Share

Bab 393

Author: Frands
last update Last Updated: 2025-07-23 15:43:18

Juned tidak lagi memijat secara profesional. Telapak tangannya sekarang menelusuri batas G-string dengan sengaja, jari tengahnya menyentuh kulit paling sensitif di antara lekuk pantat dan paha.

“Kau harus menjawab dengan jujur,” desisnya, napasnya membakar kulit leher Devina. “Apa kau tidak puas dengan suamimu?”

Devina menggigit bibir bawahnya sampai keputihan. “Dia... dia terlalu tua untuk—”

“Untuk apa?” Juned menekan lebih dalam, merasakan tubuh Devina bergetar di bawahnya.

“Untuk memberiku kepuasan! Dia tak pernah bisa memuaskanku!” serunya, suara parau bergetar. “Tidak pernah! Hubungan kami selalu... singkat. Terlalu singkat.”

Juned menahan napas saat Devina meraih tangannya, menariknya ke bawah G-string.

“Rasakan,” bisiknya pedih, memaksa jari Juned menyentuh bagian yang lembab dan hangat. “Ini yang selalu terjadi setiap kali dia menyentuhku... basah tapi tak pernah sampai.”

Dengan gerakan kasar penuh frustasi, Devina membuka laci meja rias. Tumpukan vibrator berbagai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tukang Pijat Super   Bab 395

    “Tentu saja, Pak Haryo,” jawabnya dengan suara serupa negosiator bisnis. “Tapi sebagai kompensasi... aku ingin lima puluh persen saham PT Semarak.” Suasana mendadak beku. Pak Haryo terbatuk-batuk. “Lima puluh persen?! Itu—” Sebuah erangan panjang dari Devina yang sedang mencapai puncak memotong protesnya. Dagu Pak Haryo bergetar, matanya melirik tak kuasa ke arah pasangan yang sedang menikmati hasrat, lalu kembali ke Tania. “Baik! Setuju! Apa saja!” serunya histeris, tangan meraih dokumen dari meja dan menandatanganinya dengan tergesa-gesa. “Sekarang tolong—” Tania tersenyum puas, melipat dokumen itu dengan hati-hati sebelum disimpan di saku blazernya. “Pintar sekali, Pak Haryo,” bisiknya sambil perlahan membuka resleting celana Pak Haryo. Di atas meja pijat, Juned mengangkat pandangannya, menyaksikan Tania berlutut dengan anggun di depan Pak Haryo—sebuah pemandangan paradoks antara pengkhianatan dan pengorbanan. Tania menggenggam dengan mahir, gerakan jemarinya terlati

  • Tukang Pijat Super   Bab 394

    “D-Devina...?” suara Pak Haryo pecah, tangan gemetarnya menunjuk ke arah mereka. “Kau... kau tidak pernah seperti ini bersamaku—” Dari belakangnya, Tania muncul dengan ekspresi tenang, bahkan sedikit terhibur. “Wah, rupanya mereka sedang... konsultasi kesehatan, Pak?” ujarnya dengan nada ringan, sambil melipat tangannya di dada. Devina menjerit malu, berusaha menutupi tubuhnya dengan handuk yang sempat terlempar di lantai, sementara Juned tersentak mundur—masih dalam keadaan terangsang, membuat situasi semakin canggung. Pak Haryo yang masih berdiri terpaku di pintu, wajahnya mulai berubah, tangan gemetarnya bukan karena kemarahan, tapi justru kegembiraan aneh. “Jangan berhenti!” serunya dengan suara parau, matanya berbinar seperti anak kecil yang melihat mainan baru. “Aku... aku belum pernah melihat Devina seperti ini!” Devina membeku, wajahnya memerah campur malu dan bingung. “P-Papi...?” Juned menjaga jarak, masih dalam keadaan separuh telanjang, mencoba memahami situasi

  • Tukang Pijat Super   Bab 393

    Juned tidak lagi memijat secara profesional. Telapak tangannya sekarang menelusuri batas G-string dengan sengaja, jari tengahnya menyentuh kulit paling sensitif di antara lekuk pantat dan paha. “Kau harus menjawab dengan jujur,” desisnya, napasnya membakar kulit leher Devina. “Apa kau tidak puas dengan suamimu?” Devina menggigit bibir bawahnya sampai keputihan. “Dia... dia terlalu tua untuk—” “Untuk apa?” Juned menekan lebih dalam, merasakan tubuh Devina bergetar di bawahnya. “Untuk memberiku kepuasan! Dia tak pernah bisa memuaskanku!” serunya, suara parau bergetar. “Tidak pernah! Hubungan kami selalu... singkat. Terlalu singkat.” Juned menahan napas saat Devina meraih tangannya, menariknya ke bawah G-string. “Rasakan,” bisiknya pedih, memaksa jari Juned menyentuh bagian yang lembab dan hangat. “Ini yang selalu terjadi setiap kali dia menyentuhku... basah tapi tak pernah sampai.”Dengan gerakan kasar penuh frustasi, Devina membuka laci meja rias. Tumpukan vibrator berbagai

  • Tukang Pijat Super   Bab 392

    “Tak masalah, Mbak.” Juned termangu melihat Devina yang masih berdiri di depannya.“Maaf kalau saya... pakai baju seperti ini,” suaranya teredam oleh kain handuk, sementara tali daleman hitam samar terlihat menyembul di bagian pundak. Kakinya yang mulus bergerak gugup di lantai. Juned nyaris tersedak ludah sendiri. “Mbak Devina, ini tidak perlu—” “Suami saya bilang harus profesional saat dipijat!” potong Devina cepat, tangan kiri mencengkeram erat handuk di dadanya sementara tangan kanan menunjuk meja pijat. “Tapi... tolong jangan lihat ya.” Dia berbalik badan dengan canggung, memberikan kesempatan pada Juned untuk melihat tali tipis daleman yang membentuk huruf ‘V’ di punggung bawahnya sebelum cepat-cepat berbaring tertelungkup di meja pijat. Handuk besar masih menempel di tubuhnya seperti selimut darurat. “Saya... saya sudah siap,” bisiknya, wajah terkubur di lubang meja pijat. Juned berdiri membeku, botol minyak pijat di tangan berkeringat. Di balik jaket yang tergantun

  • Tukang Pijat Super   Bab 391

    Tania mengerutkan kening, mengirim sinyal SOS pada suaminya. “Juned biasanya butuh alas khusus untuk—”“Silakan pakai meja makan ini!” potong Pak Haryo sambil menepuk-nepuk permukaan meja kayu solid. “Ini kuat, tidak akan retak.”Untuk ke sekian kali, Tania dibuat bingung dengan aksi Pak Haryo yang terlalu agresif meminta agar istrinya dipijat oleh Juned.Dengan berat hati, akhirnya Devina berbaring tertelungkup di atas meja makan dengan wajah terkubur di lipatan tangannya. Juned berdiri di sebelahnya dengan ekspresi seperti tawanan perang, menatap botol lotion seolah itu benda paling asing di dunia. “Pergelangan tangan saya agak kaku hari ini,” Juned berusaha mengulur waktu. “Ah, tidak masalah!” Pak Haryo dengan gesit mengambil alih botol lotion. “Saya akan bantu panaskan dulu biar lebih mudah meresap.” Tangannya yang besar mulai menggosok-gosokkan lotion dengan semangat, menciptakan suara squish-squish yang memenuhi ruangan.“Eeh.. Mas Juned. Apakah menurutmu Devina harus men

  • Tukang Pijat Super   Bab 390

    Juned membungkuk mendekati telinga Tania. “Aku harus ke kamar mandi sejak tadi," gumamnya dengan muka memerah. Dengan sedikit malu, Juned akhirnya mengangkat tangan. “Pak Haryo, permisi saya boleh meminjam kamar mandi?" Devina langsung bangkit dari kursinya. "Oh Maaf, Mas Juned! Saya kurang ajar tidak langsung menawarkan tadi," ujarnya sambil menunjuk koridor. "Kamar mandi ada di ujung sebelah kanan. Lampunya agak redup, hati-hati ya." "Terima kasih," jawab Juned singkat sebelum bergegas pergi.Juned membuka pintu kamar mandi dengan tergesa-gesa, kandung kemihnya sudah menegang sejak tadi. Begitu masuk, matanya langsung tertumbuk pada benda aneh berwarna hitam di rak shower—sebuah alat bantu ukuran besar yang biasa digunakan untuk menyalurkan hasrat. Dia tercekat, hampir tersedak ludah sendiri. “Apa-apaan ini...?” gumamnya sambil menggosok mata, berharap itu hanya halusinasi. “Ini... milik Devina?” Juned bergumam pelan, matanya menyipit mencoba memproses penemuan tak terdug

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status