Tokkk tokkk tokkk
"Bos. Ada tamu yang ingin bertemu dengan bos." Andi menemui Daniel di ruangannya.
"Siapa?" Daniel mengangkat wajahnya menatap Andi.
"Tidak tahu bos. Kata nya sangat penting." ujar Andi.
" oke. Suruh masuk." Daniel meletakkan pulpennya.
Seorang laki laki dengan mengenakan pakaian casual , dan kamera di lehernya berdiri di depan meja Daniel.
"Silahkan duduk!" Daniel memandang heran lelaki itu. Karena dia tidak mengenal orang tersebut.
"Terima kasih." lelaki itu mendudukkan bokongnya di kursi yang disediakan.
"Ada perlu apa, ya?" Daniel langsung bertanya karena dia sangat sibuk
"Anda sombong sekali, seharusnya anda bertanya dulu siapa saya," ujar lelaki itu menyunggingkan bibirnya.
"Oh. Maaf, Saya sedang sibuk. Jadi saya rasa sebaiknya langsung saja. Ada apa?"
Daniel menghentikan kegiatan menulis nya.
"Anda boleh saja sombong. Tapi setelah ini. Apa anda masih bisa menyombongkan diri?" Lelaki itu masih saja tersenyum mengejek
"Apa maksud anda?" Daniel menatapnya tajam.
"Buka amplop ini, dan silahkan anda lihat!"
Lelaki itu menyodorkan sebuah amplop coklat.
Karena penasaran, Daniel langsung membuka amplop itu. Dan betapa terkejut nya dia setelah tau isi amplop tersebut.
"Ini ... bagaimana anda bisa mendapatkan poto-poto ini? dan apa tujuan anda." wajah Daniel memerah menahan marah.
"Bukankah sudah saya ketakan.seharusnya anda bertanya dulu siapa saya?hmmmm." Lelaki itu lebih mengejek lagi.
Daniel memandang wajah dan penampilan lelaki tersebut.
"Anda paparazy ?" Daniel menebak.
"Wooooooowwww. Anda cerdas sekali." Paparazy tersebut bertepuk tangan.
"Lalu apa tujuan anda kemari dengan memberikan poto tidak berguna ini?"
Daniel membanting amplop tersebut.
"Benarkah tidak berguna CEO Daniel yang terhormat ? bagaimana jika semua poto ini saya sebarluaskan ke sosmed dan relasi bisnis anda?" Paparazy tersebut tersenyum.
"Anda mengancam saya? apa yang anda mau?" Daniel menggelutuk gigi nya karena sangat geram dengan kelakuan paparazy tersebut.
"Tidak banyak! hanya dua miliar rupiah saja." Paparazy terkekeh
"Apa kamu sudah gila? Lalu kalau saya membayar dua miliar. Apa kamu benar benar akan menghapus file poto tersebut dan tidak menyebarluaskannya?" Daniel menatap dengan penuh selidik.
"Hahahhaa ... anda tentu saja harus percaya pada saya. Karir , dan reputasi anda tentu saja lebih penting dari semua ini kan?" paparazy semakin tertawa.
"Maaf ... saya tidak bisa menuruti kemauan anda. Silahkan anda tinggalkan ruangan saya!" Daniel mencoba bersikap santai.
"Oke!oke ... Anda tidak perlu marah tuan CEO, Saya akan memberi anda waktu seminggu untuk berfikir. Saya akan menghubungi anda kembali." Paparazy itu melangkah keluar dengan santai.
Daniel kembali membuka amplop coklat tersebut dan memandangi poto tesebut.
Poto pertama yang dilihatnya adalah poto Daniel dan Cinta berciuman dengan posisi Daniel menindih Cinta. Mereka berbaring di sofa. Ada banyak poto dengan posisi ciuman yang berbeda.
Ada juga poto Daniel membawa Cinta ke ranjang dan menutupi tubuh mereka dengan selimut .
Begitu banyak poto kejadian malam itu. Walaupun tidak terlihat foto penyatuan karena malam itu mereka melakukannya di tutupi selimut.
Bahkan foto pagi ketika Daniel mengenakan handuk dan Cinta memakai bathrope dan mereka berciuman pun ada.
Sampai poto Cinta sudah mengenakan pakaian lengkap dan menampar Daniel lalu Daniel mencium nya.
Paparazy itu benar benar hebat dalam mengambil gambar. Sehingga foto yang disajikan terlihat kedua nya sangat menikmati moment tersebut.
Daniel menyugar rambutnya kasar.
"Boss ..."
Menyadari Andi masuk keruangannya, Daniel langsung menyimpan poto tersebut.
"Siapa lelaki tadi, Bos?" Andi bertanya dengan hati hati.
Danirl pun menceritakan semua yang terjadi. Kejadian malam itu dan ancaman paparazy.
"Apa bos tidak merasa aneh? Nona Cinta menganggap bos memperkosa dia. Sedangkan bos mengingat dengan jelas bahwa Cinta tidak menolak bahkan menikmati percintaan itu?" Andi mengulum senyum.
"Heiii. Mengapa kamu senyum senyum?"
Daniel menatap sinis ke arah asistennya.
"Tunggu, Boss! apa yang bos rasakan sebelum bos terjatuh di sofa bersama Cinta?" Andi bertanya penuh selidik.
"Hmmmm … saya merasa tubuh saya sangat panas. Gerah , dan gairah saya membuncah ... saya merasa ingin bercinta. Dan ketika saya terjatuh bersama Cinta, Saya tidak bisa menahan gejolak tersebut." Daniel mengingat-ingat kembali kejadian itu.
"Lalu bagaimana reaksi Cinta saat pertama bos menciumnya?" Andi kembali bertanya
"Dia tidak menolak. Bahkan saya masih mengingat betapa dingin nya bibiir Cinta.
Tatapannya begitu sendu, dia seperti sangat menginginkan percintaan itu. Dan … ketika saya melepas seluruh pakaiannya, dia tidak memberontak. Ketika penyatuanpun. Dia sangat menikmatinya. Saya yakin itu. Saya bisa melihat dari tatapan matanya." Daniel menjelaskan secara detail.
" Maaf bos, bukankah sebelum nya bos meminta saya menunggu dibawah karena bos memesan makanan untuk Cinta?" Andi kembali mengingatkan.
"Ah. Iya benar! ketika saya mengantarkan makanan tersebut, Cinta meminjam handpone saya karena ingin mengabarkan putrinya." ucap Daniel
"Lalu, Apa Cinta menyantap makanan itu?" Andi mulai mendesak dengan pertanyaan lagi
"Iya, dan saya juga ikut makan bersama Cinta, karena ...." Daniel menggantung ucapannya.
"Karena apa bos?" Andi mengernyitkan keningnya.
"Lupakan!" Danieli merasa malu jika harus memberi tahu Andi bahwa dia makan bersama Cinta karena ketahuan oleh Cinta cacing di perutnya demo dan membuat suara gaduh.
"Bos. Sepertinya kita harus mendatangi restoran dimana bos memesan makanan," ujar Andi memandang Daniel dengan serius
"Untuk apa?" Daniel mengerutkan keningnya karena bingung.
Memandang Andi dengan tatapan penuh tanya.
Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi Google map.Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi."Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion"Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel."Mengapa kamu bersikukuh mengajak ku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan."Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusa
Pagi ituCinta menerima telepon dari admin jasa pengiriman untuk mengambil paket yang datang kemarin sore.Cinta menemui Ibunya di kantin sekolah."Bu, aku mau ke kota, ambil paket." Cinta menyalami ibunya."Iya, hati-hati dijalan, Nak!" Sahut ibunya.Cinta mengendarai sepeda motornya. Membelah jalan raya dan memasuki parkiran sebuah kantor jasa pengiriman.Setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, Cinta akan mengambil paket pelanggan jualan onlinenya di kantor ini.Setelah mengambil paket dan menyusunnya di motor. Cinta berniat melajukan sepeda motornya. T
Daniel dan Andi melanjutkan perjalanan pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan, Daniel terlihat senyum sendiri sambil sesekali mengusap bibirnya.Andi yang melihat bosnya dari spion bertanya-tanya."Hmmmm ... sepertinya bos sedang berbahagia," Andi melirik bosnya dari kaca spion mobil"Tidak. Biasa saja. Mengemudi yang benar!" Daniel menyangkal, tapi masih tersenyum."Setiap melihat wajahnya , aku merasa ingin di dekatnya dan mendekapnya," gumam Daniel di dalam hati."Boss, saya sudah menemukan dimana paparazy itu tinggal!" ucap Andi tiba-tiba."Kalau begitu, langsung kesana saja. Aku akan
Pagi ituCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya.Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Cinta mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor.Cinta mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya. Tiba-tiba, sebuah mobil mengklakson Cinta dengan berkali-kali. Refleks Cinta melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi
PlakkkkkkkCinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi."Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral ."Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan"Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral."Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobilTapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.Cinta semakin ketakutan ."Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai."Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh."Sayangku &hellip
*******"Menurut mu apa yang dilakukan paparazi terhadap Cinta?" Daniel mendudukkan bokongnya di kursi kantin rumah sakit"Saya juga tidak bisa menebak bos. Tapi kalau mendengar cerita penjual buah tadi, sepertinya Nona Cinta ketakutan." jawab Andi sambil meletakkan gelas berisi air mineral.Daniel mengerutkan keningnya."Kita harus secepatnya menemukan dan memberi pelajaran paparazi itu. Aku khawatir, kedepannya dia akan terus mengganggu Cinta." Daniel menatap serius kepada Andi."Tentu saja, Bos! menurut saya Paparazi menginginkan sesuatu dari Nona Cinta. Nanti, kita bisa tanyakan kalau Nina Cinta sudah bangun." Andi menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu kembali meneguk air mineral."Aku tersiksa melihat Cinta seperti ini, aku tidak ingin ada orang yang melukainya." Daniel mengepal kedua t
Cinta kaget ketika membuka mata nya mendapati paparazi yang tersenyum menyeringai. Cinta tidak bisa bergerak karena memang seluruh tubuhnya masih terasa sakit."Kamu mencoba lari dari ku Huhhh?? Itu tidak akan terjadi . Karena aku akan terus mengejar mu sampai kamu menuruti kemauan ku." Paparazi semakin melangkah maju."Jangan lakukan apapun padaku..aku mohon." Cinta menangis terisak.Paparazi semakin mendekat dan kembali memaksa Cinta meminum obat itu"Tidakkk ... lepaskan aku ... Lepaskan aku."Cinta memohon tetapi sia- sia. Bahkan, dia tidak punya kekuatan untuk melawan ."Hayoooo sayang kuuuu. Minumlah obat ini. Setelah itu kita akan menikmati surga dunia."Paparazi semakin memaksa Cinta"Tidakk ... Lepaskan akuu ...Tidakkkkkkkkk."Cinta terbangun dari tidurnya. Memandangi sekeliling ruangan. Keringat membanjiri tubuhnya
Cinta turun dari sebuah mobil Pajero sport berwarna hitam."Hati- hati dijalan .besok aku jemput kamu disini." Ujar Daniel seraya mengedipkan matanya.Cinta mengerucutkan bibirnya dan meninggalkan Daniel yang masih mengulum senyum.Satu jam kemudian Cinta sampai kerumah nya. Cinta mengucap salam, Carisa membuka pintu dan berhambur memeluk Cinta"Mama kemana saja? Kok dua hari gak pulang. Katanya cuma mau ambil paket." Carisa memberondong Cinta dengan pertanyaan."Mama ada urusan penting sayang ... Mama melamar kerja disebuah perusahaan besar di kota jambi.Do'ain mama diterima ya." Jawab Cinta sembari mengecup pucuk kepala Carisa."Mengapa mama melamar kerja jauh kesana sih? Kan mama udah ngajar disini dan jualan online juga."Carisa memeluk erat tubuh langsing Cinta"Tapi penghasilan mama masih minim sayan