Share

22. YANG TERLEWATKAN

Perlahan tapi pasti, efek dari skill Arya itu mampu membuat pertahanan Belphegor runtuh. Arya menggelantung, sambil memegang gagang pedangnya yang sedang menancap pada dada sang iblis.

‘Mati! Mati!’ batin Arya dendam.

“Sialan kau anak so suci! Aku benci padamu, Arya!” raung Belphegor. Ia menatap mata anak laki-laki yang sedang terbakar oleh perasaan marahnya.

“Emangnya gue nggak benci sama lo? Sialan emang, setan!” hardik Arya tak mau kalah. Kemudian dia memutar gagang pedangnya dan mendorongnya semakin dalam.

“Aaaakk!” erang Belphegor kesakitan. Jantungnya kini sudah benar-benar terbakar, dia merasakan panas mulai menjalar pada bagian terdalam tubuhnya.

Belphegor bergetar hebat, lututnya kini terasa lemas. Dia sudah tidak mampu menahan rasa sakit yang diterimanya. Seketika lututnya itu menghantam tanah dan terjadi getaran yang sangat dahsyat.

Pemain lain berteriak—panik, ketika mendapati

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status