Kamu ambil suamiku, aku ambil suamimu! Tentang seorang wanita yang di selingkuhi suaminya, hingga ia berniat balas dendam dan mengambil suami dari wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.
View More[Sayang, aku kangen. Ke rumah aku yah, suamiku sudah pergi.]
Aku tersenyum melihat notif chat di ponsel suamiku, jadi wanita inilah yang menyebabkan lelaki yang sudah dua tahun membina rumah tangga denganku itu berubah. Aku meletakan ponsel miliknya di atas meja, lalu kembali membereskan kamar dan berbuat seolah-olah tidak tau apa-apa. "Dek, liat ponsel Mas gak. Tadi Mas cari gak ketemu-ketemu," ucap Mas Adnan yang baru masuk ke dalam kamar. "Tuh, di atas meja. Tadi, aku lihat ketutupan bantal," aku menjelaskan.Melihat hal itu, Mas Adnan langsung berjalan ke sana dengan tergesa-gesa dan mengambil benda pipihnya."Kamu, gak buka HP Mas, kan?" tanyanya dengan wajah yang terlihat tegang.Aku tersenyum lalu menggelengkan kepala. "Memang ada apa, Mas? Bukannya kamu selalu mengunci ponselmu. Bagaimana aku bisa membukanya?"Terlihat Mas Adnan langsung menghembuskan nafas lega, "Gak ada apa-apa sayang. Hm, Mas mau pergi dulu yah, bos kantor ngabarin kalo sekarang harus ke kantor.""Mas, bukannya ini hari libur?" "Sayang, ini perintah kantor." Aku hanya mendesah pelan, lalu menganggukan kepala. Mas Adnan menyunggingkan senyum, ia lalu menghampiriku dan mengecup singkat kening ini setelah itu pergi keluar sembari membawa ponselnya. Aku hanya diam menatap punggung tegap suamiku, entah sampai kapan aku harus pura-pura tidak tau dan menyembunyikan semuanya. Jika kalian mengira aku wanita bodoh, yah aku sangat bodoh. Aku tetap bertahan dengan lelaki yang berkali-kali menyakitiku. Tapi aku melakukan ini bukan karna mencintainya, akan tetapi ada hal lain yang tidak bisa ku katakan.Setelah Mas Adnan pergi, aku langsung bersiap-siap karna juga akan bertemu dengan seseorang. Tiba-tiba terdengar ponselku berbunyi, aku langsung mengambil benda pipihku dan melihat sebuah chat mesra dari suami wanita yang akan Mas Adnan temui. [Bersiaplah! Saya kesana sekarang.]Refleks, bibirku langsung melengkung saat membacanya. Entahlah, sekarang aku benar-benar terjebak. Aku mencintai seorang lelaki yang berstatus suami wanita lain, dan wanita itu selingkuhan Mas Adnan. Tidak, ini tidak kebetulan. Karna aku sudah merencanakan semuanya.Tidak ingin berlama-lama, aku langsung mengambil baju yang sebagus mungkin dan memoleskan sedikit pelembab pada wajahku. Tin! Suara klakson mobil terdengar dari luar, buru-buru aku mempersiapkan semuanya lalu membuka pintu rumah."Masuk," ucapnya sembari tersenyum ke arahku. Aku mengangguk, dan masuk ke dalam mobilnya. "Saya sangat merindukanmu," ujarnya sembari menatap wajahku, membuat jantung ini berdetak sangat kencang.Aku tidak mengerti, entah bagaimana penglihatan istrinya. Dia beruntung memiliki suami seperti Mas Zayan, tapi malah selingkuh dengan suamiku yang jelas-jelas hanya seorang karyawan di kantor milik suaminya. "Aku juga merindukanmu, Mas," jawabku, namun lelaki di sampingku malah terkekeh. Ia lalu menatap dengan lekat membuat jantungku semakin berdebar kencang, akan tetapi dalam sekejap lelaki itu langsung memalingkan wajahnya dan menyuruhku untuk memasang sabuk pengaman."Mas, kita mau ke mana?" "Menyelesaikan semua masalah ini," jawabnya. "Sudah cukup main-mainnya, Kania. Sekarang kita akan membongkar semuanya, membongkar tentang perselingkuhan mereka pada keluarga kita." "Apa rencana kamu Mas?" "Saya bilang pada Rayna, akan ke luar kota untuk beberapa hari. Mungkin dia akan memanfaatkan hal itu untuk bermesraan dengan bebas bersama suamimu. Apakah suamimu juga sudah mengabarimu akan pergi kemana?" Aku menggeleng, bukan tidak tapi belum. Mungkin saja sebentar lagi ia juga akan beralasan hal yang sama. "Mereka pasti akan pergi ke suatu tempat. Kita sudah mengumpulkan banyak bukti tentang mereka, tapi belum terlalu cukup banyak untuk mempermalukan mereka berdua."***Mas Zayyan melajukan mobil melaju dengan cepat membelah jalan, aku hanya diam sembari menatap ke samping. Sekarang, aku benar-benar sudah tidak bisa mempertahankan hubungan kami lagi. Pernikahan yang kami jalani selama dua tahun benar-benar ia hancurkan begitu saja, air mataku menetes mengingat bagaimana perjuangannya dulu saat dia ingin mendapatkanku. Namaku Kania, aku menikahi Mas Adnan di usia yang terbilang muda. Aku yang baru lulus kuliah, begitu bodohnya langsung menerima lamaran lelaki itu. Hanya karna kebaikan yang dia berikan pada keluargaku. Dulu, aku langsung luluh padanya karna Mas Adnan orang yang begitu baik dan romantis, dua tahun pernikahanku lelaki itu tetap terlihat sangat menyayangiku. Hingga aku tau, ternyata semua kelakuan baiknya hanyalah untuk menutupi kebohongannya. Dia yang selalu bilang sangat mencintaiku, ternyata juga sudah lama berhubungan gelap dengan istri bosnya. Andai saja dulu Mas Zayyan tidak memberitahuku, mungkin aku akan selamanya menjadi wanita yang bodoh. Yah, Mas Zayyan yang memberi tahu semuanya. Lelaki itu yang memberitahuku bahwa suamiku berselingkuh dengan istrinya.Awalnya, aku tidak menganggapnya serius dan mengira bahwa dia hanya ingin memfitnah suamiku. Namun, setelah lelaki itu mengirimkan sejumlah bukti yang membuatku tak bisa lagi mengabaikannya, akhirnya aku percaya.Kami kemudian sepakat untuk mengungkap semua kebusukan mereka, tapi takdir berkata lain. Kami sering bertemu dan merasakan keterikatan yang kuat, membuat kami merasa nyaman satu sama lain. Perasaan suka mulai tumbuh di hatiku, namun kami tetap menjaga jarak. Meskipun aku merasa seperti Mas Adnan, aku tidak akan melampaui batas."Ayok, turun," ucap Mas Zayyan membuyarkan lamunanku. Aku menatap ke sekeliling lalu mengerutkan kening. "Kenapa kita ke hotel Mas?" "Mata-mata saya bilang, jika Rayna sudah memesan kamar di hotel ini." Aku mangut-mangut, saat akan turun tiba-tiba sebuah notifikasi berbunyi di ponselku. Ting! [Sayang, maafin Mas, yah. Mas harus ikut dengan bos untuk menjalankan proyek di luar kota selama beberapa hari, tenang aja. Mas secepatnya akan pulang dan membelikanmu hadiah, jangan ngambek yah sayang, Mas sangat mencintaimu.]Aku tersenyum miris saat membaca pesan dari Mas Adnan, dulu hatiku sangat bahagia setiap mendengar ucapan seperti itu. Tapi sekarang, hatiku benar-benar mati rasa padanya. Yang ada hanya rasa dendam untuk menghancurkan mereka berdua. "Dari siiapa?" tanya Mas Zayyan.Aku menyodorkan benda pipihku padanya, terlihat lelaki itu menggeleng sembari tersenyum sinis. "Pantas saja, Rayna sangat mencintainya. Ternyata dia pandai bermain kata," gumamnya terdengar olehku. "Mas, apa kamu tidak cemburu?" "Saya tidak mencintainya, Kania." jawabnya dengan mata yang terus menatap ke depan, tidak ada ekspresi marah atau apapun. Wajah lelaki itu juga terlihat begitu santai.Ia lalu mengajakku untuk masuk ke dalam, entah bagaimana caranya dia juga sudah tau kamar mana yang sudah dipesan istrinya. "Saya sudah mendapatkan kunci duplikat kamar mereka, sekarang kita bersembunyi dan tunggu mereka datang." "Kenapa kita harus melakukan ini Mas? Kenapa tidak kamu pasang CCTV di kamar mereka saja?" "Kania, saya hanya ingin memperlihatkan secara langsung bagaimana kelakuan suami yang dulu sangat kamu cintai itu." Aku tertegun mendengarnya. Mencintai? Entahlah. Mungkin aku sudah mati rasa. ***Aku yang sedang akan menutup pintu lemari tiba-tiba tertegun saat Mas Zayyan menarik tubuhku mendekat ke arahnya. "Mereka datang," bisiknya. Aku melihat dua orang yang baru masuk ke dalam kamar, kami yang berada di dalam lemari benar-benar bisa melihat semuanya. Kaca lebar yang terpajang di lemari ini memiliki kemampuan transparan, sehingga kami dapat melihat ke arah depan tanpa diketahui oleh mereka. Semuanya ini bukan kebetulan, karena Mas Zayyan telah merencanakan semuanya dengan matang.Tampak Mas Adnan tersenyum pada wanita itu, ia lalu memangku tubuh Rayna dan membawanya ke atas ranjang. "Cantik," ucap Mas Adnan sembari mengelus rambut Rayna. Aku langsung memejamkan mata, tidak kuat melihat semua ini. Walaupun aku sudah tidak mencintai Mas Adnan, akan tetapi tetap saja sangat sakit melihatnya memadu kasih bersama wanita lain. "Mas, sudah beberapa hari ini kita tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu." "Mas juga, sayang!" Aku langsung membalikan badan menghadap Mas Zayyan yang berada di belakangku. Aku tidak kuat melihat Mas Adnan mencium bibir Rayna hingga terdengar suara desahan yang membuat dada ini terasa begitu sesak. Sakit ini terasa sangat sakit, entah kenapa walapun aku sudah berusaha untuk tegar akan tetapi rasanya tetap saja hatiku tidak kuat. Kenapa Mas? Kenapa kamu sekejam itu. "Sst." Terdengar suara ringisan Mas Zayyan saat aku mengigit dadanya untuk melampiaskan rasa sakitku. "Siapa itu?" Mataku dan Mas Zayan melebar sempurna, kami saling tatap dengan dada yang berdegup kencang. Bukannya kami ke sini untuk melabrak mereka, bagaimana jika malah kami yang terciduk."Selamat, Pak Zayyan. Anda sudah dibebaskan, namun Anda harus tetap stay selama 24 jam karena akan menjadi saksi dalam kasus ini." Seorang polisi bersalaman dengan Zayyan setelah mengeluarkannya dari sel tahanan.Zayyan hanya mengangguk dan mengikuti polisi tersebut. Pikirannya kini terarah pada keluarganya dan istrinya yang pasti sangat khawatir tentang keadaannya."Mas Zayyan!" Kania yang melihat Zayyan datang langsung berlari ke arahnya dan memeluk lelaki itu erat. Seketika, tangis Kania pecah di pelukan Zayyan. "Mas, apakah kamu baik-baik saja? Apakah ada yang terluka? Apa polisi menyakitimu?" tanya Kania khawatir. Namun Zayyan hanya menggeleng, sambil terus menatap wajah istrinya dan menciuminya di seluruh wajahnya. "Jangan khawatir, sayang. Mas baik-baik saja!""Zayyan, Nak!" Ibu, ayah, dan yang lainnya segera menghampiri Zayyan, dan memeluknya satu per satu. Dika dan Helena, yang melihat itu, tersenyum lega. Beban yang begitu berat seketika hilang dari pundaknya."Ayo, Hele
"ARGH!" Dika mengusap wajahnya dengan kasar, penyesalan jelas terpancar di wajahnya. Sekarang, di mana dia akan menemukan mereka, apalagi membuktikan bahwa dia dan Zayyan tidak bersalah.Dika melihat sekeliling, namun tiba-tiba dia terkejut ketika seorang wanita berdiri di depannya, menatapnya dengan tajam.Dika menatap sekeliling, namun tiba-tiba ia terperanjat saat seorang wanita berdiri di hadapannya sembari menatap tajam dirinya. "Siapa kamu? Apakah kamu arwah gentayangan?" tanyanya membuat Dika langsung mengerutkan keningnya. Namun tidak terlihat raut ketakutan di wajah wanita itu, Dika yang sedang tidak ingin bercanda langsung bangkit dan hendak pergi. "Jika kamu bukan hantu, kamu pasti pembunuh itu!" Deg! Ucapan yang di lontarkan wanita itu membuat Dika langsung menghentikan langkahnya, ia kembali berbalik dan menatap datar wanita tersebut. "Apa maksudmu?" Wanita itu terkekeh pelan, ia lalu kembali mendekat ke arah Dika. "Saya tau, semenjak kejadian penemuan mayat di sini
"BAJINGAN!" Semuanya terperanjat ketika melihat Ayah Zayyan langsung menghantam wajah Dika dengan keras hingga lelaki itu terhuyung ke belakang. Rasa perih seketika menjalar bersamaan dengan darah keluar di sudut bibirnya. "Kenapa kau melakukan itu, Dika? Kenapa?" teriak Ayah Zayyan sambil memegang kerah baju milik Dika.Sela tidak bisa berhenti menangis, ia belum pernah melihat Ayahnya yang semarah itu Pada Dika. Wanita itu juga sangat terguncang, terlebih ia menganggap Dika seperti kakanya sendiri. Melihat Sela yang terus menangis, Dika tidak tahan lagi. Ia yang sedari tadi hanya diam akhirnya kembali bersuara."Karna, dia!" Tunjuk Dika ke arah Sela. "Saya tidak ingin Sela tersakiti, dan saya akan menyakiti orang yang telah menyakiti orang yang saya cintai!" Deg! Kata terakhir yang keluar dari mulut Dika benar-benar membuat mereka melebarkan matanya. Dika kembali tersenyum, ia lalu menatap ke arah Sela."Sela, saya memang yang membawa pisau itu untuk membunuh Adnan. Namun, bu
"M- Mas, aku percaya. Kamu pasti tidak melakukan semua itu!" Mendengar hal itu, Zayyan tersenyum. Ia lalu mengelus puncak kepala Kania. "Terima kasih, Sayang!" "Maaf, waktu menjenguk sudah habis!" Salah seorang polisi tiba-tiba datang dan membawa Zayyan pergi. Kania ingin mengejar, namun Dika langsung menahannya."Jangan berbuat bodoh, Kania. Jika kamu membuat keributan di sini, semuanya bisa menjadi lebih buruk!" peringat Dika dengan tegas, membuat Kania terdiam. Matanya terus menatap punggung Zayyan yang dikawal seperti tahanan. Rasanya begitu berat melihatnya dalam situasi seperti ini."Mas, aku akan mencari si pelaku sebenarnya dan membebaskanmu dari penjara," gumam Kania pelan, suara itu terdengar oleh Dika. "Ayo, Kania. Kita harus pulang sekarang!" kata Dika, Kania hanya mengangguk pasrah. Saat mereka hendak pergi, Ayah Zayyan mendekati mereka."Kania, Dika. Di mana Zayyan?" tanya Ayah Zayyan dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tuan Zayyan telah dibawa masuk kembali, Pak. W
"Aa--adnan, bangun. Kamu ingi menipu saya 'kan? Bangun Adnan!" Zayyan terus menggoyangkan tubuh Adnan hingga darah lelaki itu mengenai tangannya, bau anyir begitu menyeruak membuatnya seketika tersadar. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Zayyan mengambil tangan Adnan dan merasakan bahwa urat nadinya sudah tidak berdenyut. Demi meyakinkan diri, ia kembali menempelkan jarinya di hidung lelaki itu."Tidak mungkin!" Lelaki itu seketika memejamkan mata dengan badannya yang seketika melemas, saat menyadari jika Adnan sudah tiada. Tubuh Zayyan gemetar, ia tidak tau harus berbuat apa. Terpaksa lelaki itu menelpon ambulan dan membawa jenazah Adnan ke rumah sakit. ***Di sisi lain, Kania dengan cemas menunggu Zayyan. Lelaki itu bilang akan pulang pukul sepuluh malam, namun sekarang sudah tengah malam akan tetapi Zayyan tak kunjung datang. Kania berkali-kali menghubungi ponselnya, namun tidak ada jawaban. Ia yang kesal langsung melempar ponselnya ke sembarang arah. "Mas, kamu kemana si
Zayyan tidak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah Kania yang tampak kesal, wanita itu terus menggerutu karna tau Ibunya mendengar apa yang mereka bicarakan. "Mas Zayyan, kenapa bahas itu. Malu ih, di denger Ibu," keluhnya.Zayyan terkekeh, ia lalu mendekat ke arah Kania. "Hm, memangnya kenapa? Kan kita sudah suami istri!" bisiknya di telinga Kania. "Tapi 'kan, Mas ...."Cup! Mata Kania melebar saat Zayyan mencium bibir wanita itu sekilas, Kania yang sejak tadi tidak berhenti bicara langsung diam seketika. Kania yang sudah salah tingkah memilih untuk bangkit, namun Zayyan langsung menarik tangannya hingga badan wanita itu jatuh di pangkuan Zayyan. "Mau kemana, hm?" tanya Zayyan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kania. "Mas lepasin!" Kania memberontak namun Zayyan semakin mempererat pelukannya. "Diam Kania, saya masih merindukanmu," lirihnya membuat kania mengulas senyum tipis, ia yang menundukan kepala langsung mendongak menatap Zayyan. "Maafin kelakukan Mas kemari
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments