Share

KESERIUSAN

Author: ELERINE
last update Last Updated: 2021-08-14 11:15:22

Setelah bertengkar dengan istrinya kemarin mas Gunawan tak menghubungiku, Aku menunggu kabar darinya, hingga sore hari belum menghubungiku sama sekali. Aku terus memikirkannya, ada apa dengannya? 

"Ting tung ting tung."

Terdengar bel berbunyi dari luar, Aku membuka pintu dan ternyata Mas Gunawan sudah berdiri dihadapanku. Aku terkejut melihat kedatangannya tanpa menghubungiku. 

"Masuk Mas," ajakku. Tiba-tiba ia merangkulku dari belakang.

"Mas?" ucapku padanya dan membalikkan badan. "Kamu kenapa Mas? ada masalah apa? cerita ya sama aku," ucapku dengan mengusap pipinya. 

"Nggak papa Rin, mas pengen peluk kamu biar rileks," sahut Mas Gunawan kemudian aku melepaskan pelukan dan mengajaknya untuk duduk di sofa. Setelah kami duduk di sofa, Aku memeluk dan menepukkan tanganku di pundaknya. Aku dapat merasakan perasaannya, hatinya sedang patah. 

Aku bertanya padanya, "Ada masalah apa mas?" kemudian ia menjawab, "Istri mas ingin cerai!"ucapannya itu membuatku terkejut sekaligus bahagia, kemungkinan setelah perceraian ini aku bisa menikah dengan Mas Gunawan.

"Loh bagus dong Mas kalo istrimu ngajak cerai, jadi kita nggak perlu sembunyi lagi kalo pacaran," ucapku padanya. Tapi raut wajahnya tak menggambarkan kegembiraan justru sebaliknya, ia tampak sedih dan murung.

 "Tapi setelah perceraian ini mas nggak bakal bisa ngeliat anakku Rin, dia pasti ikut ibunya pindah di luar negeri, sedangkan Mas nggak bisa hidup tanpa dia. Kamu kan tau Rin dia anak semata wayangnya Mas," sahutnya dengan meneteskan air mata.

Tak tega melihatnya menangis, Ku usap air mata yang membasahi pipinya.

 "Pulang lah Mas bicara baik-baik sama istrimu," ucapku.

"Yaudah Mas pulang dulu ya Rin," sahutnya dengan mencium keningku. Ia segera pergi untuk menemui sang istri agar perceraian itu tak terjadi. Entah apa alasan istrinya menggugat cerai suaminya itu, harapanku ingin bersamanya seperti hilang ditelan bumi. Dia ingin mempertahankan pernikahannya dengan alasan anaknya. Setelah perkataan Mas Gunawan itu, hatiku menjadi goyah, entah harus diapakan hubungan ini.

Keesokan harinya, Aku berangkat ke kampus dengan Sana. Tiba-tiba mobil putih berhenti di halaman kampus, keluar lah si pemilik mobil itu, ternyata Mas Gunawan dengan istrinya. Kemudian mereka berpelukan di halaman kampus, Sana pun berkata, "Padahal kemarin mereka berantem kok bisa langsung baikan gitu sih?" Aku yang melihat mereka berpelukan menjadi sedikit kesal, padahal kemarin sang istri meminta perceraian dan sekarang mereka melakukan hal mesra di depan umum? 

Kemudian aku berbalik arah dan meninggalkan Sana, "Mau kemana Rin? kok aku ditinggal?" ucap Sana dengan mengejarku. 

"Hari ini aku libur dulu San, lagi nggak enak badan nih!" jawabku dengan lemas. Hari itu aku libur kuliah, Aku pulang dengan menaiki bus. 

Sesampainya di apartemen, Aku berbaring di atas kasur sejenak, tiba-tiba ponselku berdering, Mas Gunawan menelponku dan mengirimiku pesan. Tapi tak ada satupun yang ku balas karena aku masih sedikit kesal melihat kejadian tadi, Aku pun tertidur.

Ketika aku terbangun, perutku merasa lapar. Kemudian aku pergi untuk mencari makan, setelah membeli beberapa makanan aku segera pulang, setibanya di apartemen aku terkejut, melihat Mas Gunawan sudah di dalam ruangan.

"Mas kapan datengnya? Kenapa nggak nga-ngabarin aku?" ucapku, kemudian ia menjawab, "Lah kan dari tadi ditelfon nggak diangkat sama kamu, terus mas ngabarinnya gimana?" 

"Bukannya udah baikan sama istrimu? kenapa dateng kesini?" ucapku dengan bersikap dingin.

"Kan kamu yang bilang suruh baikan sama istriku, jangan cuek dong sama Mas, sini peluk," sahutnya dengan merentangkan tangan dan membuka dadanya lebar bersiap untuk memeluk, aku menolak pelukannya dan ke dapur untuk menyiapkan makan.

Tiba-tiba Mas Gunawan memelukku dari belakang, Membalikkan tubuhku ke arahnya dan mengangkatku naik ke meja dapur, Ia pun berkata, "Kamu marah soal tadi pagi di kampus ya? Mas itu cuma pura-pura Rin supaya dia nggak ngajak pisah lagi. Ayolah jangan cuek sama Mas." Aku diam dan tak menjawabnya, wajahku yang menunduk diangkat oleh jari telunjuknya. 

Kemudian ia mencium bibirku penuh kelembutan, rasa kesal dan marah padanya seakan-akan hilang begitu saja ketika ia menciumku, Tanganku pun merangkul pundaknya. Karena terlalu menikmati tak terasa kami berciuman sangat lama, akhirnya kami mengakhiri ciuman itu. 

"Mas aku bisa kok ngasih anak yang lucu buat kamu," celetukku. Mas Gunawan yang mendengar perkataanku terkejut, matanya terbelalak seakan-akan dia tak percaya perkataanku. 

"Hah! kamu serius Rin?Mas kira kamu nggak mau serius sama Mas. Kamu tau kan kita beda umurnya jauh," jawabnya.

"Aku serius Mas! selama ini aku setia sama kamu Mas. Bahkan mahasiswa lain ngedeketin pun nggak ada yang bisa macarin aku," seruku dengan meyakinkan Mas Gunawan.

"Apakah Mas Gunawan percaya perkataanku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • UNSTABLE RELATE   MULAI CURIGA Pt. 2

    Airin tampak tertegun melihat Helena ikut serta dalam kegiatan studi ilmiah yang dilakukan di Jogja. Helena menghampiri Airin yang tengah membawa koper miliknya."Halo. Kamu Airin kan?" sapa Helena dengan senyuman hangat."Ah, halo!" jawabnya dengan ragu-ragu."Apa suamiku masuk bus kamu? Atau lagi sama kamu?" tanya Helena dengan raut wajah datar sambil menengok kanan kirinya. Airin yang mendengar itu langsung tertegun dengan wajah yang tampak memucat."Apa? Apa maksudnya? Apa dia tau kalo suaminya selingkuh?" gumamnya dalam hati."Ya enggak lah bu, ibu kan tau kalo saya baru turun dari bus dan penumpangnya udah pada turun. Liat nggak Pak Gunawan turun dari

  • UNSTABLE RELATE   MULAI CURIGA

    "Mas Gunawan?" Aku menghampirinya yang sedang duduk dengan tenang di sofa. Aku memeluk bahunya dari belakang, ia pun menyentuh kedua tanganku dengan kelembutan dari tangannya."Udahan kalian perginya?" Mas Gunawan tiba-tiba membahas kebersamaanku dengan Stefan tadi."Apaan sih Mas, aku cuma pergi makan doang. Nggak mungkin kan kalo aku tolak." suara manja keluar dari mulut manisku agar Mas Gunawan tidak berpikir jauh antara aku dan Stefan."Aku sayangnya cuma sama kamu kok Mas." imbuhku manja. Mas Gunawan membalikkan muka ke arahku, ia tersenyum dan mengusap rambutku dengan kelembutannya dan mencium keningku."Mas juga tau kalo kamu sayangnya sama Mas." senyum yang tergambar di wajahnya membuat perasaank

  • UNSTABLE RELATE   SEIKAT BUNGA

    Aku terdiam kaku melihat pria yang keluar dari mobil itu adalah Mas Gunawan. Stefan yang mengetahui Mas Gunawan sedang berada di area apartemen ini lalu menyapanya. Ia hanya berpikir jika Mas Gunawan adalah dosen kami berdua."Pak Gunawan!" Stefan menghampiri Mas Gunawan, sedangkan aku hanya membelakangi mereka dengan termenung diam serta menundukkan kepala."Halo Stef, mau kemana malem-malem begini sama Airin?" Mas Gunawan bertanya pada Stefan dengan mata menyorot ke arahku. Aku menunduk dengan sedikit melirik mereka berdua. Aku tetap diam dan berusaha tidak panik."Oh kita cuma mau makan malem aja kok Pak." Ucapan Stefan cukup membuat perasaanku lega. Aku khawatir jika Mas Gunawan akan berpikiran aneh pada kami berdua karena pergi di waktu malam.

  • UNSTABLE RELATE   KETAHUAN

    "Hah! Apa?" Mataku terbelalak bulat ketika Stefan mengungkapkan perasaannya padaku. Ucapannya itu membuat hatiku bergejolak. Kami terdiam dan menimbulkan keheningan yang cukup lama serta kecanggungan diantara kami.Stefan mulai mendekatiku dengan penuh getaran pada tubuhnya, terlihat dari jari-jari tangannya bergetar hebat. "I-ya Rin aku su-suka sama ka-kamu." Dia pun berkata dengan gugup."A-aku nggak tau harus bilang apa Stef. Aku pulang dulu buat mikirin semuanya." Aku langsung keluar dari apartemennya dan meninggalkan Stefan tanpa jawaban. Ini semua terlalu cepat bagiku, lagipula aku sudah memiliki Mas Gunawan.Sesampainya di apartemen, aku langsung menjatuhkan tubuhku ke kasur. Aku terus memikirkan perkataan Stefan tadi.

  • UNSTABLE RELATE   AKHIR YANG KLISE

    "Ehm!" sambil mengekspresikan kepala dengan mengangguk terlalu antusias.Wajahnya mendekat padaku, tatapan matanya seperti Yuta itu menjadikanku terhening dalam suasana di mobil. Aku menatap lekat matanya yang menatapku serius."Aku…" ketika ucapannya membuat jiwa penasaranku semakin menggebu-gebu."Ayolah aku penasaran?" rengekku dalam hati. Sebenarnya juga tidak terlalu penting menanyakan hal pribadinya. Namun, kalau sudah penasaran mau bagaimana lagi kan?"Kepo banget sih. Dah kita pulang yuk!" mencubit pipi kananku lembut dengan tertawa kecil."Ih dasar kamu ya bikin aku penasaran!" memukul lirih bahunya. Ia pun mulai menjalankan mobilnya d

  • UNSTABLE RELATE   HADIRNYA ORANG KETIGA

    "Boleh kok," aku memperbolehkan Stefan ikut denganku ke taman. Akhirnya kami berjalan keluar berdua."Oh iya kamu tinggal di lantai berapa?" Stefan bertanya padaku."Lantai lima hehe," sambil tertawa kecil padanya."Boleh sewaktu-waktu aku main?" tanyanya.Aku mengangguk dan hanya tersenyum cringy padanya. Ketika di parkiran ia menawari untuk naik mobilnya."Naik mobilku aja Rin!" ajaknya."Loh taman kan deket Stef, kenapa bawa mobil?" padahal lokasi apartemen dengan taman tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status