Share

Bab 3

Author: Susi
last update Last Updated: 2022-03-23 21:22:48

#TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBAL

BAGIAN 3

"Cling cling" bunyi mata pisau tersebut terdengar semakin nyaring. Berlomba dengan suara jangkrik dan kicauan burung hantu. Jeremi lelaki bertubuh gempal tersebut, tersadar dari pingsannya. Memicingkan mata dan seketika matanya terbelalak.

Sang kepala suku tengah mengasah sebilah pisau. Setelah dirasa sangat tajam, dia mencoba menyembelih seekor kelinci tanpa ucapan Basmalah. Kelinci tersebut menggelepar di atas tanah, dengan kepala terputus. Jeremi hanya bisa menelan air ludah.

"Kau sudah sadar Jeremi?" Tatapan matanya memerah. Bau alkohol menyeruak didalam ruangan, bercampur dengan aroma darah.

Jeremi menyadari jika dirinya telah terikat mati, disebilah batang kayu. "Apa yang anda lakukan kepada saya?"

Kepala suku tertawa "Saya hanya bersenang-senang saja."

Beberapa menit kemudian, seorang wanita memakai jubah hitam dengan wajah tertutup menghampiri mereka. "Ayah kita tidak punya waktu lagi, lelaki ini harus kita habisi."

"Tria? Apa itu kamu Tria?" Jeremi berusaha mengingat suara tersebut.

Wanita tersebut membuka jubahnya "Saya Tria, Tria yang membawa kamu kesini. Kita akan bersenang-senang sayang."

"Lepaskan saya Tria, lepaskan saya. Apa yang akan kalian lakukan kepada saya?" Jeremi mulai ketakutan.

Jeremi menyembunyikan sebuah camera dibalik bajunya. Camera tersebut sengaja dia bawa, untuk merekam kebersamaannya dengan Tria. Semakin dia bergerak Camera tersebut terjatuh. Namun Tria dan ayahnya tidak mengetahui keberadaan camera itu.

"Seperti yang ayah katakan, hanya sekedar bersenang-senang." Tria mengeluarkan ular piton berukuran satu meter.

"Jauhkan ular tersebut dari saya Tria, jauhkan!" bentak lelaki bertubuh gempal tersebut.

"Ooh berani-beraninya kamu membentak saya," Tria tersenyum dan mengeluarkan satu ekor Kelabang. "Kamu lihat ini? Dua makhluk lucu ini akan bermain-main dengan kamu."

"Jangan-jangan lakukan itu Tria saya mohon jangan lakukan itu."

Tria tidak perduli dia memasukkan kelabang tersebut kedalam baju Jeremi. Dan sengatan demi sengatan dia terima. Tria tertawa puas melihat hal tersebut.

***

Dirumah pak Ruli aku tidak bisa tidur nyenyak. Pasalnya Jeremi tidak pulang dari tadi siang. "Andai saja sikapku tidak berlebihan kepada dia, mungkin sekarang keadaannya berbeda." Aku segera keluar dan menghisap sebatang rokok.

Asap rokok tersebut membumbung tinggi dan sekaleng bir aku teguk malam itu. Lisa yang melihat segera membuang rokok dan bir tersebut. "Sejak kapan kamu minum dan merokok?"

"Bukan urusan kamu!!" Aku segera meninggalkan dia dalam keremangan malam.

"Kak," panggil Rinta anak bungsu pak Ruli. Bocah 10 tahun tersebut menghampirinya.

"Kenapa belum tidur dek?" tanya Lisa dengan nada lembut.

"Gak bisa tidur kak, biasanya suara ngorok bang Jeremi jadi musik pengantar tidur ku." ujarnya sambil sesekali menepuk nyamuk yang menggerogoti pergelangan tangan kami. "Kakak kenapa tertarik untuk menjelajah Desa ini?"

Lisa tersenyum sambil mengusal rambut Rinta "Karena menurut kakak Desa ini unik, dan sama sekali belum terjamah oleh Dunia modern." Lisa mengeluarkan Smartphonenya. "Ini namanya Ponsel, kami menggunakan ini untuk saling berinteraksi satu sama lain. Alat ini mampu menembus jarak ribuan mil. Coba kamu pegang?" Lisa memberikan benda pipih tersebut.

Awalnya Rinta berusaha menjauhi dan terlihat ketakutan. Namun, Lisa memegang tangannya untuk menyentuh ponsel miliknya. Lisa memutarkan sebuah lagu, Rinta mendengarkan dengan seksama. "Apa ini suara Raja?" tanya Rinta dengan nada polos.

"Raja? Bukan ini suara dari benda pipih ini. Kamu harus janji, untuk tidak memberitahukan ini kepada siapapun. Termasuk ayah dan ibu. Mengenai Raja? Siapa Raja? Bukannya pemimpin disini adalah Kepala Suku?"

Wajah Rinta berubah seketika, dia mengambil jemari Lisa dan menautkan dengan jemarinya. "Berjanjilah jika kakak tidak akan memberitahukan ini kepada siapapun." ujarnya dengan nada gugup.

Lisa mengangguk "Raja adalah sesembahan kami. Dialah yang menyuburkan tanah dan menggemukkan hewan. Dialah penurun hujan dan badai. Apa kakak sudah menikah?" tanya Rinta seketika.

Lisa menggeleng "Dek orang seperti kakak tidak ada yang suka." ujar Lisa sambil tersenyum.

Rinta mendekat dia mengeluarkan sebuah benda. "Peganglah jimat ini, ibu bilang ini bisa melindungi kita dari incaran Raja. Raja akan meminta tumbal setiap bulan purnama tiba. Darah perawan akan ditampung dalam sebuah bejana berukuran besar. Sang wanita akan digantung terbalik dengan beberapa luka sayatan. Mereka akan disiksa dan akan meninggal dalam keadaan tanpa busana dan membusuk dikerumuni oleh ulat-ulat dan belatung." Ibu bilang kamis adalah waktu bulan Purnama."

Lisa menelan ludah dia berharap itu hanya mimpi saja. "Apakah hilang Jeremi ada kaitannya dengan sembahan kalian?"

Belum sempat Rinta menjawab mereka dikejutkan dengan teriakan Kinara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal   Bab 21

    #Tumbal Darah Perawan Dan Misteri Desa KanibalBAGIAN 21"Biarkan saja dia buk, percuma kita berbicara dengan orang yang keras kepala dan tidak bisa di atur," ujar Raka sambil berlalu pergi.Kinara terdiam sejenak, dia bersikeras untuk membuka pintu tersebut. Bu Tatik, tidak bisa untuk mencegah keinginan gadis itu. Suara pintu berderit. Kinara keluar, matanya mencari keseluruh penjuru. Memanggil nama Lisa, menyusuri jalan setapak dalam keremangan malam, "Lisa, Lisa." Namun, Lisa tidak menampakkan wujudnya sama sekali.Angin malam berhembus, membawa serta bau anyir darah. Suara tangis menyayat hati, juga terdengar. Sesosok wanita mendekat perlahan. Wajah pucat pasi, dan rambut yang acak-acakan tersenyum menyeringai. Bau amis darah semakin tercium, "Lisa... " pekik Kinara histeris.Sosok tersebut berdiri di kejauhan, bibirnya pucat seolah tidak ada darah yang mengaliri. Ia mengulurkan tangannya, seolah mengajak Kinara untuk ikut serta. Kinara berjalan perlahan, mendekati sosok tersebut.

  • Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal   Bab 20

    TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN 20Kinara hanya terdiam, dia tidak lagi bisa berbuat apa-apa, "Berarti sekarang, yang bisa keluar selamat dari Desa ini hanya saya dengan Arjuna?"Raka mengegangguk perlahan, "Arjuna, pasti selamat karena dia berada di pihak yang tepat. Buk berikan obat yang di bawa mereka. Setidaknya, itu bisa mencegah darahnya keluar."Bu Tatik, segera melakukan apa yang di pinta Raka. Selang beberapa menit, terdengar ketukan beruntun. "Buk buka pintu, Buk..." Mereka saling berpandangan. Bu Tatik segera berdiri, berlari menuju pintu tersebut. Seorang wanita separuh baya menerobos masuk, "Buk, gawat kita gawat.""Gawat kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi Lin?" Mata Bu Tatik melirik kearah anak gadis di bawa Ibu tersebut. "Kenapa dengan Dini? Kenapa dia sepertinya ketakutan?""Mereka mulai beraksi lagi. Dari informasi, yang saya dapat Adya Seta kembali mencari tumbal anak gadis. Bagaimana ini Buk? Saya takut Dini akan menjadi korban selanjutnya.""D

  • Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal   Bab 19

    #TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN 19Tias tersenyum, merapatkan tubuhnya kepada Kinara, "Ki... " belum sempat ia melanjutkan pembicaraannya,terdengar suara gaduh dari luar.Suara ketukan pintu, sangat kuat, "Tatik buka pintu !!" hardik suara tersebut.Mereka terkejut, Bu Tatik segera kedepan dengan tergesa-gesa, "Kalian sembunyi di bawah kolong tempat tidur," ujarnya sambil berbisik.Kinara dan Tias, hanya mengangguk mereka segera bersembunyi di kolong tempat tidur."Heh Tatik, buka pintu ini atau kami dobrak !!" hardik, salah satu di antara mereka.Pintu tersebut terbuka, "Maaf, tadi saya sedang masak air di belakang. Ada apa ini ?""Kami ingin menggeledah rumah ini. Kalian semua, geledah rumah ini segera !!"Bu Tatik segera menghalangi, "Eits atas dasar apa, kalian mengobrak abrik rumah saya? Ini rumah saya, hargai saya sebagai tuan rumahnya. Bos dengan anak buah sama-sama tidak punya etika." Matanya membulat sempurna."Kami mencari dua orang gadis, pasti mereka

  • Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal   Bab 18

    #TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN 18Alex segera menyeret tubuh tersebut ketepi sungai. Dia, memeriksa denyut nadi Lisa, namun semua sia-sia. Ia menggendong mayat tersebut. Kembali kerumah Pak Pepeng. Bau amis darah, tidak lagi ia hiraukan. Baju yang dia pakaipun, tak luput dari bercak darah gadis tersebut."Arjuna, Anggoro, kalian di mana?" pekik Alex.Kami yang mendengar, segera berhamburan keluar, dari kejauhan kami tidak melihat begitu jelas siapa yang sedang ia bawa. Alex berlari, sambil membawa seorang gadis. Nafasnya mulai tidak beraturan. Kami segera mendekat, aku berharap, itu bukan salah satu dari mereka bertiga. Namun, harapan ku pupus. Ketika melihat tubuh Lisa, sudah dalam keadaan terbujur kaku tidak bernyawa."Sa, bangun Sa ini gue Juna. Sa, bangun Sa... " Hanya air mata, yang bisa berbicara kala itu. Aku masih mengingat janji ku kepada Tante Rosi, untuk melindungi Lisa apapun yang akan terjadi. "Maafin gue Sa, maafin gue seharusnya gue melindungi lu.

  • Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal   Bab 17

    #TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBagian 17Kinara memapah Tias seorang diri, karena dia tau Lisa saat ini kondisinya juga melemah. Sepanjang perjalanan, Lisa tidak banyak berbicara. Dia, lebih memilih untuk diam saja dan tatapannya kosong. Ya, dia bukan seperti Lisa biasanya. Wajahnya pucat, terlebih lagi pada bagian bibir. Kinara tetap fokus, melewati semak belukar untuk mencari jalan keluar dari hutan."Semoga, Arjuna menemukan kita," rintih Tias sambil menahan sesak di dada.Sungai kecil, telah menunggu mereka di depan. Suara cacing dari perut Kinara, menghentikan perjalanan mereka. Dari semalam, mereka belum makan apapun."Kita istirahat dulu Ki," pinta Tias sambil menahan sakit.Kinara mengangguk, dan segera membantu Tias untuk duduk. Lisa, lagi-lagi hanya terdiam, sesekali ia melemparkan senyuman. Namun, entah mengapa bulu kuduk Kinara berdiri, kala melihat Lisa tersenyum. Kinara melirik, kearah luka bekas anak panah tersebut. Luka itu tampak mengering, "Kenapa sec

  • Tumbal Darah Perawan dan Misteri Desa Kanibal   Bab 16

    #TUMBAL DARAH PERAWAN DAN MISTERI DESA KANIBALBAGIAN 16Dibawah temaram sinar rembulan, mereka berlari dengan sisa-sisa tenaga yang di miliki. Menebus luasnya hutan belukar, mencari perlindungan yang aman."Istirahat dulu Ki, saya sudah tidak kuat lagi." Lisa menghentikan langkahnya.Tubuhnya, lansung terjatuh menghempas tanah. Dia memegangi luka, dengan jemari lentiknya. Bau amis darah menyeruak. Kinara berusaha mempertajam penglihatannya, "Sa lu..."Lisa hanya mengangguk lemah, Kinara segera merobek baju yang ia kenakan. Untuk menghentikan pendarahan Lisa. Di liriknya, anak panah yang masih menancap. "Sa, gue bakal cabut anak panah ini. Lu tahan ya, lu harus kuat." Lisa, lagi-lagi hanya mengangguk lemah.Tias segera merobek pakaiannya, "Gigit baju ini Sa, agar teriakan kamu tidak memancing mereka kesini." Tias, memberikan potongan baju yang ia robek barusan.Tangan Kinara gemetar, saat hendak mencabut anak panah tersebut. Saat telah memantapkan hatinya, sekali tarikan anak panah it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status