Share

Bab 11

Setelah hari itu, aku tak lagi membawa Ratna ke rumah Pak Kusno, setelah kupikir masak-masak, tak ada perubahan signifikan selama aku membawanya ke sana, bahkan yang terkecil seperti menghilangkan gangguan iblis-iblis itu pun, tidak.

Satu hari berselang, hatiku mantap membawa Ratna ke rumah Ustaz Amir, satu-satunya imam masjid yang tampak alim di desa kami.

Namun, saat hendak berangkat, kehadiran Pak Kusno mengejutkan kami.

Entah sejak kapan lelaki paruh baya itu datang, tiba-tiba saja sudah ada di depan pintu rumahku, wajahnya tegang dengan sorot dingin yang menghujam.

"Mau ke mana kalian?" tanyanya, aku dan Ratna saling pandang.

"Ada keperluan sebentar, Pak," sahutku sopan, tetapi binar matanya tetap tersirat kemarahan.

"Saya tau keperluan apa yang sedang kalian bicarakan. Bagaimana dengan usulan saya? Kalian mau menyerah begitu saja?"

Pak Kusno masih dengan tatapan yang sama. Aku mempersilakan pria itu duduk di kursi teras, tidak pantas rasanya bicara sambil berdiri.

"Jadi begini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status