Laut di pulau itu memang terkenal akan keindahannya, Earl yang sudah sering mengunjungi pulau untuk melepas penat rasanya sudah bosan dengan kegiatan snorkling seperti sekarang. Namun, saat bersama Alle, dia merasa, kegiatan snorkling yang sudah biasa untuknya, kini menjadi luar biasa, wajah antusias Alle saat melihat banyaknya ikan-ikan kecil penuh warna di antara terumbu karang yang indah tentu membuat Earl tersenyum, mengabadikan momen itu dengan kamerenya lagi dan lagi. Alle lalu menatapnya, berpose dan meminta Earl memotretnya. Earl yang mengerti maksud wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum, mengarahkan kameranya pada Alle dan memotret wanita itu dalam berbagai gaya.Alle mengacungkan jempolnya tanda ucapan terima kasih pada Earl, dia akan meminta semua foto itu pada Earl nanti, lalu wanita itu kembali menjelajah lebih jauh, menjangkau tempat-tempat yang terlihat indah sepanjang mata memandang keindahan bawah laut itu.Earl yang melihat hal itu berusaha mengejar Alle, mengimb
Paginya kembali datang, pagi yang sama dan penuh kebahagiaan bagi Alle, melihat wajah lelap Earl yang menenangkan. Dirinya dan Earl baru saja pulang dari Pulau Addison itu kemarin, satu minggu yang ia habiskan setelah Jeremy menjauhkan Vale dari Earl benar-benar membuatnya bahagia. Dirinya memiliki banyak waktu indah bersama Earl di sana. Rasanya, bulan madu yang ia bayangkan akan menjadi neraka benar-benar tidak terwujud berkat pertolongan Jeremy, dan mungkin dia harus menemui Jeremy dan memberikan sesuatu untuk pria itu, atau kembali menyusun bisnis kotor untuk memisahkan Earl dan Vale.Mengetahui pikiran jahatnya membuat Alle mendesah, menatap sendu pada Earl. Sesungguhnya dia merasa bersalah telah membiarkan Vale bersama Jeremy walau dia tau Jeremy tidak akan melakukan sesuatu yang membahagiakan, tapi jika dia tetap membiarkan hubungan terlarang itu berlanjut dan tidak melakukan apapun, dia juga merasa berdosa. Biarlah dia menjadi pemeran antagonis dalam hidup Vale yang berusaha m
Jeremy berteriak lepas begitu kembali menginjakkan kakinya di Hamburg, tanpa ragu pria itu langsung merangkul bahu Vale, membuat Vale langsung berteriak dan menyikut perut Jeremy dengan keras, menunjukkan tatapan penuh kebencian pada Jeremy yang hanya menunjukkan senyum lebarnya.“Brengsek!! Kembalikan ponselku!!” Teriak Vale memukul Jeremy kuat-kuat, masih berusaha meminta ponselnya yang selama seminggu ini dimonopoli oleh Jeremy.“Aku menjaganya dengan baik, kau tidak perlu khawatir, seharusnya kau berterima kasih, karena aku mengajakmu berlibur di tempat-tempat menyenangkan, jangan lupakan jika kau juga menikmatinya, sayang. Lagi pula, kita akan langsung berangkat ke China besok, Daddy-mu telah mempercayai diriku untuk menjagamu, jadi apa lagi yang ingin kau hindari, kita memang sudah ditakdirkan bersama, sayang, jika kau menerimanya, maka semua ini akan menjadi lebih mudah dan indah.” Jeremy berusaha meraih wajah Vale, namun Vale langsung menepisnya kasar.“Berikan ponselu, brengs
Banyak yang Alle pikirkan dalam perjalannya menuju Soulsteak, dia tidak tau kenapa hatinya gelisah, juga sebagian dirinya yang berusaha meyakinkan jika semua akan baik-baik saja dan berjalan sesuai keinginannya, Earl tetap akan datang walau tidak jadi menjemputnya, dan mereka tetap akan memiliki dinner yang indah malam ini, walau sebagian dirinya lagi menentang hal itu.Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di sana, Alle langsung disambut oleh pelayan yang telah mengenalnya, mengantarkannya pada meja reservasi atas nama Earl, wanita itu hanya mengikuti ke mana pelayan membawanya, masih dengan pemikiran-pemikiran yang membuatnya justru semakin gelisah.Tiba di mejanya, Alle langsung kembali menghubungi Earl untuk mengabarkan jika dia sudah tiba di Soulsteak.-Earl, aku baru tiba di Soulsteak, berapa lama kau akan datang dan membuatku menunggu? Aku belum makan malam dan sudah lapar, Earl. Kuharap kau segera datang, kau tidak lupa kan, aku benci menunggu terlalu lama.- ***Earl t
Alle terus menatap layar ponselnya dan menunggu balasan dari Earl, namun satu jam sudah berlalu sejak pesan yang ia kirimkan pada Earl belum juga mendapat jawaban, rasa gelisah di hatinya semakin besar, kecemasan tentang kekecewaan akan malam yang ia pikirkan akan berakhir indah semakin besar. Entah sudah berapa kali Alle menghela napasnya panjang dengan dada yang terasa sesak, ingin dirinya berpikiran positif, namun melihat tanda-tanda yang semakin jelas membuatnya pesimis, nyatanya kemungkinan kecewa dan terluka karena Earl semakin besar ia rasakan.Hingga sebuah nada pesan masuk ke ponselnya, membuat Alle dengan cepat langsung membukanya, berharap itu adalah jawaban dari Earl yang mengatakan sedang dalam perjalanan dan memintanya menunggu sedikit lebih lama. Namun, harapan hanyalah tinggal harapan, nyatanya itu adalah pesan dari Jeremy.-Hai, Allexa. Aku sudah di Hamburg, baru saja tiba, mungkin sekitar dua jam yang lalu, tapi besok malam aku sudah harus menemani Vale ke China dan
“Xa,” panggil Earl lirih, membuat Alle hanya menghela napasnya panjang, ingin menunggu jawaban apa yang akan Earl berikan untuk kesalahannya malam ini. “Maaf, aku ...” Earl menghela napasnya, sedang Alle menunggu, apakah pria itu akan kembali mengecewakannya dengan mengatakan kebohongan atau mengatakan hal yang jujur.“Alasan apa yang ingin kau katakan padaku untuk kesalahanmu malam ini?” Tanya Alle sarkas, menatap kecewa pada Earl yang kini menatapnya penuh rasa bersalah.“Aku ... “ Earl menahan napasnya, dia tidak ingin membohongi Alle, namun dia juga tidak ingin lebih mengecewakan Alle dengan mengatakan yang sejujurnya.“Jika kau memiliki kepentingan lain, sementara kau sudah membuat janji, setidaknya batalkan dengan jelas janji itu, Earl. Jangan membuat seseorang menunggu dengan bodoh tanpa kepastian.” Alle menghela napasnya panjang, menatap lelah pada Earl sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur. Earl mengikuti ke mana Alle pergi, pria itu bisa merasakan bagaimana kek
Dering ponsel itu menghentikan tawa Jeremy, sebuah panggilan dari Edward membuatnya berdehem untuk menormalkan suaranya. Pemiliki Addison Group yang sangat ia hormati. “Hallo, Jeremy. Bagaimana dengan Vale dan Earl?” Tanya Edward dengan nada menggeram marah, membuat Jeremy hanya bisa tersenyum miris, bagaimana Earl bisa begitu menyepelekan jika masalah ini tidak akan sampai pada Edward sekali pun pria itu telah membungkam mulut semua pegawainya. Edward tetaplah mengetahui dengan kekusaan dan kecerdikan pria itu. “Saya sudah membawa Vale ke pulau lain dan membiarkan Alle dan Earl menikmati waktu mereka, Mister. Anda tidak perlu khawatir.” Ungkap Jeremy membuat Edward menghela napasnya panjang dan lega. “Bagus. Aku memiliki tugas lain setelah ini untukmu, aku akan mengirim Vale ke China dan kau akan menemaninya. Menjadi pengawal pribadinya, aku mempercayakan putriku padamu.”Langkah kaki yang mendekat membuat Jeremy tersadar dari lamunannya, lamunan akan memori seminggu yang lalu, di
Earl bangun lebih awal dari biasanya, pria itu terlihat berhati-hati keluar dari kamarnya, tidak ingin membuat Alle terbangun dan dia akan mengecewakan wanita itu lagi. Dia harus ke apartemen Vale sebelum wanita itu bangun, semalam sebenarnya dia berjanji akan menginap di sana, namun hatinya selalu gelisah dan memikirkan Alle. Hingga memutuskan pulang dini hari.Waktu yang menunjukkan pukul lima pagi membuatnya mendesah, ini masih terlalu pagi untuk dirinya bangun di saat semalam dia tidur jam dua pagi, dia merasa menjadi pria yang memiliki selingkuhan, tapi dia sendiri tidak tau siapa selingkuhannya.Memikirkan itu membuat Earl menggeleng tidak percaya, kenapa dirinya terjebak dengan perasaan seperti ini.‘Ya Tuhan, kenapa saat bersama Alle aku merasa mengkhianatinya, tapi saat bersama Vale aku merasa mengkhianati Vale. Menyedihkan.’ Gumam Earl begitu berhasil keluar dari kamarnya, namun tanpa pria itu sadari, Alle sudah bangun dan mengetahui niatnya, apalagi yang akan dilakukan Ear