Rengga duduk di ruang tamu dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dia mencari bayangan Mirela di sana namun, yang dia dapati malah bau harum masakan yang begitu lezat hingga membuat perutnya bergemuruh karena rasa lapar.
Pras memutar bola matanya kesal, tadi Dean sekarang Rengga apakah kedua orang ini sengaja mengosongkan perutnya dan datang ke rumahnya untuk minta makan? Benar-benar tidak tahu malu. Pras cemberut dan menggerutu di dalam hati.
Rengga bisa merasakan ketidaksukaan sahabatnya ini ketika mendengar bunyi suara perutnya, hal itu dapat dilihatnya melalui raut wajah yang saat ini ditampilkan oleh Pras. Rengga tersipu malu dan merasa tidak berdaya, tapi kenyataannya dia memang sengaja datang ke sini tanpa sarapan terlebih dahulu karena tahu di jam-jam inilah Mirela biasanya sedang menyiapkan makan pagi untuk dirinya dan kakaknya.
Rengga dari semalam sudah memikirkan bahwa mulai sekarang dia harus berusaha keras untuk mendapa
"Kenapa? Toh dia akan menjadi istriku, pada akhirnya bukan hanya pipi bahkan seluruh tubuhnya akan menjadi milikku," sahut Dean santai. "Tenang saja aku tidak akan meninggalkan Mirela seperti orang yang tidak bertanggung jawab itu," kata Dean lagi sambil memeluk Mirela di pangkuannya seolah menyatakan kepemilikan atas dirinya.Mirela hanya tersenyum melihat cara Dean mengungkapkan perasaannya yang begitu terasa blak-blakan dan apa adanya. Namun, jujur Mirela lebih menyukai sikap Dean yang seperti ini ketimbang sikap Rengga dulu.Rengga menatap Mirela dengan pandangan terluka. Dalam hati dia menyadari betapa tidak nyamannya melihat orang yang kita kasihi menjadi milik orang lain. Dia mulai bertanya-tanya di dalam hatinya apakah perasaan seperti ini yang dirasakan oleh Mirela saat dia menikah dengan Dina?Mirela bukannya tidak melihat bagaimana tatapan mata Rengga yang terluka namun, dia juga tidak ingin memberikan harapan palsu kepadanya denga
Pras merasa geram dengan sindiran Dean terhadap dirinya. "Tidak bisakah kamu lebih sopan ketika berada di rumah seseorang? Aku adalah tuan rumah di sini, dan kamu adalah tamu!" katanya marah." ... ""Siapa yang coba kamu bilang setan? Kamu suka adikku tapi sangat kurang ajar kepadaku!" kata Pras lagi tidak dapat menahan kemarahannya."Yah, aku memang menyukai adikmu, tapi bukan berarti aku menyukaimu juga, aku masih pria normal, maaf kalau aku telah mengecewakanmu!" jawab Dean santai."Kamu ... " Pras kehabisan kata-kata menghadapi Dean yang sangat tidak tahu malu ini. Dia rasanya ingin mengamuk kalau saja dia lupa bahwa orang di depannya saat ini bukan orang yang bisa dia kacaukan.Dengan kesal dan wajah memerah Pras meninggalkan meja makan. Mirela menatap antara kakaknya dan kekasihnya dengan wajah tidak berdaya."Ini tidak akan b
Setelah menyelesaikan semua cucian piring bekas sarapan pagi mereka, Dean mengeringkan tangannya pada celemek yang dia pakai, lalu menggantungkan celemek itu di tempat semula. Mirela memandang Dean tanpa berkedip, entah kenapa di matanya Dean menjadi lebih menarik. Apakah pria kalau sedang berada di dapur memang memiliki aura yang seksi seperti itu?Dean tahu kekasihnya sedang menatapnya tanpa berkedip. Di dalam hati dia terkekeh senang mendapatkan perhatian dari kekasihnya itu. Apakah kekasihnya ini sama sekali belum pernah melihat seorang pria sedang bekerja di dapur? Kenapa dia terus melihatnya antara aneh dan takjub?Dean teringat masa mudanya yang begitu keras, dia harus berjuang antara bekerja dan belajar. Pekerjaan apapun dia lakukan asalkan bisa mencukupi kebutuhan dirinya dan adiknya Dina. Karena mereka adalah anak-anak yang di telantarkan oleh orang tua mereka."Sudah selesai, mari kita jalan-jalan, aku ingin melihat sekeliling rumah yang
Pras duduk di tepi kasur dengan keringat dingin bermunculan di dahinya. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Dean bisa melihat dirinya di balik jendela yang tidak tembus pandang."Tidak! Itu tidak mungkin! Bisa saja dia sedang memerhatikan hal yang lain, aku saja yang terlalu berlebihan," gumam Pras sambil mengelap keringat di dahinya dengan tisu.Tapi di dalam hati Pras tidak memungkiri kalau Dean memang pantas menyandang gelar pengusaha paling ditakuti dan disegani abad ini. Bisa-bisanya dia menakut-nakuti dirinya hanya dengan gerakan sederhana menunjuk dan melihat ke arah jendela kamarnya.Dean yang saat ini masih bersama Mirela di taman dengan patuh mengikuti kekasihnya duduk di sebuah ayunan berbentuk setengah telur yang saat ini sedang menjadi trend."Apakah kamu menyukai ayunan seperti ini?" tanya Dean."Papaku sengaja memesan ini dan menghadiahkannya saat
Mirela merasa nyaman dalam dekapan kekasihnya, Dean. Entah kenapa dia merasa seperti sudah lama mengenal Dean hingga tidak ada rasa canggung di hatinya sebagaimana ketika dia bersama Rengga.Pras yang memerhatikan dari balik jendela kamarnya merasa marah melihat Dean berani memeluk Mirela padahal mereka baru saja jadian. Apakah dia mengira adiknya itu wanita murahan?"Kurang ajar!" gerutu Pras merasa kesal melihat sepasang anak manusia yang saling berpelukan bagai teletabies.Dia bergegas keluar kamar dan menghampiri mereka berdua. Walaupun dia takut dan segan pada Dean tapi ini keterlaluan! Pras tidak terima adiknya diperlakukan seperti wanita murahan yang baru dekat dengan pria sudah langsung menempel jadi satu seperti diberi lem perekat."Lepaskan adikku!"Teriakan menggelegar dari Pras membuyarkan suasana syahdu di antara pasangan tersebut dan mengej
Mirela sendiri langsung tersenyum gembira melihat dua laki-laki terkasihnya saling menjabat tangan dan saling memaafkan. Dia tersipu malu ketika mendengar bahwa kekasihnya itu akan segera memenuhi kata-kata kakaknya untuk secepatnya datang kepada orang tuanya dan melamarnya. Mirela juga merasa dirinya sangat bahagia sekali ketika mendengar sendiri dari mulut Dean, bahwa kekasihnya itu akan bersiap untuk secepatnya menggelar acara pernikahan mereka.Dean memang bertekad dan bersungguh-sungguh ingin menggelar pesta pernikahan antara dirinya dan Mirela secepatnya. Ketika Mirela lepas dari pelukannya ada rasa kosong dan kehilangan di dalam hatinya.Dia sadar kalau ternyata dia benar-benar sangat mengasihi Mirela dan ingin secepatnya memiliki gadis itu seutuhnya, bukan hanya sekadar tertarik sebagaimana pikirannya sebelumnya."Jangan sedih lagi oke? Aku yang salah, aku akan secepatnya menikahimu," kata Dean sambil mendekati Mirela. Dia ingin sekali menyentuh kekasihnya untuk menghilangk
Mirela merasa seperti ada yang bergejolak di dalam dadanya. Apakah dia akan kembali mendapatkan penolakan? Jika Dean merasa terpaksa menikahinya karena ucapan kakaknya bukankah itu tidak akan baik hasil akhirnya? Bagaimana kalau kejadian kemarin terulang kembali? 'Tidak, aku tidak akan sanggup untuk mengalami kegagalan itu untuk kedua kalinya,' pikir Mirela.Dean menatap wajah kekasihnya sambil tersenyum, dia sadar saat ini ada yang sedang dipikirkan oleh kekasihnya dan itu pasti mengenai dirinya."Ada apa?" tanya Dean lembut."Tidak ... aku rasa kita tidak perlu terlalu terburu-buru untuk secepatnya menikah.""Kenapa?""Aku ... aku," Mirela tidak tahu harus berkata apa tidak mungkin dia mengatakan kalau dia takut Dean akan seperti Rengga pada akhirnya jika harus terpaksa menikahinya."Ya?""Menurutku kalau itu berat bagimu sebaiknya kita tunda saja acara itu, apalagi aku juga belum terlalu mengenal dirimu," kata Mirela sambil memalingkan wajah menatap ke arah jalan."Kata siapa aku
Pras sudah lama ingin mendekati Veny dan mulai menghubunginya melalui sambungan telpon namun, baru kali ini dia berani mewujudkan keinginannya karena ada alasan untuk membicarakan tentang hubungan Mirela dan Dean.Veny merasa kaget ketika diberitahu oleh Pras kalau Mirela sekarang menjalin kasih dengan Dean dan bahkan Dean berencana untuk melamar Mirela dalam waktu dekat ini."Mengapa Mirela belum mengatakan apa pun mengenai hal ini kepadaku?" tanya Veny heran.Biasanya sahabatnya itu paling tidak bisa diam jika baru saja memulai hubungan dengan seorang pria sebagaimana ketika dia menjalin hubungan dengan Rengga sebelumnya."Mungkin dia lupa, atau entahlah," sahut Pras merasa tidak enak.Sangat aneh mendengar adiknya belum mengungkapkan tentang Dean kepada sahabatnya, Veny padahal mereka berdua sangat akrab. Apakah karena mereka baru saja jadian?"Kapan mereka mulai berhubungan?" tanya Veny ingin tahu."Semalam.""Pantas, tapi kenapa Dean mengatakan ingin secepatnya menikahi Mirela? A