Home / Fantasi / Tumbal Pengantin Iblis / 4. Menemukan Kalina

Share

4. Menemukan Kalina

Author: KarRa
last update Last Updated: 2022-09-21 11:54:08

    Reza dan yang lain mulai putus asa mencari keberadaan Kalian. Semak belukar dan jalanan yang licin, belum lagi hujan mulai turun membasahi badan mereka. 

    "Linsi, lebih baik kita balik ke tenda dulu saja. Malam semakin larut, hujan juga mulai turun," ujar salah seorang di antaranya.

   "Kita lanjut pencarian besok aja ya Lin, angin semakin bertiup kencang belum lagi ada kilat dan petir juga." Reza menjelaskan.

    "Tapi kalau kita gak segera menemukan Kalina, nyawanya bisa dalam bahaya," jawab Linsi.

   "Alinsi ini tengah malam, kita berada di hutan. Dalam cuaca buruk seperti ini bisa membahayakan nyawa kita semua." Rando lanjut menjelaskan.

    Alinsia mengerutkan dahinya berpikir keras, dengan berat hati ia mengikuti nasehat yang lain untuk kembali ke tenda. Tak mungkin ia membahayakan nyawa banyak orang meski ia sangat ingin mencari sang sahabat. Mereka berjalan kembali menaiki tebing. Rando mengantarnya hingga sampai di depan tenda.

    "Udah sana masuk, ganti pakaian dan hangatkan badan di dalam. Doakan Kalina agar dia baik-baik saja, berpikir positif selalu," ucap Rando dibelainya rambut Alinsia dengan tangan kanannya. Gadis itu mengangguk dan masuk ke dalam tenda. Dengan segera ia mengganti pakaian basahnya dengan yang kering. Kemudian meringkuk di balik selimut, menangis

*****

    Sang surya mulai menyapa dunia, burung-burung berkicauan dengan merdu. Tetesan air bekas hujan semalam berjatuhan dari daun-daun yang tertiup angin. Gemercik air terjun terdengar nyaring ditambah kokokan ayam milik penduduk setempat bersahut-sahutan. Sungguh alunan musik alami khas pedesaan di pagi hari. Reza, Alinsia dan yang lainnya dibantu warga setempat mulai kembali menyusuri tebing semak belukar mencari Kalina. Di tempat yang berbeda Natalie dan kedua dayangnya malah asyik perawatan wajah dalam tenda sekretariat. Udara yang masih terasa dingin tak menyurutkan niat tiga gadis yang terkenal dengan julukan nenek sihir tersebut.

    "Kalina!" teriak mereka bersahut-sahutan memanggil satu nama orang yang dari dulu mereka anggap penting gak penting.

    "Kalina, kamu di mana?" teriak Rando. Alinsia yang berjalan beriringan dengan Rando tiba-tiba berhenti melangkah. Membuat semua yang berjalan di belakangnya ikut berhenti. Terdengar suara teriakan dari warga sekitar dari arah berlainan. Mereka pun bergegas ke arah suara tersebut.

   "Ada apa pak?" tanya Reza.

   "Lihat Mas, ada orang tiduran di atas batu sana." Seorang lelaki paruh baya menunjuk mulut sebuah gua besar. Mereka berlari melompati berbatuan, sesaat tempat tersebut padat. Kalina tergeletak tak sadarkan diri.

    "Kalina bangun Kalin," berderai kembali tangisan Alinsia

    "Kenapa Kalina bisa tiduran di tempat ini, apa jangan-jangan ada yang menolong dia sebelum kita sampai di tempat ini tadi?" tanya Reza. Mendengar suara gaduh perlahan-lahan Kalina membuka matanya. "Alinsi." Suara Kalina terdengar lirih.

    "Kalina kamu gak apa-apa ‘kan, atau ada yang terasa sakit?" tanya Alinsi.

   "Aku cuma merasa lemas dan perut aku sedikit sakit," jelas Kalina.

   "Ya sudah nanti habis ini kita langsung ke rumah sakit ya," ujar Reza.

    "Aku gak apa-apa kok beneran kita langsung pulang aja."

    "Tadi katanya sakit perut," ujar Rando.

    "Itu karena aku lapar belum sarapan."

    "Oalah," teriak yang lain kompak.

    Kalina berdiri dan dipapah oleh kedua pangeran tampan Reza dan Rando. Dengan pelan dan hati-hati mereka melangkah menjauhi air terjun tersebut. Namun, tanpa disadari sepasang tatapan mata dengan tajam memperhatikan mereka dari kejauhan sejak tadi. Kalina berhenti melangkah dan menoleh ke arah belakang, dia tak mendapati siapa-siapa. Semua orang telah berjalan di depannya.

   "Cuma perasaanku saja kali ya," ucapnya dalam hati.

   "Kenapa Kalin?" tanya Reza.

   "Gak apa-apa kok." Kalina tersenyum meyakinkan.

   "Atau kamu gak kuat jalan, mau aku gendong aja gimana?" usul Reza.

   "Gak, gak usah, nggak apa-apa beneran, deh."

    Di perjalanan, mereka melihat seekor burung elang berbulu putih terbang mendekat seolah-olah menggoda untuk dipegang.

    "Burung yang cantik," ucap Kalina melihat burung itu terbang mendekat ke arahnya.

    Belum sempat Kalina membelainya burung itu sudah melesat terbang ke atas menembus cakrawala. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan, menyusuri jalan terjal. Wajah lelah mereka berubah lega ketika sampai di tepi jalan raya. Bus sekolah menanti, teriak sorak-sorai bahagia ketika mereka berhamburan masuk ke dalam. Jarak yang lumayan jauh hampir setengah hari.

Bersambung….

@lovely_karra

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tumbal Pengantin Iblis    Aura Hitam Lepas dari Segel

    Nyonya Anantari sudah dipindahkan ke dalam kamar tamu, tubuh berkeringat dan wajah memucat. Nyonya Abraham menyeka berulang kali dengan perasaan tidak menyenangkan, cemas sudah pasti. Tamu yang terhormat bagi kediaman Tuan Abraham, di tengah zaman modern, hal-hal berkaitan dengan tidak kasat mata membuat Nyonya Abraham yang memiliki penglihatan istimewa terbebani. Pertemuan dengan Tuan Abraham adalah hal yang sangat menyenangkan. Satu frekuensi meski hal tersebut yang Tuan Abraham klaim sebagai pasangan yang ditakdirkan. Banyak kejadian janggal yang menguras pikiran dan tenaga dilalui dengan baik. Bahkan mereka memiliki seorang putra yang sengat cerdas yang menempuh pendidikan di luar negeri.“Tolong bangunlah Anantari, jangan membuat kami khawatir.” Nyonya Abraham benar-benar menginginkan wanita yang sudah mulai dianggap temannya itu agar cepat bangun.Dalam alam bawah sadar, Nyonya Anantari diseret ke dalam mimpi panjang setelah mendapatkan kabar Kalian ---calon menantu--- telah kemb

  • Tumbal Pengantin Iblis   Anantari Versi Binatang

    Zaman ModernDari dalam terdengar suara pekikan melengking dan suara gaduh di mana membuat bulu kuduk merinding. Raut kecemasan terlihat di mimik muka Abraham, dia beberapa kali melihat hal tak kasat mata, tetapi menghadapi keadaan seperti ini belum pernah. Nenek moyang dan juga keluarganya mengatakan untuk menjaga ruang bawah tanah karena banyak hal buruk terjadi jika mereka lengah. Sihir pengekangan dan segel selalu diperbaharui tiap lima puluh tahun sekali.“Apa yang salah, seharusnya segel dan pengekangan baru akan diperbaharui tiga puluh tahun lagi. Dua puluh tahun lalu aku dan mendiang ayah sudah memperbarui segel tempat ini.” Tuan Abraham mengelus pintu. Dapat dirasakan aura pekat penuh kebencian terasa.“Aku penasaran satu hal, apa semua keluarga Abraham diwariskan sihir oleh leluhur kalian?”“Tidak, kecuali jika kami menemukan jodoh yang ditakdirkan untuk menjadi ‘mata’ bagi kami?”“Maksudnya?”“Orang dengan kemampuan spesial yang mampu melihat masa depan. Kekuatan sihir itu a

  • Tumbal Pengantin Iblis   Dimensi Lain (Kerajaan Nigella)

    Di dimensi lain.Sementara itu, di kerajaan Nigella rapat sedang berjalan alot, pemberontakan sudah terdengar sampai ke telinga para sesepuh. Kini baik pra klan mau pun sesepuh kerajaan dan juga para ketua ras berdebat. Raja Arsen melihat gadis bernama Sekar itu berjalan memasuki ruangan lalu duduk di kursi berderetan dengan para klan. Tuan Alex yang baru melihat Sekar terkejut, pasalnya dia tahu dari mata-mata jika pengantin Aurora menghilang, lalu bagaimana ada gadis berwajah mirip Kalina. Tuan Alex menoleh ke arah Tuan Abraham, lelaki itu hanya mengediikan bahu tidak ingin tahu menahu.‘Kau pikir aku akan diam saja setelah kalian berkhianat? Tidak akan!’ Benak Tuan Abraham berkecamuk. Dia membiarkan saja Alex beserta putrinya Zemira kebingungan, masa bodoh dengan hal tersebut.‘Apa ayah mencurigai sesuatu?’ batin Zemira menatap Tuan Alex. Seolah dari tatapan saja mereka terhubung.Menyadari ada hal aneh, sebelum rapat dimulai baik Zemira maupun Tuan Alex menyusup keluar ruangan lewa

  • Tumbal Pengantin Iblis   Kastil Tuan Abraham

    Zaman now.Seorang wanita cantik berada di perpustakaan sebuah castle kuno yang masih terjaga sampai sekarang. Di ditemani seorang lelaki paruh baya bersama sang istri. Mereka tengah berbincang dengan serius. Perpustakaan bak lautan buku di mana banyak sekali rak-rak terisi penuh hingga menjulang tinggi hampir ke langit-langit. Lantai marmer nan bersih dan buku tanpa debu menandakan tempat tersebut terawat dengan baik.“Saya menyukai tempat ini, ini sangat luar biasa dan sangat bersih.” Suara melantun merdu dari wanita berambut panjang tergerai indah.“Nyonya Anantari terlalu memuji,” balas seorang wanita yang kemudian duduk di kursi kayu berseberangan lawan bicaranya.Anantari tersenyum kemudian kembali berkutat pada buku bacaan yang sudah dia ambil.“Aku sangat terkejut ketika Nyonya Anantari memberi kabar terkait kalung peninggalan teman Anda.” Kali ini suara seorang lelaki terdengar.Kedua wanita elegan itu menoleh ke arah sumber suara, seorang lelaki yang masih terlihat tampan mes

  • Tumbal Pengantin Iblis   Meyakinkan Nenek Arimbi

    “Kumpulkan para sesepuh dan para pemimpin ras, panggil juga gadis bernama Sekar!” Raja Arsen berkata seraya membalikkan badan. Dia memijat kening yang berdenyut, kaki panjang itu melangkah keluar kamar meninggalkan tiga temannya yang masih diam membisu. Mereka mencoba memposisikan diri di tempat Raja Arsen. Benar-benar situasi sulit dilalui, bukan? Anantari menoleh ke arah dua lelaki yang juga sama bingungnya. “Aku akan menyusul Sekar.” Gavin mendelik menatap Anantari yang tertunduk, “Apa yang akan kau lakukan?” “Gavin, aku tahu ini tidak benar, aku juga tidak tega melihat Kalina menderita. Namun, bagaimana jika takdir itu memang membawa Kalina datang ke mari untuk suatu hal. Tidakkah kalian pikir banyak misteri tentang Nigella yang belum terungkap dan menemui titik terang? Seolah hidup kita dikendalikan sesuatu. Tidakkah kalian curiga para sesepuh menyembunyikan sesuatu?” “Curiga, tentu aku sangat curiga lebih dari yang kalian tahu. Namun, apa yang bisa kita lakukan?” Lamont ber

  • Tumbal Pengantin Iblis   Perawan atau Tidak, Asal itu Kamu!

    Kalimat bak omong kosong terdengar dari bibir Elard hingga membuat Kalina merinding. Bukan karena tidak percaya, banyak yang tadinya dianggap diluar nalar terjadi begitu saja. Tidak ada hal mustahil seperti dia terlempar ke masa lalu. Maka tidak heran bilamana Elard beranggapan telah bereinkarnasi. Itu membuat sedikit khawatir, reinkarnasi terjadi ketika seseorang telah meninggal. “Jika memang bereinkarnasi, artinya Elard di Kerajaan Nigella mati.” Kalina menatap Elard sendu. Elard menyadari raut muka Kalina yang berubah, lelaki itu lalu berkata, “Aku rela mati untukmu.” Jawaban Elard membuat Kalina melebarkan mata. Gadis itu denial pada perasaan sendiri. Jika mengingat cerita yang pernah terlontar pada mulut Gavin saat siluman itu berada di dunianya sebagai Elang, maka kematian dan runtuhnya kerajaan Nigella terjadi. Namun, nasib membawa Kalina isekai ke dunia lain, Kerajaan Nigella yang sama sekali tidak diketahui keberadaannya. Tidak ada catatan dalam sejarah tentang Kerajaan Ni

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status