Beranda / Urban / Tukang Bakso Jadi Miliarder / 132 – Dalam Bayang Masa Lalu dan Api Masa Depan

Share

132 – Dalam Bayang Masa Lalu dan Api Masa Depan

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 20:58:52

Cahaya biru monitor membasahi ruangan hampa itu, seperti sorot rembulan di tengah gurun digital. Di antara riuh sunyi server dan denyut listrik statis, Ghenadie terbangun.

Kepalanya masih menempel pada meja kaca cerdas yang kini menyala lembut dengan skema penghancuran ekonomi Eurasia Tengah. Algoritma pemutus suplai, sabotase pasar crypto, dan perang dagang otomatis—semua tersusun rapi. Terlalu rapi.

Ia bangkit pelan. Mata merahnya menyapu ruangan. Robot-robot pelayan mini tidur dalam mode siaga, dan hanya detak jam biometrik di tangannya yang memberi kesan bahwa waktu masih bergerak.

Namun yang menghantam dadanya bukanlah beban tugas, melainkan... mimpi itu.

Suara lembut bergema bagai gema dari liang waktu saat ibunya muncul dalam mimpi, rambutnya mengambang dalam hembus angin taman tua mereka di Moldova, dan aroma roti hangat menari dalam udara kenangan. “Ghenadie…”

Ibunya menatapnya dengan mata penuh harap, seolah waktu tak pernah memisahkan. “Pulanglah, fiiiul meu… Bahkan jika du
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   132 – Dalam Bayang Masa Lalu dan Api Masa Depan

    Cahaya biru monitor membasahi ruangan hampa itu, seperti sorot rembulan di tengah gurun digital. Di antara riuh sunyi server dan denyut listrik statis, Ghenadie terbangun.Kepalanya masih menempel pada meja kaca cerdas yang kini menyala lembut dengan skema penghancuran ekonomi Eurasia Tengah. Algoritma pemutus suplai, sabotase pasar crypto, dan perang dagang otomatis—semua tersusun rapi. Terlalu rapi.Ia bangkit pelan. Mata merahnya menyapu ruangan. Robot-robot pelayan mini tidur dalam mode siaga, dan hanya detak jam biometrik di tangannya yang memberi kesan bahwa waktu masih bergerak.Namun yang menghantam dadanya bukanlah beban tugas, melainkan... mimpi itu.Suara lembut bergema bagai gema dari liang waktu saat ibunya muncul dalam mimpi, rambutnya mengambang dalam hembus angin taman tua mereka di Moldova, dan aroma roti hangat menari dalam udara kenangan. “Ghenadie…”Ibunya menatapnya dengan mata penuh harap, seolah waktu tak pernah memisahkan. “Pulanglah, fiiiul meu… Bahkan jika du

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   130-Sepi Setelah Keramaian

    Laboratorium Ghenadie sunyi, meskipun sistem-sistem otomatisnya terus bekerja tanpa lelah. Di layar holografik, target terakhir balas dendamnya menyala merah, tapi ia tidak tertarik melihatnya.K-9, ayam mutan berteknologi tinggi, berdiri seperti patung di sampingnya. Ekspresi retinanya menyesuaikan ke mode empati. “Kau tahu, K-9... aku sudah menumbangkan tiga korporasi. Aku punya senjata, jaringan, dan pengaruh. Tapi hatiku... tetap kosong.”Tangannya menyentuh dada, seperti berusaha menggali makna dari keheningan yang menyesakkan. “Apa gunanya semua ini, kalau aku bahkan tak sempat pulang untuk mengunjungi ayah dan ibuku?”K-9 menjawab dengan suara datar tapi jujur: “Koordinat terakhir orang tuamu berada di wilayah karantina Delta 3. Terlarang untuk masuk tanpa izin pemerintah pusat.”Ghenadie menarik napas panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku pencipta ayam tempur terkuat di dunia, dan tetap saja... pulang ke rumah lebih susah daripada meretas sistem mili

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   131-Keputusan yang Belum Tuntas

    Malam itu, langit kota Neo-Jakarta berselimut cahaya holografik yang melayang-layang, seperti awan neon yang tak pernah tidur. Suara drone lalu lalang di angkasa, bergesekan dengan angin buatan yang diatur oleh satelit orbit rendah. Di pusat komando bawah tanah, jauh di bawah permukaan aspal titanium, Ghenadie duduk diam, matanya terpaku pada sebuah tabung pendingin transparan yang memantulkan cahaya biru lembut. Di dalamnya, tubuh setengah mekanik K-9 terbaring. Tak bergerak. Seperti tidur. Tapi sensor-sensor kecil di pelipis robotik menunjukkan bahwa unit itu masih hidup. Atau setidaknya... belum mati sepenuhnya. Ghenadie memutar berkas-berkas digital dari ayam berkode KAK–07. Ayam yang lebih banyak bicara dari pada makan. Ayam yang ternyata adalah bagian dari program kecerdasan buatan generasi kelima—eksperimen pasca-perang Asia Keempat. "Semua valid... semua benar..." gumamnya sambil menelusuri nama-nama: Imran Takashi, Dato’ Rasyid Raharja, CEO BioNerve, bahkan Dirut Baks

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   129-Dilema Strategis

    Langit malam tampak muram, seolah turut menanggung beban keputusan besar yang sedang digumulkan di dalam ruang rapat bawah tanah di markas utama Ghenadie Biotek Global. Cahaya biru dari layar proyektor menari di wajah-wajah tegang yang duduk melingkar. Mereka bukan hanya penasihat. Mereka adalah orang-orang paling dipercaya Ghenadie. Dan kini, mereka pecah.“Ini bukan sekadar eksperimen bioteknologi,” ujar dr. Saskia, suara tenangnya seperti pisau. “Ini senjata biologis. Kita bicara tentang ayam yang bisa berpikir, menyabotase sistem, dan Tuhan tolong kita, mengambil alih.”“Justru itu kelebihannya,” sela Andika, mantan ahli taktik militer yang direkrut khusus dari luar negeri. “Kita tidak perlu menodongkan senjata ke kepala siapa pun. Biarkan ayam-ayam itu bekerja dalam diam. Mereka tidak akan pernah menyangka."Ghenadie duduk di ujung meja, tangan terkepal, wajahnya seperti pahatan batu. Matanya tertuju ke layar: tampilan ayam mutan Gallius dan pasukannya sedang menyusup ke fasilit

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   Bab 128–Tawaran Balas Dendam

    Lanjutan dari Bab 127 novel "Tukang Bakso Jadi Miliarder"Laboratorium bawah tanah itu sunyi, hanya diselingi bunyi listrik statis dan gemuruh sistem plasma yang menyala dari balik dinding.Ghenadie berdiri di tengah ruangan, sorotan lampu biru dari panel kontrol menari di wajahnya yang dingin dan penuh luka masa lalu. Di depannya, K-9 menampilkan sebuah peta holografis raksasa—titik-titik merah mencolok di berbagai belahan dunia muncul perlahan, menyala seperti bara dendam yang tak pernah padam. “Target teridentifikasi. Tiga entitas utama bertanggung jawab atas kejatuhan finansial dan reputasi Anda lima tahun lalu: Daehan AgroCore di Seoul, Shalit Robotics dari Tel Aviv, dan grup bisnis BalkanTech yang pernah menjadi mitra Anda,” kata K-9.Dada Ghenadie bergemuruh. Di layar, nama-nama itu memercikkan kembali kenangan kelam. Beberapa tahun lalu, ia menciptakan "MycoGrow", mikroorganisme revolusioner untuk pertanian masa depan.Tapi bukan penghargaan yang ia terima. Ketiga entitas itu

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   127-Sumber Daya yang Mengguncang

    Jakarta, Tahun 2079Tidak ada yang menyangka bahwa seorang mantan tukang bakso dari pinggiran Depok akan mengguncang dunia.Ghenadie, nama yang dulunya hanya terukir di gerobak bakso sederhana, kini menjadi tokoh paling berpengaruh dalam bidang bioteknologi global. Kekayaannya menyaingi konglomerat lawas, dan pengaruhnya telah menyusup ke dalam ruang-ruang strategis pemerintahan, militer, bahkan sektor perbankan dunia.Namun, malam itu, di markas rahasia NEXALINK Corp, salah satu perusahaan teknologi mutakhir miliknya, Ghenadie hanya bisa berdiri terpaku di hadapan layar holografik yang menampilkan ayam.Seekor ayam. Tapi bukan sembarang ayam.Ayam itu tampak tenang, dengan bulu putih mengilap seperti sintetis. Namun di balik tengkoraknya tertanam sesuatu yang lebih kompleks daripada otak manusia biasa.AI-biologis hybrid. Kecerdasan yang dikembangkan dari teknologi gabungan tiga negara: Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, proyek rahasia bernama Trinexus yang seharusnya hanya eksperi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status