Helena terpaku mendengar Diandra mengutarakan rencananya tentang keadilan atas terenggutnya nyawa Wira secara tragis. Helena tidak pernah membayangkan bahwa Diandra mampu menyusun rencana yang tergolong nekat sekaligus penuh risiko tersebut. Jika Diandra benar-benar mengeksekusi rencananya itu, maka sahabatnya tersebut tidak hanya akan berurusan dengan Hans, melainkan hubungan persaudaraannya bersama Deanita dipastikan hancur. Yang lebih parah, Diandra akan semakin dibenci oleh keluarganya sendiri, terutama orang tuanya.
Helena telah mengetahui mengenai alasan utama Diandra pergi dari rumah, tentu saja sahabatnya tersebut yang menceritakannya sendiri secara sukarela. Ternyata sahabatnya tersebut sejak kecil telah diperlakukan secara tidak adil oleh orang tuanya sendiri, terutama sang ibu. Bahkan, kehadiran sang sahabat cenderung tidak diperhitungkan di dalam rumah yang menjadi tempatnya berteduh dulu.
“Dee, kamu juga harus memikirkan risikonya dengan matang,” Helena berk
Helena melihat dua buah member card saat mengambil cangkir kopi di atas coffee table. Batinnya bertanya-tanya apakah salah satu kartu itu merupakan miliknya yang diberikan oleh Zack, secara tadi laki-laki tersebut memintanya menghadiri acara pembukaan kelab malamnya. Dengan mengantongi member card ia akan diizinkan memasuki tempat yang dipenuh hiburan tersebut, terlebih kelab malam berkelas seperti milik Zack.“Member card itu bukan untukmu,” celetuk Felix yang baru saja keluar dari toilet di ruangannya. Laki-laki tersebut seolah mampu membaca apa yang tengah dipikirkan oleh Helena. “Itu milikku dan Hans,” jelasnya sambil menghampiri Helena.Helena mengangguk, tanda mengerti. “Memangnya kapan pembukaannya?” tanyanya ingin tahu.“Sabtu depan. Seperti perkataanku tadi, aku tidak akan mengajakmu ke sana,” Felix menjawab sekaligus menegaskan.“Aku juga tidak mau datang. Lebih baik aku tidur di rumah,” Helena membalasnya tak acuh.Felix tersenyum lebar mende
Setelah kemarin Helena memberitahukan mengenai acara pembukaan kelab malam yang akan didatangi oleh Hans dan Felix, Diandra pun mulai menjalankan rencananya. Ia akan mengunjungi temannya yang bekerja sebagai bartender di Dream Club untuk mencari informasi lebih lanjut.Dulu Diandra sering menyambangi tempat tersebut bersama Sonya untuk melepaskan penat. Bahkan, Diandra juga mengenal pemilik kelab malam tersebut, yang tidak lain adalah Zack Arsenio. Laki-laki kurang ajar yang pernah menawarinya untuk melakukan one night stand dengan iming-iming ia bebas menikmati minuman beralkohol sekaligus fasilitas eksklusif di kelab malam tersebut, tanpa perlu repot mengeluarkan uang seperser pun.“Berikan saja penawaranmu kepada perempuan-perempuan lain yang lebih membutuhkannya. Aku yakin mereka pasti dengan senang hati melakukan one night stand bersamamu, terlebih iming-imingmu yang sangat menggiurkan itu. Sampai saat ini uangku masih sangat cukup untuk membayar minuman yang aku ni
Meski sudah mengetahui sekaligus mendengar dengan jelas perkataan Felix di belakangnya bersama Hans, tapi Helena tetap bersikap dan beraktivitas seperti biasanya, baik di apartemen laki-laki tersebut maupun di kantor. Seperti sekarang ia sedang menemani Felix rapat bersama pihak YD Furniture yang diwakili oleh Deanita. Tugasnya hanya menjadi pendengar sekaligus mencatat hal-hal penting yang dibicarakan serta disetujui oleh Felix dan Deanita dalam kesepakatan kerja sama mereka.“Setelah ini kamu ada janji, Fel?” Deanita bertanya setelah menyudahi pembicaraannya tentang urusan pekerjaan.Felix menjawabnya dengan gelengan kepala setelah memeriksa layar ponselnya. “Kenapa, Dea?” tanyanya balik sambil menatap wajah kekasih sahabatnya.“Kalau tidak keberatan, kamu mau ikut makan siang bersama kami?” tanya Deanita sambil melirik Helena yang masih sibuk merapikan barang bawaannya di atas meja.“Dengan Hans juga?” Fe
Setelah dua hari lalu Felix membentak sekaligus mengusir Helena dari apartemennya, kini interaksi keduanya sangat dingin. Felix lebih banyak mengabaikan semua pemberitahuan yang Helena sampaikan, walau hal tersebut menyangkut urusan pekerjaan sekali pun. Felix juga tidak pernah menanggapi saat Helena mengutarakan permintaan maafnya. Walau ia mengabaikan Helena, wanita tersebut tetap mendatangi apartemennya untuk melakukan tugasnya, yaitu menyiapkan sarapan dan makan malam.Usai menyetujui desain-desain yang dibuat oleh Wisnu untuk beberapa kliennya, Felix langsung menghubungi karyawan tersebut melalui interkom agar segera ke ruangannya. Biasanya Helena yang menjadi perantara, tapi berhubung kemarahannya terhadap sekretarisnya tersebut belum mereda, maka ia putuskan untuk turun tangan sendiri.Sambil menunggu kedatangan Wisnu, Felix mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Ia membuka nomor yang diblokirnya, kemudian menghubunginya. Bukannya tunduk pada s
Saat berada di rumah, sedikit pun Helena tidak memperlihatkan kesedihannya atas hinaan yang diterimanya dari Felix kepada anggota keluarganya, terutama di hadapan Diandra. Helena hanya memperlihatkan sikapnya sebiasa mungkin, seolah tidak ada sesuatu yang menguras pikirannya atau mengimpit rongga dadanya.Sikap biasa Helena berhasil mengelabui Bi Mira dan Mayra, tapi tidak dengan Diandra. Sahabatnya tersebut berhasil mengendus gerak-geriknya dan menaruh curiga padanya. Sekeras apa pun usahanya dalam bersikap sebiasa mungkin ketika berada di rumah, tetap saja mampu mengundang rasa kecurigaan Diandra.“Terima kasih,” ucap Helena saat Diandra memberinya mangkuk berisi salad buah. Saat ini mereka sedang bersantai di teras belakang rumah setelah usai makan malam.“Beberapa hari ini kamu selalu sarapan dan makan malam bersama kami, apakah kalian sedang ada masalah?” Walau terdengar lancang, tapi Diandra memberanikan diri untuk bertanya.Helena yang tengah duduk sam
Sesuai rencananya, Helena dan Diandra telah memesan satu kamar untuk mereka tempati berdua malam ini. Mereka sengaja memesan kamar dengan dua ranjang, agar bisa lebih leluasa saat tidur nanti. Sesampainya di dalam kamar, Helena bergegas menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Helena menatap penampilannya yang dipantulkan oleh cermin besar di hadapannya. Helena sangat berharap Felix tidak mengacaukan rencana yang telah matang-matang ia susun bersama Diandra. Spontan ia meraba dadanya yang berdenyut nyeri saat benaknya mengingat nama dan sosok Felix. Hinaan dan kata-kata merendahkan yang terlontar dari mulut laki-laki tersebut sangat membekas di hatinya. Ia menghela napas sebelum keluar dari kamar mandi.“Aku sudah selesai, Dee.” Helena terkejut saat melihat Diandra ternyata sudah berganti pakaian juga.“Aku berganti pakaian di sini.” Diandra menyengir saat menyadari keterkejutan Helena. “Dress-nya melekat sempurna di tubuhmu, Len,” Diandra mengomentari penamp
Usai melucuti pakaian Hans, Diandra dengan sengaja mengaturnya agar berserakan di pinggir ranjang dan lantai. Diandra menatap datar tubuh laki-laki di hadapannya yang kini hanya mengenakan brief boxer tersebut. Walau Hans merupakan calon kakak iparnya sendiri sekaligus akan menjadi bagian dari keluarga Sinatra, hal tersebut tetap tidak membuat Diandra mengurungkan niatnya untuk balas dendam. Diandra juga telah meletakkan kamera di sudut kamar dan mengarahkannya ke ranjang, untuk merekam kegiatan sekaligus adegan yang nanti akan dilakukan oleh Bella.“Aku terpaksa melakukan ini, Kak. Aku tidak bisa melihat orang yang telah menabrakmu dan membuatmu meregang nyawa bebas berkeliaran sekaligus hidup bahagia tanpa merasa bersalah sedikit pun. Walau pelakunya sebentar lagi akan menjadi kakak iparku, aku tidak peduli,” batin Diandra berkata.Helena yang sejak tadi berdiri di samping Diandra, diam-diam memerhatikan ekspresi wajah sahabatnya tersebut. “Son, andai kamu menolak perd
Helena tiba di kantor lebih dulu dibandingkan Felix. Sedikit pun ia tidak merasa bersalah kepada Felix karena dua hari lalu telah menjebak sahabat atasannya tersebut. Tekadnya sudah bulat ingin mengundurkan diri dari perusahaan yang selama ini sangat berjasa menyokong biaya hidup keluarganya. Kemarin malam Helena telah membuat surat pengunduran diri dan akan menyerahkannya langsung kepada Felix saat atasannya tersebut sudah datang.Setelah resmi keluar dari perusahaan Felix nanti, Helena akan langsung mencari pekerjaan baru untuk menyambung biaya hidup keluarganya. Apalagi sisa uang tabungannya kini sudah sangat menipis, setelah ia gunakan untuk menebus rumah yang digadaikan oleh ibu tirinya dan membayar biaya operasi sekaligus perawatan Mayra serta Diandra. Untungnya sampai detik ini kondisi Mayra dan Diandra baik-baik saja, sehingga uang yang sengaja ia alokasikan untuk pembiayaan kesehatan kedua orang tersebut masih tetap utuh. Helena hanya berharap kondisi Mayra dan Diandr