Share

Akhirnya Tawanya Kembali

Tatapan mata setajam pisau, terdiam menatapmu dalam diam dan tangan terkepal. “Berisik!” Tendangan kembali terlayangkan, sebuah pukulan kembali di daratkan walaupun jelas sudah wajahnya berlumuran darah segar. Kamu terus saja tertawa padahal sudah hampir sekarat dibuatnya seraya berkata, “Kenapa berhenti? Teruskan, buat aku lebih bahagia dan kemudian bunuhlah aku selayaknya kamu membunuh seekor nyamuk. Pada laci di kamar nomer dua terdapat sebuah pistol. Kau bisa menggunakannya untuk mengirimku ke neraka.”

Dia kembali menendangmu, membuat tubuh menghantam dinding. “Berisik! Diam kau, bajingan!” Suaranya menggema ke seluruh ruangan, amarah mencuat membuatnya kembali menghajarmu dalam waktu yang lama. Ketika melihatmu terbaring lemah tidak berdaya, dia mendekat perlahan seraya mengulurkan tangan.

Netra tajam yang dipenuhi kesedihan, menatapmu dengan penuh belas kasihan. “Bagaimana? Jika kamu memang ben

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status