Share

Bab 4

Author: Chikyciki
last update Last Updated: 2023-09-10 22:26:33

Rayna dan Mas Adnan yang mendengar hal itu langsung melebarkan matanya. 

"Mas, kamu bercanda kan?"

"Menurutmu?" tanyanya sembari terkekeh. 

"Pak Zayyan suka bercanda ternyata." Mas Adnan ikut tertawa, ia lalu menatap ke arahku. "Mana mungkin saya ingin bertukar istri, saya sangat mencintai Kania," ucapnya membuat wanita yang berada di sampingnya tampak memandang lelaki itu dengan tajam. 

"Hm, kamu sangat beruntung Adnan. Tetapi saya lebih beruntung," ujar Mas Zayyan sembari memandang Rayna. Namun, tangan lelaki itu turun dan menggenggam tanganku.

Aku melihat Wajah Rayna tampak bersemu merah, tapi aku tidak tau entah keberuntungan apa yang di maksud Mas Zayyan. 

Tiba-tiba seorang pelayan datang dan mengantarkan makanan yang kami pesan, akan tetapi selera makanku sudah benar-benar hilang.  

"Kenapa gak di makan?" tanya Mas Zayyan. 

"Gak papa." 

Deg! 

Aku langsung melebarkan mataku, dan mendongak menatap Rayna yang ikut terkejut karena jawaban kami berdua bersamaan.

"Ma--maaf, saya kira itu Mas Adnan." Aku kembali menundukkan kepala, sungguh malu rasanya. Aku yang sudah terbiasa mendapat perhatian dari Mas Zayyan, dengan gegabah berpikir bahwa ucapan tersebut ditujukan untukku. Aku lupa,  bahwa di sini juga ada istrinya. 

"Tidak papa, Kania. Akupun sempat kaget, bukan karna kita sama menjawab. Akan tetapi, karna Mas Zayyan perhatian padaku." 

Rayna tersenyum, ia lalu menarik tangan kanan Mas Zayyan yang sedang memegang sendok. 

"Terimakasih yah, Mas. Sudah perhatian padaku."

Mas Zayyan tampak berdehem sejenak, ia langsung menarik tangannya kembali. 

"Hm, cepat makan." 

"Iya, Mas," ujarnya sambil menatap sejenak ke arah Mas Adnan sebelum kembali makan.

Wanita itu benar-benar licik, dia menginginkan Mas Zayyan tetapi dia juga tertarik pada Mas Adnan. Aku benar-benar tidak tahan melihat sifatnya yang seperti ular, entah mengapa aku merasa begitu cemburu terutama setelah melihat mereka berpegangan tangan seperti tadi. 

"Sayang, ada apa?" tanya Mas Adnan yang mungkin melihat wajahku yang sudah masam. 

"Mas, sepertinya aku ingin makan di rumah aja," jawabku membuat Mas Zayyan menatap ke arahku. 

"Yasudah kalo gitu, biar kita bungkus saja makanannnya." 

Aku mengangguk, lalu berdiri dan bermaksud untuk pergi, namun tiba-tiba tanganku dipegang dengan erat.

Aku menatap ke bawah, tampak Mas Zayyan menahan tangan ini. 

"Sayang, ayo!" 

Mendengar hal itu, sontak Mas Zayyan langsung melepaskan genggamannya pada tanganku. 

"Bu Rayna ... Pak Zayyan, saya duluan yah." 

Mas Adnan lalu menarik sebelah tanganku dan membawaku pergi. Aku menatap ke belakang dan melihat Mas Zayyan menatapku dengan lekat. Maafkan aku Mas, tapi ini lebih baik. Aku tidak ingin, rasa cemburuku menghancurkan rencana kita.

***

Mobil berhenti di depan rumahku, aku yang sedari tadi diam kemudian langsung menuju dapur dan menyiapkan makanan Mas Adnan. 

"Mas, aku langsung ke kamar yah," ujarku saat berada di meja makan. 

"Katanya mau makan di rumah, kamu kenapa sayang?" Mas Adnan yang sudah duduk kembali berdiri dan langsung menghampiriku. 

"Kamu gak sakit 'kan?" tanyanya, dengan raut wajah yang terlihat khawatir. 

Aku menggeleng dengan cepat, "Ngga Mas, aku hanya kecapean aja!" 

"Yaudah, nanti setelah Mas selesai makan. Mas susul ke kamar yah!" 

Aku mengangguk, lalu masuk ke dalam kamar. Rasanya begitu lelah, sangat lelah harus selalu berpura-pura seperti ini. 

Mungkin kalian mengira aku begitu santai melihat suamiku berselingkuh. Tidak seperti wanita lain yang bisa langsung meluapkan emosi, menangis, dan melabrak pelakor.

Tapi kenyataannya tidak begitu. Saat aku mengetahui bahwa Mas Adnan berselingkuh, aku langsung merasa hancur dan setiap hari hanya menangis sendirian. 

Mas Adnan tidak menyadari hal ini karena dia sedang berlibur bersama kekasih gelapnya dengan alasan pekerjaan di luar kota, hanya Mas Zayyan yang mengetahuinya. Lelaki itu selalu ada untuk menghiburku dan meyakinkanku agar tetap kuat dalam menghadapinya.

Aku sering kali ingin melabrak mereka. Beberapa kali, aku merasa tidak bisa lagi menahan diri dan ingin menampar wanita tersebut yang sama sekali tidak memiliki rasa hormat. Tapi lagi-lagi, Mas Zayyan meyakinkanku untuk tetap tegar. Dia mengatakan bahwa suatu saat, bom ini akan meledak dan menghancurkan mereka berdua.

Aku menatap diriku di cermin, sampai sekarang aku masih tidak mengerti, entah apa yang membuat Mas Adnan berpaling dan mencintai wanita itu. 

Apakah aku kurang cantik darinya, yah itu mungkin. Penampilanku dan Rayna sungguh berbeda, aku melihat Rayna yang selalu berpenampilan seksi berbanding terbalik denganku yang malah seadanya. Namun, Mas Zayyan bilang jika dia lebih menyukaiku dari pada istrinya karna kesederhanaanku, aku benar-benar tidak mengerti apa mungkin istilah rumput tetangga lebih hijau itu benar adanya. 

"Sayang." 

Aku terperanjat saat Mas Adnan sudah berada di belakangku. Aku ingin berbalik, akan tetapi lelaki itu malah menahan tubuhku yang sedang memunggunginya. 

"Tetaplah seperti ini, dan pejamkan matamu." 

"Untuk apa Mas?" 

"Mas punya suatu untukmu." 

Aku memejamkan mataku dan merasakan Mas Adnan menyingkap rambutku. 

"Cantik," pujinya. 

Aku langsung membuka mataku, terlihat sebuah kalungan yang tampak indah baru saja dia pasangan di leherku. 

Aku tersenyum, lalu memegang liontin kalungnya. Entah kenapa rasanya biasa saja mendapat hadiah darinya, bukan karna hanya kalung emas biasa tapi karna apa yang telah dia lakukan, sekarang apapun yang kejutan yang dia berikan rasanya tampak hambar. Apa mungkin rasa ini sudah benar-benar hilang untuknya. 

"Kenapa kamu diam saja, apa kamu tidak suka?" tanyanya, karna melihatku yang hanya diam. 

Aku menggelengkan kepala dengan cepat. "Suka Mas."

"Maaf yah, Mas hanya mampu membelikan kalung ini untukmu. Nanti, jika Mas banyak uang, Mas akan membelikan kalung berlian untukmu sayang."

"Aku tidak butuh itu semua, Mas," jawabku cepat. 

"Kania, kamu memang berbeda dari wanita lain, itulah mengapa Mas sangat mencintaimu."

Mas Adnan tampak tersenyum, tiba-tiba ia memeluk pinggangku dengan erat serta wajahnya yang sudah menelisik di leherku. 

"Mas, kangen." 

Brak! 

Mas Adnan langsung terkejut karna melihatku mengindar sampai tubuhku membentur meja. 

"Kania ....?"

"Maaf, Mas. Aku sedang datang bulan," ucapku membuat lelaki itu terlihat kecewa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
mencintai kok selingkuh nan, cintamu hanya di bibir saja. kania jgn mau km dsntuh sm laki2 yg sudah celup2 ke wanita lain
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 32 (ENDING)

    "Selamat, Pak Zayyan. Anda sudah dibebaskan, namun Anda harus tetap stay selama 24 jam karena akan menjadi saksi dalam kasus ini." Seorang polisi bersalaman dengan Zayyan setelah mengeluarkannya dari sel tahanan.Zayyan hanya mengangguk dan mengikuti polisi tersebut. Pikirannya kini terarah pada keluarganya dan istrinya yang pasti sangat khawatir tentang keadaannya."Mas Zayyan!" Kania yang melihat Zayyan datang langsung berlari ke arahnya dan memeluk lelaki itu erat. Seketika, tangis Kania pecah di pelukan Zayyan. "Mas, apakah kamu baik-baik saja? Apakah ada yang terluka? Apa polisi menyakitimu?" tanya Kania khawatir. Namun Zayyan hanya menggeleng, sambil terus menatap wajah istrinya dan menciuminya di seluruh wajahnya. "Jangan khawatir, sayang. Mas baik-baik saja!""Zayyan, Nak!" Ibu, ayah, dan yang lainnya segera menghampiri Zayyan, dan memeluknya satu per satu. Dika dan Helena, yang melihat itu, tersenyum lega. Beban yang begitu berat seketika hilang dari pundaknya."Ayo, Hele

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 31

    "ARGH!" Dika mengusap wajahnya dengan kasar, penyesalan jelas terpancar di wajahnya. Sekarang, di mana dia akan menemukan mereka, apalagi membuktikan bahwa dia dan Zayyan tidak bersalah.Dika melihat sekeliling, namun tiba-tiba dia terkejut ketika seorang wanita berdiri di depannya, menatapnya dengan tajam.Dika menatap sekeliling, namun tiba-tiba ia terperanjat saat seorang wanita berdiri di hadapannya sembari menatap tajam dirinya. "Siapa kamu? Apakah kamu arwah gentayangan?" tanyanya membuat Dika langsung mengerutkan keningnya. Namun tidak terlihat raut ketakutan di wajah wanita itu, Dika yang sedang tidak ingin bercanda langsung bangkit dan hendak pergi. "Jika kamu bukan hantu, kamu pasti pembunuh itu!" Deg! Ucapan yang di lontarkan wanita itu membuat Dika langsung menghentikan langkahnya, ia kembali berbalik dan menatap datar wanita tersebut. "Apa maksudmu?" Wanita itu terkekeh pelan, ia lalu kembali mendekat ke arah Dika. "Saya tau, semenjak kejadian penemuan mayat di sini

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 30

    "BAJINGAN!" Semuanya terperanjat ketika melihat Ayah Zayyan langsung menghantam wajah Dika dengan keras hingga lelaki itu terhuyung ke belakang. Rasa perih seketika menjalar bersamaan dengan darah keluar di sudut bibirnya. "Kenapa kau melakukan itu, Dika? Kenapa?" teriak Ayah Zayyan sambil memegang kerah baju milik Dika.Sela tidak bisa berhenti menangis, ia belum pernah melihat Ayahnya yang semarah itu Pada Dika. Wanita itu juga sangat terguncang, terlebih ia menganggap Dika seperti kakanya sendiri. Melihat Sela yang terus menangis, Dika tidak tahan lagi. Ia yang sedari tadi hanya diam akhirnya kembali bersuara."Karna, dia!" Tunjuk Dika ke arah Sela. "Saya tidak ingin Sela tersakiti, dan saya akan menyakiti orang yang telah menyakiti orang yang saya cintai!" Deg! Kata terakhir yang keluar dari mulut Dika benar-benar membuat mereka melebarkan matanya. Dika kembali tersenyum, ia lalu menatap ke arah Sela."Sela, saya memang yang membawa pisau itu untuk membunuh Adnan. Namun, bu

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 29

    "M- Mas, aku percaya. Kamu pasti tidak melakukan semua itu!" Mendengar hal itu, Zayyan tersenyum. Ia lalu mengelus puncak kepala Kania. "Terima kasih, Sayang!" "Maaf, waktu menjenguk sudah habis!" Salah seorang polisi tiba-tiba datang dan membawa Zayyan pergi. Kania ingin mengejar, namun Dika langsung menahannya."Jangan berbuat bodoh, Kania. Jika kamu membuat keributan di sini, semuanya bisa menjadi lebih buruk!" peringat Dika dengan tegas, membuat Kania terdiam. Matanya terus menatap punggung Zayyan yang dikawal seperti tahanan. Rasanya begitu berat melihatnya dalam situasi seperti ini."Mas, aku akan mencari si pelaku sebenarnya dan membebaskanmu dari penjara," gumam Kania pelan, suara itu terdengar oleh Dika. "Ayo, Kania. Kita harus pulang sekarang!" kata Dika, Kania hanya mengangguk pasrah. Saat mereka hendak pergi, Ayah Zayyan mendekati mereka."Kania, Dika. Di mana Zayyan?" tanya Ayah Zayyan dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tuan Zayyan telah dibawa masuk kembali, Pak. W

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 28

    "Aa--adnan, bangun. Kamu ingi menipu saya 'kan? Bangun Adnan!" Zayyan terus menggoyangkan tubuh Adnan hingga darah lelaki itu mengenai tangannya, bau anyir begitu menyeruak membuatnya seketika tersadar. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Zayyan mengambil tangan Adnan dan merasakan bahwa urat nadinya sudah tidak berdenyut. Demi meyakinkan diri, ia kembali menempelkan jarinya di hidung lelaki itu."Tidak mungkin!" Lelaki itu seketika memejamkan mata dengan badannya yang seketika melemas, saat menyadari jika Adnan sudah tiada. Tubuh Zayyan gemetar, ia tidak tau harus berbuat apa. Terpaksa lelaki itu menelpon ambulan dan membawa jenazah Adnan ke rumah sakit. ***Di sisi lain, Kania dengan cemas menunggu Zayyan. Lelaki itu bilang akan pulang pukul sepuluh malam, namun sekarang sudah tengah malam akan tetapi Zayyan tak kunjung datang. Kania berkali-kali menghubungi ponselnya, namun tidak ada jawaban. Ia yang kesal langsung melempar ponselnya ke sembarang arah. "Mas, kamu kemana si

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 27

    Zayyan tidak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah Kania yang tampak kesal, wanita itu terus menggerutu karna tau Ibunya mendengar apa yang mereka bicarakan. "Mas Zayyan, kenapa bahas itu. Malu ih, di denger Ibu," keluhnya.Zayyan terkekeh, ia lalu mendekat ke arah Kania. "Hm, memangnya kenapa? Kan kita sudah suami istri!" bisiknya di telinga Kania. "Tapi 'kan, Mas ...."Cup! Mata Kania melebar saat Zayyan mencium bibir wanita itu sekilas, Kania yang sejak tadi tidak berhenti bicara langsung diam seketika. Kania yang sudah salah tingkah memilih untuk bangkit, namun Zayyan langsung menarik tangannya hingga badan wanita itu jatuh di pangkuan Zayyan. "Mau kemana, hm?" tanya Zayyan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kania. "Mas lepasin!" Kania memberontak namun Zayyan semakin mempererat pelukannya. "Diam Kania, saya masih merindukanmu," lirihnya membuat kania mengulas senyum tipis, ia yang menundukan kepala langsung mendongak menatap Zayyan. "Maafin kelakukan Mas kemari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status