapa paparazi memasuki istana Lili dan mulai merekam pernyataan Wiliam. Wiliam berusaha tenang dan memikirkan matang-matang jawabannya. Lili
Bab34 "Kamu jahat! Jahat ...." Lili berteriak histeris. "Kamu yang mulai." Wiliam berkata dingin. "Kupikir aku telah bahagia, dan mendapatkan cinta dalam hidup. Ternyata aku salah, aku hanyalah orang bodoh, yang tidak sadar sedang menghadapi seorang musuh." "Haha, ya, kau adalah yang paling bodoh. Bertahun- tahun, menjadi simpanan Paman. Kemudian, menjadi simpanan Welas, kau sangat menjijikkan." "Stop! Kau tidak berhak menghinaku seperti itu, Jeremy." Wiliam terkekeh. "Aku bukan lagi Jeremy, semenjak tangan mulusmu ini mengubah takdirku menjadi orang lain. Jeremy telah mati sesuai dengan maumu, lelaki di depan kamu sekarang ini, adalah Wiliam Welas dari Negeri Fantasy. Oke." Lili mendengkus. "Seharusnya kau memberikanku kesempatan." "Kesempatan apa? Kesempatan untuk melenyapkan aku lagi. Dalam hati kecilmu, aku tahu, kau mencintai Roberto Mose. Jeremy hanya bagian dari masa lalu, sehingga tangan mulus ini," Wiliam menunjuk tangan Lili. "Tangan mulus ini dengan tenangnya mereng
Bab35 Plakkk .... tamparan keras mendapat di wajah Jonas Welas. "Apa tujuanmu?" tanya Welas kepada Jonas. Jonas yang tidak berdaya melawan, dengan tangan terikat kencang di kedua tiang ruangan. Helaan napas berat, sembari menatap sendu mata Welas yang kini tengah marah. "Sungguh aku tidak sengaja melakukannya pada Wiliam. Dan jujur, aku iri pada Wiliam, karena Aluna Welas lebih menyukainya. Padahal, aku lebih hebat dalam segala hal, juga fisik." Welas mendengkus. "Konyol sekali. Kemudian tujuanmu menjadikan Jeremy Mose sebagai Wiliam itu apa?" tanya Welas kembali. "Aku sungguh tidak tahu, bahwa dia Jeremy Mose. Yang aku tahu, dia dendam dengan Lili dan meminta bantuanku, ketika aku memintanya untuk berpura-pura menjadi Wiliam, dia menyanggupi. Sungguh, aku hanya tidak ingin Ibu marah dan tahu kematian Wiliam." "Kau bodoh! Dan sekarang, seluruh dunia tahu kejahatanmu. Kau mencoreng nama besar Welas dan membuat aku kehilangan wajah di mata dunia." "Maaf," lirih Jonas. "Pengawal
Bab43 Perjalanan malam secara rahasia, membawa Aluna meninggalkan Negeri Fantasy, dengan menggunakan pesawat zet pribadi. Hati Aluna Welas abu-abu. Kadang dia meringis menahan sakit di hati, membayangkan sesuatu yang memilukan sembari memusut pelan perutnya yang masih rata. "Kita akan berjuang sama-sama, sayang. Meskipun tanpa Ayah, Ibu akan selalu merawat kalian dengan baik. Sehat dan segeralah lahir ke dunia ini, temani hari Ibu melawan sepi. Semua ini Ibu lakukan, semata-mata demi kalian, oke." Aluna Welas bergumam dalam hati, sembari tersenyum kecil. Welas sendiri, sudah berjanji, akan memberikan fasilitas terbaik untuk anak dan cucunya kelak, selama tinggal di Negeri Awan. Aluna merasa kesal, jika teringat bayangan sang Ayah, yang begitu kekeuh menginginkan kepergiannya dari kota kelahirannya tersebut. "Baik-baik di sana. Ingat janji kamu, harus menyelesaikan pendidikan dengan baik." "Iya, Ayah." Ucapan Welas mengiringi perjalanan panjang Aluna. Sulit dia pahami, mengapa