Home / Rumah Tangga / Unwilling Bride / Pulang ke Rumah

Share

Pulang ke Rumah

last update Last Updated: 2021-09-01 16:42:44

Andi , ikuti perempuan yang keluar dari kamarku. Dan cari tau tentang dia. Laporkan padaku secepatnya."

Daniel menghubungi asistennya.

"Baik bos. Akan saya laksanakan." jawab Andi diseberang telepon.

Cinta berhasil keluar dari hotel. Didalam lift Cinta memperbaiki penampilannya yang acak acakan. Cinta tertegun .

Bagaimana menjelaskan kepada keluarga nya, karena semua belanjaan Cinta tertinggal di hotel.

Cinta hanya membawa handpone dan dompetnya saja.

Cinta melambaikan tangannya ke arah tukang ojek yang melintas.

"Terminal BHI ya pak!"

"Baik neng."

Sepanjang perjalanan. Cinta masih harus berfikir, bagaimana cara nya menjelaskan pada keluarga nya tentng belanja yang dia tinggalkan di hotel.

Terpikir untuk membeli lagi, tapi Cinta menyadari bahwa dia tidak punya cukup uang lagi.

Ojek yang Cinta tumpangi sudah sampai terminal.

"Makasih, ya Pak." Cinta turun dan membayar ongkos ojek.

"Batang hari ya dek," sapa sopir angkot.

"Iya pak." Cinta langsung memasuki angkot yang akan membawa dia ke kota tempat tinggalnya.

Selama satu jam Cinta menunggu, angkot belum juga berangkat karena harus menunggu sampai angkot penuh.

"Permisi nona."

Seseorang menepuk pundak Cinta ketika dia sedang melamun.

"Kamu?" Cinta terkejut mendapati sopir Daniel berada di pintu angkot dan mendekatinya.

"Maaf nona, Saya ingin memberikan barang-barang nona." sopir itu memberikan barang belanjaan Cinta yang tertinggal di hotel.

"Terima kasih." Cinta mengambil semua barang belanjaannya,dan meletakkannya didekat tempat duduknya.

Angkot yang ditumpangi Cinta melaju dengan kecepatan sedang. Cinta menghapus bulir bulir air mata nya yang jatuh. Cinta merasa tidak bisa menjaga diri. Sekalipun dia seorang janda, tapi seharusnya Cinta bisa menjaga diri. Tapi kejadian tadi malam benar benar membuat nya merasa benci dan jijik pada dirinya sendiri.

Dua jam kemudian Cinta sampai ke pinggiran kota yang di tujunya. Cinta langsung memanggil ojek untuk mengantarkannya ke desa tempat tinggalnya.

Satu jam perjalanan, Cinta pun sampai kerumah nya. Cinta disambut hangat oleh seorang anak berumur 5 tahun. 

Anak perempuan tersebut adalah Carisa Nazhira, Cinta biasanya memanggilnya Carisa. Cinta teramat mencintai Carisa karena Carisa adalah putri semata wayang Cinta. 

"Mama kok lama banget pulang nya? Aku kangen." Carisa memeluk erat tubuh Cinta.

"Iya, maaf sayang. Mama ada urusan penting. Makanya gak bisa pulang kemaren." Cinta mengusap pipi putri semata wayang nya.

"Ini belanjaan nya bantu bawa masuk ya, Sayang …." Cinta Menggandeng tangan putri nya.

"Sayang, mama capek. Mama mau Mandi dan istirahat dulu ya!" ujar Cinta berlalu kekamar, meninggal kan Carisa yang membongkar belanjaannya. 

Di kamar , Cinta menangis tersedu. Cinta benar benar merasa jijik pada dirinya atas kejadian semalam. Cinta memang tidak mengingat dengan jelas kejadian itu. Tapi Cinta selalu teringat bagaimana Daniel melepas pakaiannya satu per satu, dan mengecup leher jenjangnya.

Cinta berlari kekamar mandi, mengguyur badannya dengan air sebanyak-banyak nya. Sesekali terdengar isakan. Cinta merasa diri nya kotor.

Tokkk ... tokkkk ... tokkk.

"Mama masih mandi? kok lama banget, sih?" Carisa mengetok pintu kamar mandi

"Iya sayang ... tunggu sebentar ya," ujar Cinta sembari menyeka air matanya dan menyudahi ritual mandi dengan segera.

"Kenapa sayang?" Cinta sudah kembali ke kamar dengan mengenakan bathrope.

"Makasih ya. Karena mama membelikan Carisa boneka yang cantik dan cokelat kesukaanku." Carisa memeluk Cinta erat.

"Boneka dan coklat?" Cinta bergumam.

"Sayang, mana boneka dan coklat nya?" Cinta membelai rambut putrinya.

"Sebentar ya ma" Carisa berlari meninggalkan Cinta ke kamarnya.

Cinta mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak membeli boneka dan coklat.

Lalu mengapa ada barang tersebut???

"Mama… Ini. Carisa suka banget. Makasih ya ma..." Carisa memperlihat kan boneka dan coklat yang masih berada dalam belanjaan maisya yang lain.

Cinta tercenung. Masih memikirkan dari mana boneka dan coklat itu berasal.

"Maaa … Mama kenapa?" Carisa memandang wajah Cinta yang terlihat bingung.

"Ah. Gak apa apa sayang, sekarang kamu main ya sama bonekanya." Cinta meminta Carisa untuk meninggalkannya sendiri.

Tiba-tiba ingatan Cinta tertuju pada saat Andi memberikan barang-barang tersebut sebelum angkot berangkat.

"Apa mungkin lelaki brengsek itu yang memberikannya. Tapi untuk apa?" gumam Cinta.

Cinta berbaring di kamarnya dan memikirkan langkah yang akan dia ambil.

Apakah Cinta akan melaporkan Daniel kepihak yang berwajib atas kasus pemerkosaan?.

Tapi benar apa yang dikatakan Daniel, Cinta masih mengingat dengan jelas. Ketika pertama kali mereka berciuman, tidak ada penolakan sama sekali. Pun ketika Daniel membuka pakaiannya, Cinta tidak memberontak.

"Akh! aku benci ... mengapa semuanya menjadi seperti ini. Aku benci. Benciiii ...Huuuu huu huuuuu ..." Cinta kembali menangis. Dia merasa benar benar tidak bisa menjaga diri.

Cinta memandang Poto dirinya bersama Cinta. Bagaimana mungkin Cinta menerima kompensasi dari Daniel, Cinta tidak mungkin menikah. Karena jika Cinta memutuskan untuk menikah, maka Carisa akan pergi meninggalkan Cinta dan ikut tinggal bersama Papanya.

Cinta sangat menyayangi Carisa. Baginya, Carisa adalah anugerah yang terindah, yang diberikan Tuhan kepadanya. Cinta juga tidak ingin Aditya, ayah Carisa mengambil kesempatan untuk mengajaknya rujuk kembali.

Cinta tersedu sepanjang malam, hingga akhirnya Cinta tertidur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Unwilling Bride   Cinta disudutkan

    "Heh, Cinta, awas aja ya, kalau terjadi sesuatu pada Carisa, Adit akan membawa Carisa pulang ke rumah kami!" ujar wanita paruh baya yang juga ikut bersama lelaki dengan mencebikkan bibirnya. Daniel kembali menatap Cinta, Daniel benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya mereka.Seorang perawat menghampiri mereka berempat. "Bapak, Ibu, tolong tenang! Jangan membuat keributan di sini!" ujar perawat tersebut seraya melenggang pergi.Mereka berempat pun duduk di kursi tunggu. Cinta menjauhi Daniel dan berusaha untuk terus meminta maaf kepada kedua sosok yang baru saja datang itu, membuat Daniel semakin heran siapa mereka sebenarnya?Setelah sekian lama menunggu, akhirnya melhat Carisa dari kaca pintu, perasaan Cinta benar-benar tidak tenang. Cinta tidak bisa duduk diam menunggu di luar ruangan, namun, jika masuk ke dalam pun, Cinta takut akan mengacaukan Dokter dan tenaga medis lainnya."Dengar ya

  • Unwilling Bride   Tawaran Pak Karta

    "Tenang, Bu! Semoga Carisa tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Cinta takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada Carisa, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh Carisa.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, agar kendaraan yang lain segera menyingkir. Andi tidak peduli jika nanti yang dilakukannya itu akan berdampak melanggar aturan, yang terpenting adalah Carisa segera sampai ke rumah sakit.Sampai di ruma

  • Unwilling Bride   Hadiah untuk Carisa

    Cinta melangkah maju dengan perlahan, dan mendekati Daniel. Selangkah, dua langkah, tiga langkah.Daniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalanya,Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang

  • Unwilling Bride   Gairah Daniel VS Pertahanan Cinta

    Daniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Daniel naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya,

  • Unwilling Bride   Bertemu mertua dan Carisa

    "Ada apa?" Cinta memundurkan dirinya dari hadapan Daniel.Namun, terlambat. Daniel terlebih dahulu meraih tengkuknya dan melabuhkan ciuma di bibir Cinta. Menyesap bibir yang menjadi candu baginya. Melumatnya dengan penuh cinta.Cinta tidak mampu menolak, kerinduan yang dirasakannya membuat Cinta membiarkan Daniel mengecup dan menyesap bibirnya dengan pelan."Aku merindukanmu." Bisik Daniel di telinga Cinta.Cinta hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Jarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tid

  • Unwilling Bride   Perusahaan cabang

    Cinta mengikuti langkah Rina, memasuki sebuah kantor yang sederhana. Cinta tercenung sesaat, Rina meraih tangan Cinta, meminta untuk mengikutinya."Silahkan, Bu …" ujar Rina mempersilahkan Cinta masuk."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Jawab beberapa orang dari dalam bersamaan."Bu Cinta, silahkan duduk," sapa seorang laki-laki yang Cinta kenal dengan baik. Laki-laki itu biasa Cinta panggil Bang Iqbal."Makasih, Bang," ucap Cinta tersenyum sambil mendudukkan bokongnya di kursi yang di sodorkan Bang Iqbal."Pak Nai, ini Bu Cinta." Bang Sudir memperkenalkan Cinta pada seorang laki-laki yang tersenyum padanya."Dan … mmmm … Pak Daniel?" Cinta kaget karena saat ini Daniel berada dihadapannya. Cinta tidak bisa mencerna semua ini, bagaimana mungkin Daniel berada di sini."Lho, B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status