Share

Bab 4

Author: Antilia
last update Huling Na-update: 2024-08-02 04:34:28

Cuaca pagi hari memancarkan aura cantiknya menelusup kedalam Mansion utama di kota Burgeon. Tuan Anderson masih bergumul dalam kehangatan mentari pagi yang masuk melalui celah ventilasi kamar pribadinya. Dia tertidur cukup nyenyak usai melakukan perjalanan jauh dari Negara Ocean.

Clark sedang mempersiapkan kebutuhan pribadi Tuan Anderson di ruang kerjanya. Dia sudah menyusun daily private schedule untuk Tuan Anderson. Semua sudah tersusun rapi sesuai permintaan Tuan Anderson. Dia melihat jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 10:00 pagi, Dia bergumam : “Apakah hari ini Tuan Anderson akan mengundurkan jadwal meetingnya? Sudah jam 10:00 pagi tapi Tuan Anderson belum juga beranjak dari tempat tidur.” Clark gusar dengan keadaan saat ini. “Sebaiknya aku tunggu Tuan Anderson di ruang tengah, mungkin dia kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.” bisiknya lirih.

Suara dering ponsel terus berdering memenuhi ruangan kamar pribadinya, Tuan Anderson yang tengah tertidur merasa terganggu, “Telepon dari siapa itu?” gerutunya. Dibiarkan telepon tersebut terus berdering, namun semakin lama dering ponsel tersebut semakin nyaring terdengar.

Dengan malas dia bangun dari tempat tidur dan mengambil ponsel yang terletak di atas nakas. Dia melihat panggilan telepon dari Ellen. Segera dia jawab panggilan tersebut.

“Ada apa?” tanyanya dengan tajam. “Sudah aku bilang jangan meneleponku jika tidak ada kepentingan mendesak!” hardiknya tajam. segera dia putuskan sambungan telepon secara sepihak.

“Benar-benar aku sudah merasa jengah dengan wanita ini.” sungutnya sembari mematikan ponselnya. Dia mulai berbaring kembali dan mencoba untuk melanjutkan tidurnya, namun suasana hatinya yang sudah buruk membuatnya sulit untuk kembali tertidur.

“Benar-benar pagi ini aku merasa sial.” gerutunya sembari beranjak dari tempat tidur. Dia berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Tepat pukul 12:00 siang Tuan Anderson keluar dari kamar pribadinya. Dia turun ke lantai satu dengan memanfaatkan lift. Langkah kakinya lebar berjalan menuju ke ruang makan. Clark yang sedari tadi menunggu kedatangan Tuan Anderson di ruang tengah segera berjalan mengekor di belakangnya.

Tuan Anderson duduk di kursi, pelayan yang mengetahui kedatangannya segera melayani Tuan Anderson untuk makan siang. Clark dengan setia berdiri disamping Tuan Anderson sembari mengarahkan pelayan untuk melayani Tuan Anderson dengan baik dan memuaskan.

“Clark.” panggil Tuan Anderson setelah selesai menyantap makanannya.

“Iya Tuan, Apa Tuan membutuhkan sesuatu?” tanyanya dengan sopan.

“Untuk agenda hari ini, jam berapa jadwal meeting dengan klien?”

“Jam 01:00 siang Tuan. Apakah perlu diganti jadwalnya?”

“Tolong sampaikan untuk meetingnya dilaksankan sore hari, pastikan klien menerima perubahan jadwal tersebut? Siapkan mobil, aku akan ke rumah sakit Lordania.” segera dia beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan ruang makan menuju ke kamar pribadinya.

Clark yang mendapat perintah dari Tuan Anderson segera memerintahkan kepada pengawal Tuan Anderson untuk menyiapkan mobil.

Dia pergi ke ruang kerja untuk mengambil laptop dan tas kerja beserta beberapa dokumen untuk dibawa ke dalam mobil. Dia segera duduk disamping driver menunggu kedatangan Tuan Anderson sembari menghubungi klien untuk pengunduran jadwal meeting.

Sepuluh menit kemudian Tuan Anderson terlihat keluar dari Mansion, langkah kakinya lebar berjalan menuju ke mobil. Pintu mobil dibukakan oleh pengawal, segera Tuan Anderson masuk kedalam dan memposisikan dirinya untuk duduk senyaman mungkin.

“Segera pergi ke rumah sakit Lordania!” suara bariton keluar dari Tuan Anderson.

“Baiklah, Tuan Anderson.” ucap driver seraya menyalakan mesin mobil dan mulai melajukan laju kendaraan keluar dari mansion utama.

Jalanan dari kota Burgeon sampai di Lordania memerlukan waktu tempuh sekitar satu jam tiga pukuh menit. Kota Burgeon yang jauh dari keramaian dengan jalanan yang asri dipenuhi oleh beberapa pohon yang berjejer rapi di tepi jalan.

Memasuki jalan utama di Lordania, driver mulai mengurangi laju kendaraannya, terlihat padatnya lalu lintas pada siang hari ini. Tak berapa lama kendaraan memasuki halaman utama Rumah Sakit Lordania.

Segera Tuan Anderson dan Clark keluar dari dalam mobil. Dari kejauhan terlihat seorang perawat dari Ocean datang menghampiri Tuan Anderson dan Clark.

“Tuan Anderson.” ucapnya dengan sopan setelah berdiri tepat didepannya.

“Segera antarkan aku ke ruangan wanita tersebut!” perintahnya.

“Baik Tuan. Mari silakan.” ucapnya ramah seraya berjalan memimpin berjalan menuju ke ruangan Zulaikha yang berada di lantai tiga.

“Pastikan keberadaan wanita tersebut tidak diketahui keberadaannya oleh orang lain selama dia menjalani perawatan di rumah sakit ini.” katanya seraya berjalan sambil memperhatikan area rumah sakit tersebut.

“Tentu saja Tuan, aku sudah mengurus semuanya.” jawabnya singkat.

Mereka terus berjalan menuju ke lift yang membawa mereka ke lantai tiga.

“Ini ruangannya Tuan. Silakan masuk.” Perawat membukakan pintu ruangan dan mempersilakan Tuan Anderson dan Clark untuk memasuki ruangan perawatan tersebut.

Ada rasa gelayar aneh yang merayap di hati Tuan Anderson saat melihat wanita yang saat ini tengah berbaring tak sadarkan diri di depannya. Perasaan itu mengingatkan akan wanita yang dia temui di halte bus saat malam itu.

“Bagaimana kondisinya?” tanya Tuan Anderson seraya berjalan mendekat ke arah wanita tersebut, Dia duduk di kursi yang tepat berada di samping tempat tidur.

“Dia belum sadarkan diri sejak kemarin Tuan, namum operasi kecil pada kepala wanita tersebut berhasil. Darah sudah tidak keluar dari kepalanya, Adapun luka bakar pada bagian kaki sudah dilakukan Tindakan oleh tim medis. Untuk bernafas, masih dibantu menggunakan alat bantu.” jelasnya.

“Keluarlah sebentar, aku ingin berbicara berdua dengan Clark.” perintahnya kepada perawat.

“Baiklah Tuan, kami akan segera keluar.” Mereka segera pergi keluar ruang perawatan.

“Clark, saat kamu mengambil wanita tersebut di tepi sungai, apakah kamu menemukan identitas dirinya? Atau dia membawa barang bawaan?”

“Tidak ada Tuan, aku tidak menemukan apapun selain pakaian yang dia kenakan. Kemungkinan barang bawaannya hanyut terbawa arus sungai.”

Tuan Anderson terdiam mendengar jawaban dari Clark. Dia segera mengalihkan pandangannya kearah wanita yang sedang terbaring didepannya. Dia melihat wajah tak berdaya Wanita tersebut, dengan perban yang mengikat dikepala serta kakinya.

“Clark segera hubungi pelayan di villa untuk menyimpan pakaian yang kemarin dikenakan wanita ini. Keluarlah, aku ingin disini sendirian!” perintahnya.

“Baiklah Tuan, aku akan segera menghubungi pelayan yang berada di Vila.” ucapnya seraya berlalu dari hadapan Tuan Anderson.

Tuan Anderson berdiri di luar ruangan, dia mengambil ponsel dan menghubungi nomor telepon villa. Terdengar nada dering yang terhubung melalui sambungan telepon.

“Hallo, selamat siang dengan kediaman Vila Tuan Anderson?” ucapnya ramah. “Ada keperluan apa dengan Tuan Anderson?”

“Ini Clark, sampaikan pada pelayan yang mengurusi laundry, untuk menyimpan pakaian yang kemarin dipakai oleh wanita yang Tuan Anderson temukan ditepi sungai.”perintahnya dengan nada tegas.

“Baiklah Clark, akan segera kami urus.” ucapnya. Sesaat sambungan telepon terputus.

Clark yang sedang menyimpan telepon, samar-samar melihat pelayan Nyonya Alexander yang lewat didepannya.

“Apakah benar itu Lani, pelayan Nyonya Anderson? Apakah sekarang Nyonya Alexander berada di rumah sakit ini?” bisiknya lirih. “Tapi Tuan Anderson tidak menceritakan perihal keberadaan Nyonya Alexander? Ah…. Sebaiknya segera aku mencari tahu terlebih dahulu.” gumamnya dengan menyimpan rasa penasaran.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Turbulensi Cinta   Bab 55

    Emily membawa Hilda menuju ke ruang tengah yang berisi meja jamuan makanan. Hilda mulai mengambil makanan dan meletakkannya diatas piring.“Hallo Hilda?” sapa Gazela saat berdiri didepannya.“Apakah kamu Gazela? Kenapa kamu masih terlihat muda?”“Benar apa yang aku katakan Gazela! Kamu memang terlihat masih muda. Hilda saja mengakuinya.” sahut sahut Nyonya Alexander.Gazela tersenyum simpul wajahnya bersemu merah menahan rasa malu.“Kalian tentu berlebihan. Anakku saja sudah menduduki kelas menengah, tidak mungkin aku terlihat muda.”“Aku serius Gazela. Kamu pasti pandai merawat diri selain itu Hock tentu memenuhi semua kebutuhanmu.”“Ini semua karean Hock terlalu memanjakanku, meskipun aku sudah berumur namun dia memperlakukanku dengan sangat baik. Aku senang berjumpa dengamu Hilda. Apakah kamu sudah bertemu dengan Olive?”“Yah… aku baru saja bertemu dengannya. Bukankah kamu baru saja menjadi pengiring pengantin? Pantas saja Olive memilihmu, wajah kamu tidak berbeda jauh dengan Olive

  • Turbulensi Cinta   Bab 54

    Olive masuk ke dalam kamar. Dia meletakkan beberapa paper bag di atas meja dan segera mengambil pakaian di dalam lemari. Langkah kakinya cepat berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama kemudian Olive sudah selesai membersihkan badannya dan memoleskan sedikit riasan pada wajahnya.Nyonya Alexander tersenyum melihat kedatangan Olive.“Dudulah disampingku Olive!” “Iya ibu.”“Apakah ibu sudah mencoba cheese cake buatan Gazela? Dia pandai membuat cake.”“Aku sudah mencobanya, teksturnya lembut dan rasa kejunya terasa. Benar Olive! Gazela pandai membuat cake.”“Apakah kamu ingin teh chamolile? Aku akan menyuruh pelayan untuk membuatkannya untukmu.”“Iya ibu. Aku suka teh chamomile.”Nyonya Alexander menyuruh Lani untuk pergi ke dapur dan membuatkan teh chamomile untuk Olive. Tak lama kemudian Lani datang dengan membawa satu buah cangkir teh chamomile.“Teh chamomile racikan Lani berbeda dengan teh buatan pelayan Anderson. Kamu harus mencobanya Olive! Meskipun sama-sama teh chamomile t

  • Turbulensi Cinta   Bab 53

    “Benar Gazela. Kita memang butuh tampil berkelas supaya tidak direndahkan oleh orang lain. Aku merasakan bagaimana perasaannya di pandang rendah dan tidak di anggap oleh orang. Benar-benar hidup dipandang sebelah mata itu sangat menderita.”“Apa yang kamu katakan Olive! Selama Anderson disamping mu, kamu tidak akan dipandang rendah, aku yakin dia selalu mendukungmu dan tentunya akan memenuhi semua kebutuhanmu. Sepengetahuanku Anderson orangnya royal, dia mau menghampurkan uangnya untuk keluarganya. Apakah kamu sudah tahu mengenai Ellen? Meskipun Ellen menikah dengan Anderson dengan cara dijebak, namun dia royal dan tetep memenuhi kebutuhan Ellen.”“Aku baru bertemu sekali dengan Ellen. Dan kami hanya sedikit berbicara. Apakah kamu kenal akrab dengan Ellen?”“Aku mengenal Ellen karena dia adalah istrinya Anderson. Aku dikenalkan oleh Hock dengan Ellen, empat tahun yang lalu saat menghadiri acara di perusahaannya. Ayolah kita berangkat sekarang. Aku tidak ingin merusak momen kita denga

  • Turbulensi Cinta   Bab 52

    Driver menepikan mobilnya didepan gerbang berwarna cokelat yang didalamnya terlihat rumah bergaya klasik dengan cat berwarna vintage.Driver berkata : “Nona Olive kita sudah sampai didepan mansion Tuan Hock.”“Iya. Aku akan menelepon Gazela sekarang.”Olive mengambil ponsel didalam tasnya dan segera menghubungi nomor Gazela. Sesaat kemudian panggilan mulai terhubung.“Hallo Olive. Apakah kamu sudah berangkat? Sekarang kamu sudah sampai mana?” tanya Gazela melalui sambungan telepon.“Aku sudah sampai didepan gerbang mansionmu?”“Benarkah! Tunggu sebentar, biarkan penjaga yang akan membuka pintu gerbangnya. Aku akan segera keluar.”“Baiklah Gazela. Aku tutup teleponnya sekarang.” Olive menyimpan kembali ponselnya kedalam tas.Penjaga mulai membuka pintu gerbang. Driver melajukan mobil masuk ke halaman mansion. Olive melihat Gazela sudah berdiri di serambi mansion. “Aku senang akhirnya kamu datang ke mansionku Olive. Ayo masuklah! Tadi saat menunggumu aku sudah membuat kudapan. Cobalah!

  • Turbulensi Cinta   Bab 51

    “Apakah kamu senang akan souvenir yang akan diberikan kepada para tamu undangan?” tanya Anderson. “Tentu saja aku senang Anderson.” “Baiklah. Saat berbulan madu kita akan mencari paket bulan madu yang menyajikan destinasi pantai. Jam berapa besok kamu akan menjemput Gazela. Aku akan menyiapkan driver untuk mengantarkamu ke mansion Hock. Bukankah kamu belum pernah pergi ke mansionnya Hock?” “Terima kasih Anderson kamu selalu menuruti permintaanku.” ucap Olive dengan mata berbinar. “Aku berencana berangkat pukul 10:00 pagi. Aku memang belum pernah mengunjungi mansion Hock, namun driver kamu pasti tahu alamat mansion milik Hock yang berada di Lordania.” “Iya Olive. Besok aku siapkan semuanya. Ayolah kita masuk ke dalam mansion. Ibu pasti sudah menunggu kita, sebentar lagi kita akan makan malam bersama.” Anderson dan Olive berjalan masuk ke dalam mansion. Mereka segera duduk didepan Nyonya Alexander. “Ibu, sebaiknya kita makan malam sekarang? Ibu juga belum meminum obat.” “Baikla

  • Turbulensi Cinta   Bab 50

    Sore harinya sebuah mobil putih memasuki halaman mansion Tuan Anderson di Burgeon. Tuan Hock keluar dari dalam mobil dengan membawa sebuah parcel buah. Dia berjalan memasuki mansion. Seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilahkan Tuan Hock untuk duduk di ruang tamu.Tuan Anderson segera menemui Hock di ruang tamu.“Hock akhirnya kamu datang? Apakah pekerjaanmu sudah selesai? Ini masih sore hari?” tanya Anderson sembari duduk di sofa.“Aku sengaja pulang lebih awal Anderson. Apakah Nyonya Alexander sudah pulang? Aku ingin bertemu dengannya.”“Ibu sudah pulang tadi siang. Saat ini ibu bersama dengan Gazela dan Olive berada di ruang tengah sedang minum teh bersama. Ayo Hock bergabunglah dengan mereka. Ibu pasti senang bertemu denganmu. Dia sedang menunggu kedatanganmu.”Tuan Anderson dan Hock beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke ruang tengah.Nyonya Alexander yang duduk di tengah tersenyum melihat kedatangan Hock.Dia berkata : “Benarkah kamu Hock! Kenapa kamu sudah mulai berub

  • Turbulensi Cinta   Bab 49

    Olive tersenyum melihat Gazela yang duduk di ruang tamu. “Aku senang akhirnya kamu datang ke mansion ini? Ibu belum pulang dari rumah sakit, mungkin sebentar lagi dia akan sampai di mansion ini.” kata Olive sembari duduk didepan Gazela.“Aku ada waktu luang sehingga bisa berkunjung ke mansion Anderson. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Nyonya Alexander. Terakhir aku bertemu saat aku menemui Ellen di Triton. Waktu pernikahanmu tinggal hitungan hari, apa yang belum selesai kamu persiapkan?”Olive terdiam sejenak sembari memikirkan persiapan pernikahannya di balai kota. “Aku rasa sudah cukup, tinggal memilih tamu yang akan di undang serta pengiring pernikahan. Yah… mungkin aku perlu memilih menu makanan untuk menjamu tamunya Anderson serta dari keluarga ibu yang menghadiri pernikahan di balai kota.”“Benar juga Olive, sebaiknya kamu mengundang koki untuk memasak di mansion ini saat pernikahanmu di balai kota. Aku rekomendasikan menu makanannya berbeda dengan menu saat acara resepsi p

  • Turbulensi Cinta   Bab 48

    Keesokan paginya Olive mengantar Anderson sampai di halaman mansion.“Olive, kemungkinan ibu pulang dari rumah sakit saat siang hari. Aku tahu kamu pasti lelah setelah tadi malam kita pulang larut malam dari restauran. Istirahatlah kembali. Aku akan menghubungi Hock supaya Gazela datang siang hari ke Burgeon.”“Baiklah Anderson, aku akan beristirahat sebentar sembari menunggu ibu pulang.”“Baguslah. Aku akan berangkat sekarang, segera kabari aku jika kamu membutuhkan sesuatu.”“Tentu saja Anderson. Berhati-hatilah!”Tuan Anderson segera masuk ke dalam mobil. Driver segera melajukan mobilnya meninggalkan mansion dan pergi menuju ke pusat kota Lordania.Olive memandang mobil yang membawa Tuan Anderson sampai menghilang dari pandangan matanya.“Kenapa kepalaku tiba-tiba merasa sakit, aduh!” ucapnya pelan. “Sepertinya aku mulai mengingat sesuatu? Apakah ingatanku akan mulai pulih?” tanyanya dengan cemas.Olive segera berjalan dengan pelan dan masuk ke dalam mansion. Saat memasuki ruang te

  • Turbulensi Cinta   Bab 47

    Mobil yang membawa Tuan Anderson dan Olive melaju menuju ke restauran bintang lima di pusat kota Lordania. Restauran tersebut merupakan restaurant terbesar di pusat kota Lordania. Tuan Anderson dan Olive berjalan masuk menuju ke dalam restaurant. Seorang pelayan wanita tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka.“Selamat malam dan selamat datang Tuan Anderson, kami sudah menunggu kedatangan anda. Mari kami antar anda menuju ke ruang khusus perjamuan.”“Baiklah. Antarkan kami sekarang.” jawab Tuan Anderson datar.Pelayan segera memimpin jalan menuju ke ruangan perjamuan. Tuan Anderson dan Olive segera berjalan mengikuti pelayan tersebut. “Silakan masuk Tuan Anderson!” kata pelayan sembari membukakan pintu.Tuan Anderson dan Olive memasuki ruang perjamuan tersebut. Terlihat seorang lelaki tersenyum melihat kedatangan mereka. “Tuan Anderson, kami sudah menyajikan semua jenis aneka makanan dan minuman yang tersedia di restauran ini. Silakan Anda untuk duduk di kursi yang tersedia. Ak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status