Share

Semangat Mas Erlangga

“Mama bobok sama kakak ya?” Danisa melingkarkan tangan di pinggang sambil menatapku.

“Iya, Sayangnya mama.” Mengecup kening bidadari kecilku dan membantu dia membaca doa.

“Papa kok duduk ngeliatin kita terus, Ma?”. Dia menunjuk ke arah meja rias, membuatku spontan langsung menoleh ke arah yang ditunjuk. Kosong.

“Papa nggak ada di sini, Nak.”

“Itu, Papa lagi liatin kita sambil tersenyum. Memangnya Mama ndak liat?”

Tanpa dikomando buliran-buliran air bening meluncur begitu saja dari kedua sudut netra. Aku tidak bisa membayangkan jika Mas Erlangga benar-benar tidak mau lagi membuka matanya.

“Mas, tolong kuat. Bertahanlah demi aku dan anak-anak. Aku tidak sanggup menghadapi semuanya sendiri. Aku butuh kamu, Mas!” jeritku dalam hati.

Danisa semakin mempererat pelukannya, memejamkan mata ketika kuusap-usap dengan lembut punggungnya. Dan setelah semua anak-anak terlelap, aku mencoba memejamkan mata, menjemput lela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status