Share

151 Lamaran

Jenar ingin sekali mengusirnya, tetapi dia tidak tega melakukan itu. Bukan soal Julio, tetapi bagaimana perasaan putranya?

"Dia tampan sekali," gumam Julio sembari mengusap lembut pipi putranya dengan ujung jarinya. "Dia mirip denganmu."

Jenar hanya berdiri di ambang pintu. Kepalanya sesekali menunduk, padahal dia tidak salah apapun.

"Sudah memberi nama?" tanyanya. Julio menoleh ke arah Jenar.

Jenar menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu nama yang bagus untuk dia."

Julio terkekeh. "Lalu selama ini kamu memanggilnya bagaimana?"

Jenar lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Sekarang dia tidak berucap sepatah kata pun.

Julio menatap putranya lagi. "Bolehkah aku yang memberi nama? Aku sudah memikirkannya sejak turun dari pesawat."

"Perjalanan kemari aku menyusun nama panjang untuknya," kata Julio lagi. Keduanya saling memandang.

Jenar manggut-manggut. "Itu adalah putramu juga."

"Bayu Kalandra Joe." Julian menoleh pada Jenar lagi. "Kita bisa memanggilnya Bayu."

Jenar langsung mengembangkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status