Raut wajah pria itu terlihat menyeramkan saat memasuki kediamannya, tatapannya nyalang, membuat siapa pun langsung tau jika pria itu tengah menahan emosi yang sebentar lagi mungkin akan meledak. Tujuannya hanya satu, mencari seorang wanita yang berstatus sebagai istrinya, yang telah mengkhianatinya, yang dengan berani memberi tahukan rahasia besarnya kepada keluarganya. Wanita itu sukses menghancurkannya, juga wanita yang dia cintai, kepercayaan dan rasa sayangnya sebagai sahabat benar-benar kandas untuk wanita itu, kini yang tersisa hanyalah kebencian yang mendalam untuk seorang Allexa Aldene. Istrinya. Dobrakan pintu yang cukup kuat itu mengagetkan seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggenggam sesuatu yang sangat berharga untuk hidupnya. Tatapannya berbinar melihat pria yang selalu ia cintai dalam diam, pria yang berhasil mengukir banyak luka dan cinta dalam hidupnya. "Earl," panggil Alle dengan lidah kelu saat tubuhnya tiba-tiba di dorong ke dinding,
"Alle, aku ... aku ... hubunganku dan adikku sudah dicurigai orang tua kami." Itu kata yang diucapkan Earl begitu tiba di kafe tempat mereka bertemu. Sedangkan Alle hanya bisa menahan napas saat Earl sekali lagi menceritakan kisah cinta terlarangnya dengan sang adik kandung.Pria itu, satu-satunya pria yang mau menjadi sahabatnya saat semua orang menjauhinya karena dia cacat, menderita tuli dan gagap saat High School karena speech therapy yang ia lakukan sejak kecil belum membuatnya bisa berbicara dengan sempurna, membuat Alle kerap mengalami bullying dan tidak memiliki teman kecuali Axel, kembarannya, dan Earl yang akan selalu melindunginya.Earl kembali menceritakan jika kedua orang tuanya mulai curiga hubungannya dengan Vale, Earl dan Vale tentu saja mengelak, tidak ingin habis di tangan ke dua orang tuanya dan mengungkap hubungan terlarang itu. Hingga ayahnya mengeluarkan ultimatum, meminta Earl membuktikan ucapannya, dengan meminta pria itu untuk menikah secepatnya, memberikannya
Perhelatan akbar itu berakhir menjelang pukul dua belas malam, Earl langsung membawa Alle ke mansion besarnya, ingin membicarakan bagaimana mereka menjalani hari mereka dengan keadaan yang berbeda. “Kau bisa menggunakan shower, aku akan berendam di bath up.” Ucap Earl sesaat sebelum memasuki kamar mandi, membuat Alle hanya tersenyum dan mengangguk. Menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan gaun pernikahan impian yang dirancangnya sendiri, walaupun pernikahannya jauh dari yang dia impikan. Memiliki keterbatasan, tidak membuat Alle menjadi wanita tidak berguna yang tidak bisa memanjakan dirinya dengan uangnya sendiri, gadis itu sukses dengan semua rancangan-ranjangan dress yang selalu sold out sesaat setelah launching, dia memiliki boutique, dirinya juga telah dikontrak oleh label perusahaan fashion ternama untuk menerbitkan hasil karyanya dan bekerja sama dengan mereka. Bahkan, beberapa kali, Alle sendiri yang menjadi model untuk gaun rancangannya, wajahnya yang rupawan dan men
Pagi pertama untuk Alle terbangun di ranjang yang berbeda, bersama pria yang telah resmi menjadi suaminya. Wajah damai Earl di depannya membuat ia tersenyum dalam diamnya, tanpa ragu membelai mesra wajah yang akan ia nikmati setiap pagi itu. Walau sesak itu masih ia rasakan, mengingat jika perjuangannya masih panjang. ‘Kenapa kita harus terikat dengan takdir yang menyesakkan seperti ini?’ Alle menggumam dalam hati, mengecup kilat pipi Earl dan pelan-pelan bangkit dari sana, ingin menyiapkan sarapan untuk pria itu. Tepat saat pintu tertutup, Earl yang sejak tadi sebenarnya sudah bangun langsung membuka matanya, menyentuh wajahnya tepat di mana Alle menciumnya, jantungnya berdetak cepat dengan emosi yang tiba-tiba meradang. Hatinya marah, mengetahui Alle mencuri ciumannya, selama bersahabat dengan wanita itu. Mereka tidak pernah melakukan skinship lebih dari sekedar pelukan. Earl yang sangat mewanti-wanti hal itu. Entah kenapa dirinya melakukan itu kepada Alle, padahal dia selalu mel
Di anak tangga teratas itu, Alle hanya bisa menahan sesak yang kembali menyiksanya, melihat secara nyata bagaimana Earl dan Vale saling berbagi cinta dan sangat menikmati ciuman mereka. Hatinya berdenyut ngilu, dengan jantung yang semakin berdetak kencang memberikan rasa sakit ke sekujur tubuhnya. Ternyata rasa sakit melihat keduanya memadu kasih benar-benar sangat menyakitkan. Alle mengusap air matanya dengan kasar. Dia harus lebih kuat, perjuangannya baru dimulai, menghapus cinta Earl untuk Vale tentu tidaklah mudah, dan dia harus lebih kuat dari rasa cinta mereka.“Mommy dan Daddy mencari kalian. Makanan sudah siap.” Suara datar Alle membuat keduanya terkesiap dan langsung melepaskan ciuman mereka. Earl menatap bersalah pada Alle yang menatapnya datar, sedang Vale justru tersenyum bahagia dan berjalan cepat menghampiri Alle, meninggalkan Earl yang masih berdiri mematung di tempatnya.Dengan sengaja Vale merangkul lengan Alle dengan senyum bahagianya, lalu menatap ke belakang dan me
“Aku merubah penawaranku.” Ungkap Jeremy di depan pintu kamar Alle, pria itu telah menjadi tour guide yang baik malam ini, Alle menikmati keindahan pulau juga makanan-makanannya.“Apa lagi, Jeremy? Aku tidak ingin kabur bersamamu.” Alle mendengus kesal, dua jam yang dihabiskan oleh keduanya membuat mereka bertambah akrab.“Bukan, bagaimana jika kita bekerja sama menggagalkan kencan mereka. Aku akan mengganggu Vale dan membawanya jauh dari Earl, dan kau bisa menggunakan waktumu bersama Earl, kau harus lebih licik dari Vale jika ingin mendapatkan Earl, kau harus bisa memonopoli Earl dengan statusmu.” Jeremy bersemangat mengatakannya, membuat Alle tertawa, lalu mengulurkan tangannya pada Jeremy.“Deal?”“Deal.” Jeremy menyambut uluran tangan Alle dan berkata yakin.“Selamat malam, besok pagi aku akan menculik Vale, dan kau lakukan bagianmu pada Earl.” Jeremy mengedipkan matanya genit dan mengacak gemas rambut Alle yang hanya terkekeh dan memukul ringan lengan pria itu.Sekali lagi Earl h
Alle yang tengah sibuk memasang tripod juga kameranya membuat Earl mengernyit, keduanya baru saja menaiki tebing yang tidak terlalu tinggi untuk mendapatkan spot terbaik menunggu matahari terbit dari timur.“Apa yang kau lakukan, Xa?” Tanya Earl membuat Alle hanya tersenyum dan menarik pria itu untuk duduk berdampingan dengannya.“Aku hanya ingin mengabadikan momen indah di sini.” Bersamamu. Batin Alle membuat Earl hanya tersenyum, membiarkan saat Alle menyandarkan kepalanya dengan nyaman di bahu pria itu.“Lihatlah, mahatarinya telah muncul.” Ungkap Alle antusias, membuat Earl tertawa dan mengacak gemas rambut wanita itu. “Ya Tuhan, indah sekali.” Alle dibuat takjub dengan keindahan itu, membuat Earl menikmati setiap ekspresi Alle yang terlihat lebih cantik karena cahaya senja yang menyinari paras jelita itu.“Kenapa kau terlihat lebih cantik, heum?” Tanya Earl menggoda Alle, membuat Alle tertawa dengan rona merah di wajahnya dan memukul bahu Earl ringan.Lalu, saat matahari telah na
Wajah Alle yang berseri-seri saat menikmati sarapannya membuat Earl tersenyum, tidak ingin menyia-nyiakan momen itu, dia mengambil kamera miliknya dan memotret Alle yang terlihat begitu bahagia, menikmati sarapan dengan berlatar pantai dan matahari pagi yang cahayanya masih bersahabat.“Xa?” Panggil Earl membuat Alle mengalihkan tatapannya, menatap Earl dengan senyum bahagianya.“Ada apa? Aku ingin mengambil banyak gambar setelah ini, sore kita snorkling? Bagaimana?” Tanya Alle membuat Earl hanya mengangguk, mengiyakan apa yang diinginkan oleh Alle.“Hanya snorkling? Kau tidak ingin mencoba bermain jet sky bersamaku? Atau memancing hiu di laut?” Earl mendekatkan wajahnya, membuat raut wajah Alle berbinar seketika dengan penawaran Earl yang tidak ia pikirkan sebelumnya.“Okay. Setelah ini kita memancing hiu dan kau harus membawaku mengelilingi pantai ini dengan jet sky.” Alle reflek menggenggam erat tangan Earl, meminta pria itu berjanji untuk mengajaknya melakukan semua hal menyenangk