Beranda / Rumah Tangga / Unwilling Bride / Ancaman Paparazi 1

Share

Ancaman Paparazi 1

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 16:43:24

Tokkk tokkk tokkk

"Bos. Ada tamu yang ingin bertemu dengan bos." Andi menemui Daniel di ruangannya.

"Siapa?" Daniel mengangkat wajahnya menatap Andi.

"Tidak tahu bos. Kata nya sangat penting." ujar Andi.

" oke. Suruh masuk." Daniel meletakkan pulpennya.

Seorang laki laki dengan mengenakan pakaian casual , dan kamera di lehernya berdiri di depan meja Daniel.

"Silahkan duduk!" Daniel memandang heran lelaki itu. Karena dia tidak mengenal orang tersebut.

"Terima kasih." lelaki itu mendudukkan bokongnya di kursi yang disediakan.

"Ada perlu apa, ya?" Daniel langsung bertanya karena dia sangat sibuk

"Anda sombong sekali, seharusnya anda bertanya dulu siapa saya," ujar lelaki itu menyunggingkan bibirnya.

"Oh. Maaf, Saya sedang sibuk. Jadi saya rasa sebaiknya langsung saja. Ada apa?"

Daniel menghentikan kegiatan menulis nya.

"Anda boleh saja sombong. Tapi setelah ini. Apa anda masih bisa menyombongkan diri?" Lelaki itu masih saja tersenyum mengejek

"Apa maksud anda?" Daniel menatapnya tajam.

"Buka amplop ini, dan silahkan anda lihat!"

Lelaki itu menyodorkan sebuah amplop coklat.

Karena penasaran, Daniel langsung membuka amplop itu. Dan betapa terkejut nya dia setelah tau isi amplop tersebut.

"Ini ... bagaimana anda bisa mendapatkan poto-poto ini? dan apa tujuan anda." wajah Daniel memerah menahan marah.

"Bukankah sudah saya ketakan.seharusnya anda bertanya dulu siapa saya?hmmmm." Lelaki itu lebih mengejek lagi.

Daniel memandang wajah dan penampilan lelaki tersebut.

"Anda paparazy ?" Daniel menebak.

"Wooooooowwww. Anda cerdas sekali." Paparazy tersebut bertepuk tangan.

"Lalu apa tujuan anda kemari dengan memberikan poto tidak berguna ini?"

Daniel membanting amplop tersebut.

"Benarkah tidak berguna CEO Daniel yang terhormat ? bagaimana jika semua poto ini saya sebarluaskan ke sosmed dan relasi bisnis anda?" Paparazy tersebut tersenyum.

"Anda mengancam saya? apa yang anda mau?" Daniel menggelutuk gigi nya karena sangat geram dengan kelakuan paparazy tersebut.

"Tidak banyak! hanya dua miliar rupiah saja." Paparazy terkekeh

"Apa kamu sudah gila? Lalu kalau saya membayar dua miliar. Apa kamu benar benar akan menghapus file poto tersebut dan tidak menyebarluaskannya?" Daniel menatap dengan penuh selidik.

"Hahahhaa ... anda tentu saja harus percaya pada saya. Karir , dan reputasi anda tentu saja lebih penting dari semua ini kan?" paparazy semakin tertawa.

"Maaf ... saya tidak bisa menuruti kemauan anda. Silahkan anda tinggalkan ruangan saya!" Daniel mencoba bersikap santai.

"Oke!oke ... Anda tidak perlu marah tuan CEO, Saya akan memberi anda waktu seminggu untuk berfikir. Saya akan menghubungi anda kembali." Paparazy itu melangkah keluar dengan santai.

Daniel kembali membuka amplop coklat tersebut dan memandangi poto tesebut.

Poto pertama yang dilihatnya adalah poto Daniel dan Cinta berciuman dengan posisi Daniel menindih Cinta. Mereka berbaring di sofa. Ada banyak poto dengan posisi ciuman yang berbeda.

Ada juga poto Daniel membawa Cinta ke ranjang dan menutupi tubuh mereka dengan selimut .

Begitu banyak poto kejadian malam itu. Walaupun tidak terlihat foto penyatuan karena malam itu mereka melakukannya di tutupi selimut.

Bahkan foto pagi ketika Daniel mengenakan handuk dan Cinta memakai bathrope dan mereka berciuman pun ada.

Sampai poto Cinta sudah mengenakan pakaian lengkap dan menampar Daniel lalu Daniel mencium nya.

Paparazy itu benar benar hebat dalam mengambil gambar. Sehingga foto yang disajikan terlihat kedua nya sangat menikmati moment tersebut.

Daniel menyugar rambutnya kasar.

"Boss ..."

Menyadari Andi masuk keruangannya, Daniel langsung menyimpan poto tersebut.

"Siapa lelaki tadi, Bos?" Andi bertanya dengan hati hati.

Danirl pun menceritakan semua yang terjadi. Kejadian malam itu dan ancaman paparazy.

"Apa bos tidak merasa aneh? Nona Cinta menganggap bos memperkosa dia. Sedangkan bos mengingat dengan jelas bahwa Cinta tidak menolak bahkan menikmati percintaan itu?" Andi mengulum senyum.

"Heiii. Mengapa kamu senyum senyum?"

Daniel menatap sinis ke arah asistennya.

"Tunggu, Boss! apa yang bos rasakan sebelum bos terjatuh di sofa bersama Cinta?" Andi bertanya penuh selidik.

"Hmmmm … saya merasa tubuh saya sangat panas. Gerah , dan gairah saya membuncah ... saya merasa ingin bercinta. Dan ketika saya terjatuh bersama Cinta, Saya tidak bisa menahan gejolak tersebut." Daniel mengingat-ingat kembali kejadian itu.

"Lalu bagaimana reaksi Cinta saat pertama bos menciumnya?" Andi kembali bertanya

"Dia tidak menolak. Bahkan saya masih mengingat betapa dingin nya bibiir Cinta.

Tatapannya begitu sendu, dia seperti sangat menginginkan percintaan itu. Dan … ketika saya melepas seluruh pakaiannya, dia tidak memberontak. Ketika penyatuanpun. Dia sangat menikmatinya. Saya yakin itu. Saya bisa melihat dari tatapan matanya." Daniel menjelaskan secara detail.

" Maaf bos, bukankah sebelum nya bos meminta saya menunggu dibawah karena bos memesan makanan untuk Cinta?" Andi kembali mengingatkan.

"Ah. Iya benar! ketika saya mengantarkan makanan tersebut, Cinta meminjam handpone saya karena ingin mengabarkan putrinya." ucap Daniel 

"Lalu, Apa Cinta menyantap makanan itu?" Andi mulai mendesak dengan pertanyaan lagi 

"Iya, dan saya juga ikut makan bersama Cinta, karena ...." Daniel menggantung ucapannya.

"Karena apa bos?" Andi mengernyitkan keningnya.

"Lupakan!" Danieli merasa malu jika harus memberi tahu Andi bahwa dia makan bersama Cinta karena ketahuan oleh Cinta cacing di perutnya demo dan membuat suara gaduh.

"Bos. Sepertinya kita harus mendatangi restoran dimana bos memesan makanan," ujar Andi memandang Daniel dengan serius 

"Untuk apa?" Daniel mengerutkan keningnya karena bingung.

Memandang Andi dengan tatapan penuh tanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Unwilling Bride   Cinta disudutkan

    "Heh, Cinta, awas aja ya, kalau terjadi sesuatu pada Carisa, Adit akan membawa Carisa pulang ke rumah kami!" ujar wanita paruh baya yang juga ikut bersama lelaki dengan mencebikkan bibirnya. Daniel kembali menatap Cinta, Daniel benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya mereka.Seorang perawat menghampiri mereka berempat. "Bapak, Ibu, tolong tenang! Jangan membuat keributan di sini!" ujar perawat tersebut seraya melenggang pergi.Mereka berempat pun duduk di kursi tunggu. Cinta menjauhi Daniel dan berusaha untuk terus meminta maaf kepada kedua sosok yang baru saja datang itu, membuat Daniel semakin heran siapa mereka sebenarnya?Setelah sekian lama menunggu, akhirnya melhat Carisa dari kaca pintu, perasaan Cinta benar-benar tidak tenang. Cinta tidak bisa duduk diam menunggu di luar ruangan, namun, jika masuk ke dalam pun, Cinta takut akan mengacaukan Dokter dan tenaga medis lainnya."Dengar ya

  • Unwilling Bride   Tawaran Pak Karta

    "Tenang, Bu! Semoga Carisa tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Cinta takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada Carisa, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh Carisa.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, agar kendaraan yang lain segera menyingkir. Andi tidak peduli jika nanti yang dilakukannya itu akan berdampak melanggar aturan, yang terpenting adalah Carisa segera sampai ke rumah sakit.Sampai di ruma

  • Unwilling Bride   Hadiah untuk Carisa

    Cinta melangkah maju dengan perlahan, dan mendekati Daniel. Selangkah, dua langkah, tiga langkah.Daniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalanya,Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang

  • Unwilling Bride   Gairah Daniel VS Pertahanan Cinta

    Daniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Daniel naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya,

  • Unwilling Bride   Bertemu mertua dan Carisa

    "Ada apa?" Cinta memundurkan dirinya dari hadapan Daniel.Namun, terlambat. Daniel terlebih dahulu meraih tengkuknya dan melabuhkan ciuma di bibir Cinta. Menyesap bibir yang menjadi candu baginya. Melumatnya dengan penuh cinta.Cinta tidak mampu menolak, kerinduan yang dirasakannya membuat Cinta membiarkan Daniel mengecup dan menyesap bibirnya dengan pelan."Aku merindukanmu." Bisik Daniel di telinga Cinta.Cinta hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Jarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tid

  • Unwilling Bride   Perusahaan cabang

    Cinta mengikuti langkah Rina, memasuki sebuah kantor yang sederhana. Cinta tercenung sesaat, Rina meraih tangan Cinta, meminta untuk mengikutinya."Silahkan, Bu …" ujar Rina mempersilahkan Cinta masuk."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Jawab beberapa orang dari dalam bersamaan."Bu Cinta, silahkan duduk," sapa seorang laki-laki yang Cinta kenal dengan baik. Laki-laki itu biasa Cinta panggil Bang Iqbal."Makasih, Bang," ucap Cinta tersenyum sambil mendudukkan bokongnya di kursi yang di sodorkan Bang Iqbal."Pak Nai, ini Bu Cinta." Bang Sudir memperkenalkan Cinta pada seorang laki-laki yang tersenyum padanya."Dan … mmmm … Pak Daniel?" Cinta kaget karena saat ini Daniel berada dihadapannya. Cinta tidak bisa mencerna semua ini, bagaimana mungkin Daniel berada di sini."Lho, B

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status