Share

Pulang ke Rumah

Andi , ikuti perempuan yang keluar dari kamarku. Dan cari tau tentang dia. Laporkan padaku secepatnya."

Daniel menghubungi asistennya.

"Baik bos. Akan saya laksanakan." jawab Andi diseberang telepon.

Cinta berhasil keluar dari hotel. Didalam lift Cinta memperbaiki penampilannya yang acak acakan. Cinta tertegun .

Bagaimana menjelaskan kepada keluarga nya, karena semua belanjaan Cinta tertinggal di hotel.

Cinta hanya membawa handpone dan dompetnya saja.

Cinta melambaikan tangannya ke arah tukang ojek yang melintas.

"Terminal BHI ya pak!"

"Baik neng."

Sepanjang perjalanan. Cinta masih harus berfikir, bagaimana cara nya menjelaskan pada keluarga nya tentng belanja yang dia tinggalkan di hotel.

Terpikir untuk membeli lagi, tapi Cinta menyadari bahwa dia tidak punya cukup uang lagi.

Ojek yang Cinta tumpangi sudah sampai terminal.

"Makasih, ya Pak." Cinta turun dan membayar ongkos ojek.

"Batang hari ya dek," sapa sopir angkot.

"Iya pak." Cinta langsung memasuki angkot yang akan membawa dia ke kota tempat tinggalnya.

Selama satu jam Cinta menunggu, angkot belum juga berangkat karena harus menunggu sampai angkot penuh.

"Permisi nona."

Seseorang menepuk pundak Cinta ketika dia sedang melamun.

"Kamu?" Cinta terkejut mendapati sopir Daniel berada di pintu angkot dan mendekatinya.

"Maaf nona, Saya ingin memberikan barang-barang nona." sopir itu memberikan barang belanjaan Cinta yang tertinggal di hotel.

"Terima kasih." Cinta mengambil semua barang belanjaannya,dan meletakkannya didekat tempat duduknya.

Angkot yang ditumpangi Cinta melaju dengan kecepatan sedang. Cinta menghapus bulir bulir air mata nya yang jatuh. Cinta merasa tidak bisa menjaga diri. Sekalipun dia seorang janda, tapi seharusnya Cinta bisa menjaga diri. Tapi kejadian tadi malam benar benar membuat nya merasa benci dan jijik pada dirinya sendiri.

Dua jam kemudian Cinta sampai ke pinggiran kota yang di tujunya. Cinta langsung memanggil ojek untuk mengantarkannya ke desa tempat tinggalnya.

Satu jam perjalanan, Cinta pun sampai kerumah nya. Cinta disambut hangat oleh seorang anak berumur 5 tahun. 

Anak perempuan tersebut adalah Carisa Nazhira, Cinta biasanya memanggilnya Carisa. Cinta teramat mencintai Carisa karena Carisa adalah putri semata wayang Cinta. 

"Mama kok lama banget pulang nya? Aku kangen." Carisa memeluk erat tubuh Cinta.

"Iya, maaf sayang. Mama ada urusan penting. Makanya gak bisa pulang kemaren." Cinta mengusap pipi putri semata wayang nya.

"Ini belanjaan nya bantu bawa masuk ya, Sayang …." Cinta Menggandeng tangan putri nya.

"Sayang, mama capek. Mama mau Mandi dan istirahat dulu ya!" ujar Cinta berlalu kekamar, meninggal kan Carisa yang membongkar belanjaannya. 

Di kamar , Cinta menangis tersedu. Cinta benar benar merasa jijik pada dirinya atas kejadian semalam. Cinta memang tidak mengingat dengan jelas kejadian itu. Tapi Cinta selalu teringat bagaimana Daniel melepas pakaiannya satu per satu, dan mengecup leher jenjangnya.

Cinta berlari kekamar mandi, mengguyur badannya dengan air sebanyak-banyak nya. Sesekali terdengar isakan. Cinta merasa diri nya kotor.

Tokkk ... tokkkk ... tokkk.

"Mama masih mandi? kok lama banget, sih?" Carisa mengetok pintu kamar mandi

"Iya sayang ... tunggu sebentar ya," ujar Cinta sembari menyeka air matanya dan menyudahi ritual mandi dengan segera.

"Kenapa sayang?" Cinta sudah kembali ke kamar dengan mengenakan bathrope.

"Makasih ya. Karena mama membelikan Carisa boneka yang cantik dan cokelat kesukaanku." Carisa memeluk Cinta erat.

"Boneka dan coklat?" Cinta bergumam.

"Sayang, mana boneka dan coklat nya?" Cinta membelai rambut putrinya.

"Sebentar ya ma" Carisa berlari meninggalkan Cinta ke kamarnya.

Cinta mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak membeli boneka dan coklat.

Lalu mengapa ada barang tersebut???

"Mama… Ini. Carisa suka banget. Makasih ya ma..." Carisa memperlihat kan boneka dan coklat yang masih berada dalam belanjaan maisya yang lain.

Cinta tercenung. Masih memikirkan dari mana boneka dan coklat itu berasal.

"Maaa … Mama kenapa?" Carisa memandang wajah Cinta yang terlihat bingung.

"Ah. Gak apa apa sayang, sekarang kamu main ya sama bonekanya." Cinta meminta Carisa untuk meninggalkannya sendiri.

Tiba-tiba ingatan Cinta tertuju pada saat Andi memberikan barang-barang tersebut sebelum angkot berangkat.

"Apa mungkin lelaki brengsek itu yang memberikannya. Tapi untuk apa?" gumam Cinta.

Cinta berbaring di kamarnya dan memikirkan langkah yang akan dia ambil.

Apakah Cinta akan melaporkan Daniel kepihak yang berwajib atas kasus pemerkosaan?.

Tapi benar apa yang dikatakan Daniel, Cinta masih mengingat dengan jelas. Ketika pertama kali mereka berciuman, tidak ada penolakan sama sekali. Pun ketika Daniel membuka pakaiannya, Cinta tidak memberontak.

"Akh! aku benci ... mengapa semuanya menjadi seperti ini. Aku benci. Benciiii ...Huuuu huu huuuuu ..." Cinta kembali menangis. Dia merasa benar benar tidak bisa menjaga diri.

Cinta memandang Poto dirinya bersama Cinta. Bagaimana mungkin Cinta menerima kompensasi dari Daniel, Cinta tidak mungkin menikah. Karena jika Cinta memutuskan untuk menikah, maka Carisa akan pergi meninggalkan Cinta dan ikut tinggal bersama Papanya.

Cinta sangat menyayangi Carisa. Baginya, Carisa adalah anugerah yang terindah, yang diberikan Tuhan kepadanya. Cinta juga tidak ingin Aditya, ayah Carisa mengambil kesempatan untuk mengajaknya rujuk kembali.

Cinta tersedu sepanjang malam, hingga akhirnya Cinta tertidur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status