Share

3. Terjatuh dari Tebing

      Tempat berbeda, di hutan yang sama. Pelan tapi pasti matanya mulai terbuka, tapi kegelapan masih menyelimuti. Dengan susah payah ia membetulkan letak kacamatanya.     

        "Kenapa perut aku mual dan pusing kepala ya," ujar Kalina yang memang fobia dengan gelap. Dia pun mencoba membaca situasi dengan cermat, setelah akhirnya tersadar bahwa dirinya nyangkut di pohon dengan keadaan sungsang (kaki di atas kepala di bawah).

         "Ini namanya untung atau buntung ya." Susah ia menghela nafas. Beruntung ia tidak langsung jatuh ke bawah. Namun, malang gadis tersebut nyangkut di atas pohon dengan keadaan sungsang.

        "Halo, apa ada orang di atas!" teriaknya dengan sisa-sisa tenaga.

        "Kalau ngak ada orang gimana nanti aku turunnya," pikir Kalina dalam hati.

        Di sela-sela kegalauan ia masih mengamati ke bawah sana. Terdengar aliran deras sungai mengalir. Berkat pantulan cahaya rembulan, samar-samar ia seperti melihat ukiran batu, berbentuk burung terkapar menghadap ke atas. Seolah batu itu siap kapan saja, menerima dengan senang hati jika Kalina terjatuh ke arahnya. Kalina mulai merasa ngeri mendengar binatang-binatang malam bersuara dengan keras, mengusik pendengaran. Sangat menggema di setiap celah pepohonan di bawah sana, bak menyambut sesuatu kejadian spesial yang akan terjadi.

        Lolongan serigala memekik, membuat telinga Kalina sakit, burung-burung hantu seolah berteriak di segala arah membuatnya semakin ngeri. Jantung Kalina berdetak semakin kencang, dia berteriak ketakutan. Dalam remang malam, dalam suasana mencekam. Angin berhembus kencang, membuat tubuhnya terombang-ambing mengikuti ranting pohon yang menopangnya, bergerak. Teriakannya seperti tak terdengar, hilang tersamarkan gemerisik dedaunan terseok angin.

Rintik-rintik hujan mulai turun membasahi. Angin semakin lama semakin kencang berhembus, tanpa mengenal ampun.

        Kalina pasrah dengan nasib, saat kilatan dan petir sekonyong-konyong menyambar ranting pohon penopang tubuhnya. Gadis itu tersentak, berteriak, memejamkan mata, tubuhnya mulai terjun bebas ke bawah.         

         "Beginikah akhir hidupku?" ratap Kalina dalam hati. Hatinya kalut, seolah sesuatu lepas dalam dirinya, dadanya nyeri, melayang jatuh ke bawah dengan kecepatan yang sangat cepat. Ketika ia telah merasa di ambang ketidakberdayaan. Sebuah cahaya terang menyilaukan muncul di hadapan gadis itu.

    "Apakah malaikat maut tampan datang menjemputku?"

        Samar-samar ia melihat sesosok pemuda tampan. Tanpa sadar ia sudah berada dalam dekapannya, dirasakannya otot-otot lengan tangan si tampan yang mendekapnya. Tanpa ragu Kalina menyandarkan kepala pada dada bidang yang terasa sixpack saat tak sengaja tersentuh tangannya. Kalina mendongakkan kepalanya, pemuda itu tersenyum. Sungguh pemandangan indah tak ayal Kalina langsung dibuat terlena menatap wajah indah itu. Gadis itu akhirnya mengerti perasaan teman-teman perempuannya. Bukan karena tak paham akan ketertarikan lawan jenis tapi dia sadar akan penampilannya.

          "Oh, aku akan mati dengan bahagia berkat ketampanannya."

        Pemuda itu membelai pipi Kalina dengan lembut membuatnya tersadar dari lamunan sesaat. Tatapan mereka semakin dalam dan dekat dirasakan nafas mereka yang saling menyapu wajah masing-masing. Kalina sempat terkejut ketika bibir mereka saling bertemu.

         "My first kiss," bisiknya dalam hati. Kalina memalingkan wajahnya karena malu. 'Andai kata ini sebuah mimpi maka aku akan bangun dengan perasaan malu,' ucap dalam hati merasakan detak jantungnya berparade.

          Melayang dalam dekapan seorang pemuda asing, tidak dikenal, berlatarkan cahaya terang yang entah dari mana berasal.

Gerimis yang turun seolah-olah ikut menambah suasana menjadi semakin romantis. Sungguh mimpi indah. Kesadaran Kalina mulai menghilang, mata mulai meredup dalam alunan musik alami malam. Cahaya terang bersama kepulan asap putih melebur, hilang ketika menyentuh tanah. Lolongan serigala perlahan menjauh. Begitu pula dengan teriakan para burung hantu yang kembali tenang dan berbunyi seperti biasa. Seolah tidak terjadi apa pun, semua kembali tenang.

Bersambung....

@lovely_karra

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status