Share

Halo.. - 7

Tiba - tiba telepon genggamku berdering kencang. Nada dering ini sudah lama banget tidak berbunyi. Nama dering yang tiap mau kuhapus atau kuganti selalu saja gagal karena aku sebenarnya masih gagal move on kata abg-abg jaman sekarang. Jadi mau kubuat jadi kenangan.

Tapi, kenapa hari ini dia berbunyi? Nada dering ini seketika mengembalikan aku ke masa lalu. Masa dimana rasanya ingin kubanting kembali telepon genggamku. Ini yang judulnya dilema. Berdering sekali... berdering dua kali... berdering tiga kali... cukup mengganggu untuk diangkat maupun tidak diangkat. Kutarik napas panjang dan...

"halo."

Sedatar itu, seakan - akan kata halo ini mewakili perasaanku yang merasa sangat terganggu dengan teleponnya.

"Hai Lingan. Sibuk?"

Suara itu...kangen sekali rasanya dengar suara itu.

"Ada apa?"

Tidak kugubris pertanyaan basa basinya.

"Aku mau ke Jakarta dalam waktu dekat"

entah darimana dia akan datang ke jakarta tapi jujur sejujur-jujurnya, aku tertarik tapi aku tidak mau menunjukkan bahwa aku tertarik.

"Terus? Hubungannya dengan saya apa?"

Suara di seberang telepon diam sejenak..hanya terdengar suara bolpen yang di pencet-pencet.

"Mmm... aku perlu ketemu sama kamu sebentar aja, ada yang perlu aku sampaikan"

giliran aku yang diam, berpikir.

"Kapan?"

"Sekitar...mmm... awal bulan depan"

kuingat-ingat awal bulan depan itu sepertinya akan jadi hari - hari sibukku. Bu bos menikah awal bulan depan.

"Saya gak punya banyak waktu untuk ketemu kamu awal bulan depan, karena ada banyak deadline di kantor. Lihat nanti aja deh. Ada lagi yang ingin diomongin? Saya telat mau meeting"

"ok kalau begitu nanti aku hubungi kamu lagi."

"Bye."

"Bye, Lingan"

kututup telponku dan kutelepon sahabatku.

"Sa, ngapain lo? Bisa gw culik ya sekarang ya. Sekarang."

Memang gak pernah gak urgent kalo aku ngajak Sasha ketemuan.

"Ono opo beeebb..."

Sasha dengan suara cemprengnya sambil nyeruput es teh manis di depannya.

"Alvaomega telp gw tadi sebelum gw telp lo"

sasha melotot menatapku, tapi mulutnya tetap nyeruput es teh manisnya sampai habis kering. Alvaomega julukan yang diberikan Sasha untuk dia, artinya pertama dan terakhir aku digituin sama laki-alaki brengsek kayak dia.

"Ngomong apaan?"

"Dia mau ke jakarta Sas...gw harus gimana?"

"Ya temuin dong beebb...napa? Takut sakit hati lagi apa takut diajak kawin lagi?"

Sambil ketawa Sasha kedip-kedip melihatku.

"Sialan lo! Beneran ini... gw harus gimana?"

"Ya lo maunya gimana?"

Eh ni anak ini ditanyain malah balik nanya, aku gemes sendiri sama sahabatku ini.

"Maksud gw, lo mau nemuin dia apa gak? Perasaan lo gimana saat dia telpon?"

Aku berpikir keras.

"Mmm.... gimana ya? Gak bisa gw jelasin sa, rasanya tu kayak gw pengen tapi gw gak pengen dan gw berusaha nolak tapi gw gak mau nolak, makanya gw hanya bisa bilang liat nanti"

"hmmm.. cukup diplomatis ibu Lingan..."

kami berdua terdiam. Tiba - tiba Sasha nyeletuk

"ya udahlah, temuin aja. Anggep aja lo ketemu teman lama, nothing ever happens between you and him before, just listening. Katanya ada yang mau dia sampaikan kan?"

Aku mengangguk bego.

"ya udah, just listen to him, that's it."

Aku menarik napas panjang.

"Ya udah deh".

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status