/ Urban / Tukang Bakso Jadi Miliarder / 16-Di dalam Lorong Rahasia

공유

16-Di dalam Lorong Rahasia

last update 최신 업데이트: 2025-02-20 16:21:57
Pak Anton, Ghenadie, dan Desy melangkah perlahan menyusuri lorong bawah tanah yang terasa semakin pengap. Udara lembab bercampur aroma tanah basah membuat napas mereka berat.

Pak Anton sesekali menyorotkan senternya ke sudut-sudut gelap, memastikan tidak ada bahaya yang mengintai seperti ular, misalnya. Memang ruangan ini sudah lama dia buat dan setelah bertahun-tahun yang lalu ketika rumah ini di buat, baru inilah dia memasukinya.

"Papa, sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kita harus kabur seperti ini?" tanya Ghenadie dengan nada setengah berbisik namun sarat dengan kegelisahan.

Pak Anton tidak langsung menjawab. Ia hanya menoleh sejenak pada putranya, sorot matanya dipenuhi campuran antara keksalan pada Budi dan Joko dan tekad yang kuat.

"Ghenadie, ada hal-hal yang tidak bisa Papa jelaskan sekarang. Tapi percayalah, ini semua untuk menyelamatkan kita," ujarnya dengan suara rendah namun tegas.

Desy berjalan di belakang mereka, sesekali menoleh ke belakang seolah takut sesuatu akan me
MenujuHidupLebihBaik

Sekarang laptop saya sudah mulai bagus, saya berusaha mengupadete cerita semakin sering.Semoga pembaca tidak kecewa.Semoga saja tidak rusak lagi, karena laptop ini Dell Latitude E6410 bekas buatan tahun 2010

| 좋아요
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   Bab 117- Suara yang Mengguncang

    Hujan tidak pernah terasa seasing ini.Di langit muram yang menggantung rendah di atas kota pusat penelitian Arix, petir menyambar seperti peringatan ilahi, sementara air membasahi bulu emas pucat di tubuh seekor makhluk yang berdiri dengan tatapan sendu namun teguh.NaraAnak ayam mutan, generasi ke-7 dari program rekayasa biologis Arix, kini berdiri di ambang keputusan yang bisa mengubah dunia. Ia bukan ayam biasa. Vokalnya, yang dihasilkan dari penyilangan genetik dan integrasi mikroresonator di pita suaranya, mampu berinteraksi langsung dengan sistem digital. Ia tidak hanya bisa membuka jaringan terkunci. Ia bisa menjungkirbalikkan sistem keamanan global.Dan ia tahu... dunia belum siap."Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, Nara?" suara parau menyapa dari balik bayang bangunan roboh. Suara itu milik Revan, seekor gagak modifikasi yang dulu menjadi mentor dan pengawasnya di bawah Proyek Arix.Nara menoleh pelan. Matanya yang bersinar biru menyala dalam kegelapan. "Kau

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   116-Di Antara Kegelapan dan Pengkhianatan

    Malam itu, langit Kota Nova gelap tanpa bintang. Hujan gerimis turun pelan-pelan, seolah menangisi keputusan yang diumumkan dunia hari itu.PBB mengeluarkan mandat global:"Semua makhluk bio-mutan harus dikendalikan atau dieliminasi. Risiko terhadap kestabilan internasional tidak lagi dapat ditoleransi. Tidak akan ada pengecualian."Satu nama muncul di peringkat tertinggi daftar ancaman global: CLARIA.Di ruang bawah tanah markas rahasia Ghenadie, lampu-lampu neon berkelip temaram. Di antara deretan layar holografik dan server berdengung, suasana mencekam. "Mereka menempatkan Claria sebagai ancaman level tinggi... setara senjata nuklir," ujar Dinda, matanya masih terpaku pada layar. Ghenadie berdiri kaku. "Padahal Claria satu-satunya yang masih... sadar. Yang masih punya rasa. Mereka tak tahu apa-apa." Dinda menoleh, suaranya gemetar, "Mereka akan memburunya, Ghen. Bukan hanya itu. Mereka akan mengirim pemburu—satuan elit. Sudah ada tim dari Amerika dan Uni Eropa yang mend

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   115-Sanctuary Gallius-Persekutuan yang Terluka

    Angin senja berhembus lembut di atas bukit-bukit hijau Sanctuary Gallius. Burung-burung berkicau rendah, dan suara air mengalir dari sungai jernih di lembah seolah menyanyikan lagu kedamaian.Di sinilah ayam-ayam mutan muda—makhluk hasil eksperimen genetika yang gagal namun justru menemukan harmoni dalam keberadaan mereka—menjalani kehidupan damai, jauh dari hiruk-pikuk dunia manusia.Namun, kedamaian itu mulai retak.Malam itu, cahaya bintang tertutup oleh awan pekat. Di balik bayangan reruntuhan menara observatorium tua, dua sosok berkamuflase menyelinap perlahan, menyatu dengan semak dan dedaunan."Alpha, posisi aman. Tidak terdeteksi," bisik agen Jepang, Haruto, melalui komunikasi internal."Konfirmasi. Koordinat zona 3. Target: Area Reproduksi dan Komando Ayam Mutan," jawab agen Mossad, Arkix, dari sisi lain hutan.Di belakang mereka, dua tim elit—campuran pasukan intelijen Jepang dan Israel—bergerak cepat, menyusuri jalur hutan lebat menuju jantung Sanctuary Gallius.Namun apa y

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   114-Kode yang Tak Terpecahkan

    Langit di atas markas Gallius menggulung awan kelabu, seolah memantulkan gejolak yang sedang terjadi di dalam ruang penelitian bawah tanah Lapisan-4. Haruto duduk membungkuk di depan layar holografik, matanya menatap intens pada deretan angka dan algoritma yang tak berhenti bergulir.Sudah dua belas jam ia mengutak-atik kode jurnal Arix yang disimpan dalam format cryo-sekuens. Tak ada yang menyangka bahwa di balik catatan eksperimen psionik Arix, tersimpan sebuah cetak biru rahasia—sebuah algoritma empati buatan. Haruto menyebutnya Hati Biologis.Suara pintu otomatis berdesis, dan langkah cepat Dinda memasuki ruangan.“Kau belum tidur?” tanyanya, alisnya terangkat. “Lagi-lagi kau mencoba hidup sebagai program, bukan manusia.”Haruto tidak menoleh. “Aku sudah hampir memecahkannya. Hanya tinggal satu lapisan enkripsi terakhir.”“Enkripsi psionik?” Dinda menghampiri, melirik data yang berpendar. “Apa ini...?”Haruto mengangguk. “Blueprint untuk sesuatu yang Arix sebut sebagai Empatheia C

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   113-Perang Data Amerika vs Rusia

    Mongolia, 03.42 GMT+8 — Dua Hari Setelah Interkoneksi PsionikLangit malam Mongolia masih berselimut salju lembut. Claria berdiri sendiri di tepi bukit, menatap jauh ke arah piramida digital yang kini tidak lagi berpendar biru seperti sebelumnya. Ia menyentuh alat pemindai di pergelangan tangannya.“Jaringan bio-sinaptik stabil,” bisiknya sendiri.Langkah kaki terdengar dari belakang. Ghenadie datang, jaket bulu panjangnya menyapu salju.“Dia belum pernah sehening ini,” katanya, menatap piramida dari kejauhan.Claria mengangguk. “Setelah koneksi psionik itu, sepertinya Nakam lebih memilih diam.”Ghenadie menatapnya. “Kau yakin dia tak akan kembali?”Claria tidak langsung menjawab. Angin dingin meniup helaian rambut hitamnya.“Dia mungkin kembali,” ujarnya akhirnya. “Tapi bukan untuk menyerang. Untuk... berbicara.”Ghenadie menarik napas panjang. “Kalau benar begitu, dunia harus siap.”Markas Koalisi Siber Internasional, Lapisan-4, Pusat Komando DataHaruto mengetik cepat di konsol hol

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   112-Menembus Server Hitam

    Dinda dan Claria duduk berdampingan di ruang bawah tanah yang gelap, hanya diterangi layar hologram biru yang berpendar lembut. Di depan mereka, struktur enkripsi hitam dari server DeepGene, milik cabang riset rahasia Cina, berdenyut perlahan seolah bernapas.“Aku tak percaya kita benar-benar masuk ke sini,” bisik Dinda, keringat menetes dari pelipisnya.“Kita belum masuk,” sahut Claria tenang, jemarinya menari di atas papan sentuh virtual. “Kita baru membuka pintunya.”Dinda menelan ludah. “Kalau kita ketahuan...”“Kita jadi eksperimen berikutnya,” Claria menyelesaikan kalimatnya dengan datar.Sebuah simbol asing berkedip di layar: 知-无-极.Dinda memicingkan mata. “Itu bukan Mandarin biasa...”“Bukan. Itu sandi kuno. Enkripsi kuantum dari proyek ‘Ji-Wu’. Proyek rahasia yang kabarnya sudah ditutup. Tapi lihat ini.” Claria memperbesar fragmen kode. “Ada log aktivitas terbaru. Sangat baru.”Nama ‘Arix’ muncul.Dinda membatu. “Dia... masih aktif?”“Lebih buruk. Dia pernah berkomunikasi deng

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status