Share

Bab 255

Author: Frands
last update Last Updated: 2025-03-09 22:24:28

Juned mengangguk kecil, tetap profesional. “Beberapa teknik pijat memang dipercaya bisa membantu melancarkan sirkulasi darah ke organ reproduksi, Bu. Biasanya dipijat di sekitar pinggang, perut, dan paha.”

Bu Ratna tersenyum tipis. “Kalau begitu, tolong lakukan yang terbaik untukku, Juned. Aku benar-benar ingin mencoba segala cara agar bisa memiliki anak.”

Juned sedikit ragu, tapi tetap melanjutkan pijatan dengan penuh kehati-hatian. Ia mulai dari bagian punggung bawah, menekan titik-titik akupresur yang diyakini bisa membantu meningkatkan aliran darah ke organ reproduksi. Setelah beberapa menit, ia beralih ke area pinggul, menggunakan gerakan melingkar untuk merilekskan otot-otot di sana.

Bu Ratna merasakan tubuhnya semakin rileks. “Ah... ini cukup enak. Apakah ini bisa benar-benar membantu, Juned?” tanyanya dengan suara pelan.

Juned tetap fokus. “Pijat bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan sirkulasi darah, Bu. Tapi untuk masalah kesuburan, sebaiknya Ibu tetap berkonsultasi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tukang Pijat Super   Bab 393

    Juned tidak lagi memijat secara profesional. Telapak tangannya sekarang menelusuri batas G-string dengan sengaja, jari tengahnya menyentuh kulit paling sensitif di antara lekuk pantat dan paha. “Kau harus menjawab dengan jujur,” desisnya, napasnya membakar kulit leher Devina. “Apa kau tidak puas dengan suamimu?” Devina menggigit bibir bawahnya sampai keputihan. “Dia... dia terlalu tua untuk—” “Untuk apa?” Juned menekan lebih dalam, merasakan tubuh Devina bergetar di bawahnya. “Untuk memberiku kepuasan! Dia tak pernah bisa memuaskanku!” serunya, suara parau bergetar. “Tidak pernah! Hubungan kami selalu... singkat. Terlalu singkat.” Juned menahan napas saat Devina meraih tangannya, menariknya ke bawah G-string. “Rasakan,” bisiknya pedih, memaksa jari Juned menyentuh bagian yang lembab dan hangat. “Ini yang selalu terjadi setiap kali dia menyentuhku... basah tapi tak pernah sampai.”Dengan gerakan kasar penuh frustasi, Devina membuka laci meja rias. Tumpukan vibrator berbagai

  • Tukang Pijat Super   Bab 392

    “Tak masalah, Mbak.” Juned termangu melihat Devina yang masih berdiri di depannya.“Maaf kalau saya... pakai baju seperti ini,” suaranya teredam oleh kain handuk, sementara tali daleman hitam samar terlihat menyembul di bagian pundak. Kakinya yang mulus bergerak gugup di lantai. Juned nyaris tersedak ludah sendiri. “Mbak Devina, ini tidak perlu—” “Suami saya bilang harus profesional saat dipijat!” potong Devina cepat, tangan kiri mencengkeram erat handuk di dadanya sementara tangan kanan menunjuk meja pijat. “Tapi... tolong jangan lihat ya.” Dia berbalik badan dengan canggung, memberikan kesempatan pada Juned untuk melihat tali tipis daleman yang membentuk huruf ‘V’ di punggung bawahnya sebelum cepat-cepat berbaring tertelungkup di meja pijat. Handuk besar masih menempel di tubuhnya seperti selimut darurat. “Saya... saya sudah siap,” bisiknya, wajah terkubur di lubang meja pijat. Juned berdiri membeku, botol minyak pijat di tangan berkeringat. Di balik jaket yang tergantun

  • Tukang Pijat Super   Bab 391

    Tania mengerutkan kening, mengirim sinyal SOS pada suaminya. “Juned biasanya butuh alas khusus untuk—”“Silakan pakai meja makan ini!” potong Pak Haryo sambil menepuk-nepuk permukaan meja kayu solid. “Ini kuat, tidak akan retak.”Untuk ke sekian kali, Tania dibuat bingung dengan aksi Pak Haryo yang terlalu agresif meminta agar istrinya dipijat oleh Juned.Dengan berat hati, akhirnya Devina berbaring tertelungkup di atas meja makan dengan wajah terkubur di lipatan tangannya. Juned berdiri di sebelahnya dengan ekspresi seperti tawanan perang, menatap botol lotion seolah itu benda paling asing di dunia. “Pergelangan tangan saya agak kaku hari ini,” Juned berusaha mengulur waktu. “Ah, tidak masalah!” Pak Haryo dengan gesit mengambil alih botol lotion. “Saya akan bantu panaskan dulu biar lebih mudah meresap.” Tangannya yang besar mulai menggosok-gosokkan lotion dengan semangat, menciptakan suara squish-squish yang memenuhi ruangan.“Eeh.. Mas Juned. Apakah menurutmu Devina harus men

  • Tukang Pijat Super   Bab 390

    Juned membungkuk mendekati telinga Tania. “Aku harus ke kamar mandi sejak tadi," gumamnya dengan muka memerah. Dengan sedikit malu, Juned akhirnya mengangkat tangan. “Pak Haryo, permisi saya boleh meminjam kamar mandi?" Devina langsung bangkit dari kursinya. "Oh Maaf, Mas Juned! Saya kurang ajar tidak langsung menawarkan tadi," ujarnya sambil menunjuk koridor. "Kamar mandi ada di ujung sebelah kanan. Lampunya agak redup, hati-hati ya." "Terima kasih," jawab Juned singkat sebelum bergegas pergi.Juned membuka pintu kamar mandi dengan tergesa-gesa, kandung kemihnya sudah menegang sejak tadi. Begitu masuk, matanya langsung tertumbuk pada benda aneh berwarna hitam di rak shower—sebuah alat bantu ukuran besar yang biasa digunakan untuk menyalurkan hasrat. Dia tercekat, hampir tersedak ludah sendiri. “Apa-apaan ini...?” gumamnya sambil menggosok mata, berharap itu hanya halusinasi. “Ini... milik Devina?” Juned bergumam pelan, matanya menyipit mencoba memproses penemuan tak terdug

  • Tukang Pijat Super   Bab 389

    Selama di dalam mobil Juned terus gelisah memikirkan kelakuan Adit pada Tania. Tangannya mengepal lebih erat hingga telapaknya memutih.“Apa kau masih memikirkan hal tadi?” Tangan Tania tiba-tiba berada di atas kepalan tangan Juned.“Jangan terlalu dipikirkan, orang yang banyak bicara seperti dia, biasanya adalah orang yang lemah.” Lanjut Tania sambil mengelus tangan Juned. “Tak ada orang yang lebih perkasa dirimu, sayang.”Kepalan tangan Juned mengendur perlahan, matanya menatap Tania begitu dalam. “Aku hanya ingin tahu kenapa orang sepertinya begitu berani menggoda orang yang memiliki kedudukan lebih besar darinya?” “Mungkin dia merasa bisa mengendalikan orang penting sebelumnya.” Celetuk Tania sambil menoleh ke arah kursi depan.Pak Haryo yang samar-samar mendengarkan obrolan mereka dari depan, tak berani menyahuti ataupun menginterupsi. Dia hanya duduk sambil sesekali membenarkan posisi duduknya seolah merasa tak nyaman.Setelah melewati beberapa menit perjalanan, mobil mew

  • Tukang Pijat Super   Bab 388

    “Adit! Tolong jaga ucapanmu!” Pak Haryo sedikit melotot mendengar ucapan Adit. “Beliau adalah direktur Cakra Buana.”Tania tersipu sambil menjabat tangan Adit. “Tak apa kok, Pak Haryo. Hal itu juga perlu agar tidak kaku antara pimpinan dan staf.” Juned mengangkat alis, tapi Pak Haryo hanya menunduk tak berani menatap mata Juned. “Maaf kalau tidak nyaman, Pak Juned. Dia memang selalu begitu kalau lihat wanita cantik. Tapi jangan khawatir, pekerjaannya sangat profesional.” Ir. Wahyu Aditya memamerkan senyum putihnya. “Kalau urusan kerjaan tetap nomor satu dong. Bu Tania mau lihat proses produksi kita? Saya temani langsung biar lebih... mendetail,” ujarnya sambil memberi kode mata ke Tania.Aditya menuntun langkah mereka menuju area produksi yang jaraknya 20 meter dari ruang kerjanya.Area produksi PT Semarak ternyata jauh lebih luas dari yang dibayangkan Tania. Lorong-lorong bersih dengan lantai kuning terang membentang di antara deretan mesin otomatis yang bekerja dengan presisi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status