Share

Ular Di Farji Istriku
Ular Di Farji Istriku
Penulis: Nurhayati Yahya

Bab 1

Penulis: Nurhayati Yahya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-31 12:49:34

"Astagfirullah!" 

Aku terjungkal ke belakang, tubuh ini nyaris jatuh dari tempat tidur, h*srat yang tadinya menggebu pun hilang seketika, kejadian dua bulan sebelumnya terulang kembali.

"Kenapa, Bang?" tanya istriku. Masih gementar aku merangkak kembali mendekati, menyibak selimut yang kini menutupi tubuh polosnya, dan lagi, aku dikejutkan dengan hewan melata yang melongok dari liang surga istriku.

Musibah apa ini ya Allah? Aku tidak salah lihat, itu benar-benar ular! Istriku Ratna bangkit, ia menatap heran padaku. Wajar, saat itu aku tidak memberi tahunya. Bukan tanpa sebab, aku takut perasaannya terluka, hingga akhirnya berbohong bahwa aku harus tidur cepat malam itu dengan alasan akan terlambat berangkat kerja.

"Abang kenapa?" tanyanya dengan wajah bingung.

"It—u, Dek. Ular—"

"Aaargh!" teriaknya seraya melompat turun dari ranjang.

"Mana, Bang? Mana ularnya!" dia memekik ketakutan seraya berjingkat-jingkat, aku memperhatikan sekitar, tidak ada hewan itu di mana pun, bahkan di k*m*luan istriku, persis seperti sebelumnya, binatang itu akan menghilang saat gairahku padam.

"Sayang! Hei!" panggilku setelah memeriksa semua penjuru kamar kami, dan tak ada di mana pun, tetapi aku yakin jika penglihatanku tidak salah tadi.

Aku mendekat sembari membentangkan kimono, membalut tubuh Ratna.

"Mana ularnya, Bang?" tanyanya masih ketakutan, aku kembali membawa dia ke ranjang.

"Abang ngerjain aku ya!" wajah putih itu tampak memerah, aku menggeleng, ragu menatap matanya. Ratna pasti tidak percaya jika aku mengatakan yang sebenarnya, dia tentu akan marah dan menganggapku mengada-ada.

"Ya sudah kalau nggak mau jawab! Ratna tidur di kamar lain aja! Gimana mau punya anak kalau gini terus!" hardiknya seraya berlalu pergi dari hadapanku.

Tanpa pikir panjang aku bangkit, langsung menyambar tangannya, kupasang raut memelas agar marahnya reda, perlahan aku berhasil membawanya kembali ke ranjang kami.

"Kenapa Abang tega bercanda saat aku sedang menantikan semua, Bang? Ini sudah dua bulan kita nggak ngelakuin itu," ucapnya sedih. Yang dia katakan memang benar, kerja sebagai tukang di luar pulau memaksa kami menjalani hubungan jarak jauh.

"Rat ... kamu merasakan sesuatu?" tanyaku sengaja memancingnya, siapa tahu istriku mengetahui sesuatu tentang yang kulihat tadi.

"Maksud Abang apa?" Dia tampak bingung. Di sini aku merasa yakin dia tidak menyadari apa pun. Aku menarik napas dalam demi mengontrol degup jantung yang sudah bertalu, kasihan istriku, entah ulah siapa ini.

"Tadi abang nggak bercanda, Sayang," ucapku menatap kedua matanya lurus-lurus, dia semakin bingung.

"Ular itu ada di farj* kamu," Sontak Ratna membekap mulut dengan kedua tangannya, dia bangkit berlari ke kamar mandi tanpa sempat kucegah, aku menggedor pintu yang sudah dikunci, kami memang tinggal berdua di rumah ini, aku dan Ratna sama-sama piatu sejak menikah tiga tahun lalu.

"Ratna! Buka pintunya, Ratna!" bujukku seraya mengetuk pintu, tetapi Ratna tak kunjung keluar, pasrah aku terduduk dengan punggung menempel di dinding, isak tangis istriku terdengar pilu, ingin sekali mendobrak pintu ini dan meraihnya dalam pelukan.

Tapi dia pasti butuh waktu menjabarkan asumsinya, entah benar atau salah, aku akan membiarkannya lebih tenang dulu.

Dalam kepasrahan pikiranku melayang, ini bukan hal biasa, pasti ada sesuatu yang luput dari pengetahuanku. Lima tahun tinggal di desa ini membuatku cukup paham akan seluk-beluknya, hal serupa pernah menimpa Andini, istri temanku, bedanya Andini mengalami penyakit yang membuat kelaminnya membusuk.

Sekarang, entah bagaimana nasib keduanya, satu tahun sudah mereka meninggalkan tempat ini, tidak ada yang tau kabar dan keberadaan mereka.

Ya Tuhan, aku tidak mau hal yang sama terulang dengan Ratna.

☆☆☆

Lima belas menit berlalu, akhirnya Ratna keluar, lekas aku menarik tangannya hingga jatuh dalam pelukan, dia terisak, meronta berusaha melepaskan diri, tetapi aku semakin erat memeluknya, pukulan bertubi yang dia layangkan pun tak kuindahkan.

"Tenang, Ratna! Istigfar!" titahku sembari mengelus rambut panjangnya. Namun isak tangisnya semakin menjadi.

"Abang bohong!"

"Sshht! Tenang, Sayang! Abang janji nggak akan ninggalin Ratna, kita lewatin ini sama-sama, kamu percaya abang 'kan?" ucapku membingkai wajah mulusnya.

"Bang ... apa nasibku akan sama seperti Andini?" Kedua matanya menitikkan air, aku sapu dengan lembut lelehan bulir bening itu, menggeleng tegas dengan sorot keyakinan.

"Abang nggak akan biarin itu terjadi, kita akan berobat sama-sama," ucapku kembali memeluknya, dalam hati aku berjanji akan terus membersamai dia, dan siapa pun pelakunya, aku akan cari tahu dan membuat dia menyesal telah mengusik rumah tanggaku dengan ilmu hitam.

To be continue....

***** komentar kalian! Terima kasih.🙏

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nur Elifa
ceritanya bagus, saya suka
goodnovel comment avatar
Barnianto Anto
ya bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Chik Ayub
penasaran mambacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ular Di Farji Istriku   TAMAT

    Selamat membaca!*****Tempat baru, suasana baru, aku dan Ratna tiba di rumah yang sudah dicarikan Yanto, kompleks perumahan kalangan menengah.Cukup mewah bagi kami, di sini juga banyak tetangga yang ramah-ramah sejak kami datang, kali ini aku yakin istriku betah.Jarak tempuh dari rumah ini ke tempat kerja hanya lima belas menit saja, aku akan berangkat kerja pakai motor. Sedangkan Ratna sudah aku belikan motor second yang masih bagus, dia bisa jalan-jalan kalau bosan, atau membeli keperluan menggunakan motor itu.Mengenai Arini, warga desa sudah mencabut tuntutan pada gadis itu, dia berterima kasih pada kami, juga meminta maaf sebesarnya. Kita berdua memaafkannya, dan ini lah hasil dari pemaafan kami, aku dan Ratna dianugerahi ketenangan luar biasa.Pengalaman pahit yang dulu akan tetap teringat, kami hanya akan menengok ke belakang sesekali, untuk mengambil pelajaran, selain itu kami akan terus membangun hidup baru di sini.Semoga Allah meridhai dan menjauhkan dari segala mara b

  • Ular Di Farji Istriku   Bab 40

    Selamat membaca!*****"Sekarang katakan! Ke mana kamu mengajak kami?""Sa—saya ... tolong ikut saya, menemui Raya, di—dia sekarat."Kami begitu terkejut mendengar pernyataan perempuan itu. Setelah sekian lama menghilang ... Raya? Kenapa dia tiba-tiba saja membiarkan kami mengetahui keberadaannya?Perempuan itu bangkit berdiri, menatap kami dengan cucuran air mata."Kamu siapa?" tanya Ratna yang sejak tadi diam."Saya temannya," sahut dia sembari mengusap pelan air mata."Di mana Raya sekarang?" Ratna bertanya lagi."Di rumahku.""Baiklah, kami mau ikut, tapi tak akan lama," ucapku setelah mendapat persetujuan pak lurah dan Ratna, kami menunda perjalanan, akan naik bus untuk keberangkatan selanjutnya.———Bertiga kami mengikuti mobil perempuan itu, kami dibawa ke sebuah rumah yang cukup terpencil dan jauh dari keramaian, begitu tiba kami mendapati dua orang lelaki berbadan sangar berjaga di depan.Baru hendak mengurungkan niat, perempuan itu langsung menjelaskan bahwa dua lelaki itu a

  • Ular Di Farji Istriku   Bab 39

    Selamat membaca!*****"Aku tidak bisa menyimpulkannya, Mbak Ratna." Arini menunduk dalam, membuatku geram setengah mati."Katakan saja yang sebenarnya!" tuntutku tak sabar, rasanya darah sudah mendidih hingga ke ubun-ubun, Ratna menyentuh tanganku, dia menatapku seakan lewat sorot matanya dia meminta aku tetap tenang.Aku menghela napas berat, bangkit memijit tengkorak yang terasa mau pecah, aku sangat dendam dengan Raya dan siapa saja yang terlibat di dalam rencananya menjahati istriku, itu bertambah parah saat dia dengan tega mengkhianati maafku dan seluruh warga desa."Bicaralah, Arini, katakan yang sanggup kau katakan, Insha Allah kami siap mendengar dan menerimanya." Aku mendengar suara Ratna, lalu berbalik kembali duduk di samping istriku itu.Kemudian, Arini mulai menceritakan semuanya."Malam itu, keluargaku dilanda musibah, ibuku adalah seorang penderita kanker stadium lanjut, operasinya membutuhkan biaya besar, aku bingung dimana akan mendapatkan uang itu karena kami tergol

  • Ular Di Farji Istriku   Bab 38

    Selamat membaca!*****Satu bulan kemudian ...."Bang! Perlengkapannya sudah semua 'kan?" tanya Ratna padaku, aku mengangguk mengiyakan, lusa kami berencana pindah, rumah ini akan segera menemukan pemilik baru.Kami menjualnya untuk tambahan uang membeli rumah baru, tentu yang lebih dekat dengan tempat kerjaku. Namun sebelum pergi kami akan mengunjungi pak lurah, Ustaz Amir untuk minta izin.Sebagai manusia normal, keluarga kecil kami akan terus berjalan, aku butuh pekerjaan untuk menunjang hidup, jalan satu-satunya adalah pindah, tinggal bersama di tempat baru dan bertemu orang-orang baru, aku bisa menjaga Ratna sekaligus bekerja.Dan di sinilah kami, duduk berhadapan, berbincang dengan keluarga pak lurah, beliau tampak tak rela saat aku mengutarakan tujuan kedatangan kami."Apa tidak bisa tinggal di sini saja, Nak Angga? Kami bakalan kehilangan sekali, Nak Angga adalah salah satu perangkat desa yang paling dibutuhkan, lihat desa kita sekarang berkat saran-saran baik dari Nak Angga,"

  • Ular Di Farji Istriku   Bab 37

    Selamat membaca!*****Dua rumah korban yang terjamah serbuk dibawa langsung ke Ustaz Amir, pria sepuh itu dengan senang hati meracik obat seperti yang diberikan pada Ratna, aku dan istriku menolong membalurkan di kaki mereka.Setelahnya para korban disuruh pulang untuk istirahat, tak lupa Ustaz Amir mengimbau agar sandal mereka dibakar saja."Semakin banyak saja kejadian buruk di desa kita, Nak Angga, seolah tak ada habisnya," ucap Ustaz Amir geleng-geleng kepala, kami sedang berjalan menuju balai desa saat ini."Benar, Ustaz. Tapi aneh sekali, semua kejadian seperti berkaitan, dan serbuk itu, bukankah dulu Raya yang menaburnya di sandal Ratna? Saya jadi mencurigainya, Ustaz." Aku menimpali ucapannya."Kamu benar, tapi bagaimana pun kita tidak boleh asal menuduh, bagaimana pun kita sudah memberi Raya hukuman diusir dari desa, semoga ini bukan perbuatannya." Aku tak lagi menjawab, hanya anggukan sekilas membenarkan ucapan beliau, meski hati ini merasa begitu yakin memang dialah pelak

  • Ular Di Farji Istriku   Bab 36

    Selamat membaca!*****Akhirnya semua masalah terselesaikan, semua kembali aman dengan insafnya Raya, aku sangat bersyukur akan hal itu. Bagaimana pun Raya adalah seorang manusia yang tak luput dari kesalahan dan dosa, sudah tugas kami memaafkannya.Aku bisa tidur nyenyak malam ini, merengkuh istriku dalam pelukan, mulai sekarang kami berdua akan terus bersama, jika tak ada halangan apapun aku akan kembali bekerja minggu depan, Ratna juga akan kubawa serta.Untuk saat ini aku masih trauma meninggalkannya seorang diri tanpa pengawasan, lagi pula aku sudah menghubungi Yanto, memintanya mencarikan rumah sewa untuk kami tinggali, lebih nyaman dan aman.Malam merangkak kian larut, aku mencoba memejamkan kelopak indera penglihatan yang sudah terasa berat. Namun hanya beberapa saat aku hendak dibuai mimpi, kedua mata ini seperti dibuka paksa, melotot dengan tajamnya.Aku lirik Ratna yang masih pulas, lalu beralih pada jam dinding, baru pukul dua dini hari, kuputuskan kembali berbaring, menc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status