Jenazah Bi Minah sedang berada di ruang autopsi. Cinta, James, Kenzo dan Alex, menunggu hasil di depan ruang autopsi. Mereka ingin mengetahui penyebab kematian Bi Minah, sedangkan Riski berada di depan ruang ICU, karena harus menjaga ayahnya yang masih dalam keadaan koma. Sampai Adam dan Nyonya Putri kembali, dari rumah mereka. Cinta terus saja melamun di depan ruangan, Kenzo terus merangkul sahabatnya dan memegang tangan Cinta dengan sangat erat."Kita cari makan ya, dari tadi kamu belum makan loh.." ucap Kenzo."Iya Cinta, kamu harus makan..." sambung Alex."Aku belikan makanan ya, kalau kamu malas untuk bergerak..." ujar James berjongkok di depan sahabatnya.Ucapan ketiga pria tampan itu, tidak juga di respon oleh Cinta. Ia tetap terus melamun sambil menatap ke arah pintu ruang autopsi. Tiba-tiba Cinta sadar dan menatap ke sekelilingnya, karena ia tidak melihat keberadaan kekasihnya."Riski dimana?" tanya Cinta menatap James yang berjongkok di depannya."Dia sedang berada di ruang I
Riski terbangun dari tidurnya dan terkejut saat tidak ada Cinta di atas brankar ruangan. Ia membangunkan ketiga sahabatnya, mereka pun terbangun dengan wajah masih mengantuk."Kalian lihat Cinta gak?" tanya Riski."Lah, bukannya dia tidur di---, eh kemana tuh anak?" jawab James dan langsung berdiri saat melihat Cinta tidak ada di dalam ruangan."Woi, jangan-jangan Cinta diculik," teriak Alex."Wah! Kita cari dia sekarang. Perasaan gue gak enak ini." sambung Kenzo.Mereka pun akan keluar ruangan dan terkejut saat melihat Cinta, tengah berdiri di depan pintu dengan kedua tangan dilipat pada dadanya. Riski langsung berlari dan memeluk kekasihnya dengan erat."Kamu kemana saja? Membuat kami panik, tau gak. Aku kira kamu diculik," ucap Riski."Aku hanya keluar sebentar, bosan tau di ruangan bau obat ini," jawab Cinta membalas pelukan kekasihnya."Kenapa tidak membangunkan ku, di luar sangat bahaya loh," sambung Riski mengeratkan pelukkannya."Aku tidak ingin mengganggu tidur nyenyak mu," ba
Dikediaman Kenzo.James dan yang lain sudah berada di dalam rumah. Mereka duduk di ruang keluarga sambil menatap ke layar televisi."Wah, asli gue gak nyangka dia mati secepat itu..." ujar Alex."Sudah ajalnya, toh kalau dia di bunuh sudah hukuman untuknya. Siapa suruh dia jahat dan membunuh orang yang tak bersalah. Jadi mati kena azab 'kan, dibunuh sama orang." jawab Kenzo."Kamu benar juga, Zo. Tumben pinter, biasanya bego banget." sambung Alex sambil tertawa."Minta gue tampol mulut Lo, ha." balas Kenzo menatap tajam Alex.James, Cinta dan Riski hanya diam, mereka terus menatap ke layar televisi. Setelah beberapa menit kemudian. Mereka semua memilih untuk masuk ke dalam kamar masing-masing. Riski dan Cinta masuk ke satu kamar, mereka ingin melakukan sedikit pekerjaan disana.***"Kita mau ngapain di kamar?" tanya Cinta.Riski mendekati kekasihnya sehingga ia terjatuh ke atas kasur. Cinta membulatkan kedua matanya dengan sempurna dan sangat terkejut, saat Riski terus mendekati wajahn
Pukul 00.00 WIB.Cinta dan Riski tertidur di kursi depan ruang ICU. Nyonya Putri keluar dari kamar, kemudian menyelimuti tubuh Cinta dan Riski. Sontak Cinta merasa terganggu, ia membuka kedua matanya dan menatap Nyonya Putri yang tengah berdiri di hadapannya."Eh, Nyonya." ucap Cinta yang membenarkan duduknya."Maaf membuatmu terganggu, Tante hanya ingin menyelimuti kalian. Agar tidak kedinginan." jawab Nyonya Putri."Tidak apa-apa, Nyonya mau kemana?" tanya Cinta."Mau ke toilet sebentar, bisa jaga Ayah Riski sebentar," sambung Nyonya Putri yang menatap Cinta."Bisa, Nyonya." balas Cinta."Baiklah, Tante ke toilet bentar ya," jawab Nyonya Putri.Cinta membalas dengan anggukan, dan Nyonya Putri pun melangkahkan kakinya ke arah toilet. Riski masih saja tertidur pulas di samping Cinta, tanpa disengaja kepala Riski bersandar ke bahu kekasihnya. Gadis itu tersenyum kecil dan menggenggam tangan kekasih, kemudian mencium punggung tangan Riski. Cinta menyelimuti tubuh kekasihnya dan menatap w
Cinta dan Riski menghampiri yang lain di ruang ICU. Saskia menatap datar Cinta, dan menatap ponsel miliknya. Saat ia membaca pesan dari Yogi, gadis itu langsung berdiri."Aku pulang dulu ya, Tante. Yogi sudah menunggu di tempat parkir," ucap Saskia."Baiklah, terima kasih ya Saskia." balas Nyonya Putri.Saskia mengangguk dan berjalan keluar rumah sakit. James, Kenzo, dan Alex menatap datar kepergian Saskia. Mereka sebenarnya tidak tega dengan gadis cantik itu, tapi Saskia memang cocok bersama Yogi. Gadis jahat dan Pria jahat adalah pasangan paling cocok di mata mereka.Riski masih kesal dengan perilaku Yogi pada kekasihnya. Ia menarik tangan Cinta dengan paksa dan membawa gadis itu ke belakang rumah sakit. Riski mendorong Cinta dan menatap kekasihnya dengan tatapan tajam."Kamu kenapa, Kak? Apa yang sedang kakak pikirkan?" tanya Cinta yang bingung melihat sikap Riski."Kalian melakukan apa di belakangku!" tegas Riski."Aku tidak melakukan apa-apa, percayalah. Dia tadi ingin mencium ku,
"Maaf," ucap Riski yang langsung melepas tangan gadis yang ternyata bukan kekasihnya."Mbak, ngapain di sini?" tanya James."Saya mau mengambil selendang milik saya," jawab gadis tersebut."Butuh bantuan?" tanya Alex."Tidak perlu, terima kasih." jawab gadis tersebut yang berhasil mengambil selendang miliknya.James, Riski, Kenzo dan Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan untuk mencari Cinta yang belum juga mereka temui. Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan memilih mencari Cinta di tempat lain, berharap agar mereka bisa bertemu dengan gadis cantik itu."Semoga kita bisa bertemu dengannya," harapan Kenzo."Aamiin, aku khawatir dengan Cinta..." jawab Alex yang terus menatap ke luar jendela mobil."Kamu tau tidak dimana tempat paling disukai Cinta? Aish, dia tidak pernah memberitahu kami tentang tempat favoritnya. Jadi kami tidak tau, Riski." ucap James."Aku, tau." jawab Riski."Dimana?" tanya Kenzo."----,"James memutar arah dan menuju tempat yang disebutkan Riski.***Di Kawa
Pagi Hari, Pukul 07.00 WIB.Riski dan yang lain tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Sebelum pergi, mereka lebih dulu menonton berita yang disiarkan oleh salah satu channel televisi. "Korupsi mulu, kagak pernah selesai dah masalahnya," ucap James."Hooh, malah makin banyak yang korupsi. Bikin Negara miskin aja," sambung Riski yang duduk di samping James."Kamu benar-benar sudah baik 'kan?" tanya James."Sudah, nanti selepas pulang kerja, aku ingin terapi lagi dan menjenguk ayahku. Kasihan Kak Adam semalam seharian menjaga Ayah dan Ibu," jawab Riski.James menganggukkan kepalanya dan mereka langsung berdiri, saat melihat Cinta, Alex dan Kenzo sudah keluar dari dalam kamar. James mengambil remote televisi, berencana ingin mematikannya namun terhenti saat melihat kasus pembunuhan wanita paruh baya sudah terbongkar.- Selamat Pagi, hari ini anggota kepolisian berhasil mecahkan kasus tentang pembunuhan di sungai 3 hari yang lalu, Minah dinyatakan telah dibunuh di sebuah sungai yang
Dokter Joshua menahan tangan Yogi yang memegang pisau, hingga pisau itu terjatuh ke lantai kamar. Yogi terkejut dengan reaksi sang Dokter yang berani melawannya."Aku bukan seperti Dokter yang lainnya, Tuan. Kau menantangku, aku akan menerima tantangan mu.." ucap Dokter Joshua mengikat tangan Yogi dengan tali yang ada di dalam tas kerjanya."Lepaskan aku!" teriak Yogi sambil memberontak."Mama, tolong aku." teriak Yogi."Tidak akan terdengar, karena kamar anda 'kan kedap suara, Tuan muda." sambung Joshua sambil tersenyum kecil ke arah Yogi."Maaf, ini jam kerjaku. Jadi kau harus menuruti perintah ku, atau kau akan ku hukum..." ucap Dokter Marcel kembali.Yogi memberontak dan berusaha menendang perut Joshua. Namun, Dokter itu malah menahan kaki Yogi dan mengikatnya dengan tali. Joshua mengeluarkan peralatan yang ia gunakan untuk melakukan terapi dan mulai menghipnotis Yogi.Pria itu akhirnya tertidur dan Joshua mulai untuk melakukan terapi pada Kakak kandung almarhum Dokter Wahyu. "Ter