Share

Bab 16. Dihadang Dua Orang tak Dikenal

Tapi mau bagaimana lagi, Bu. Bi Esih memiliki catatannya."

Sejenak Tiara dan Ratih terdiam.

"Saya sih suka dengan tanah itu. Letaknya strategis, cocok dibangun untuk tempat usaha." ujar Ratih. "Apa nanti kalian tidak akan menyesal kalau sekarang menjual tanah itu?"

"Insya Allah tidak, bu Lurah. Saya khawatir kalau tidak menjualnya sekarang. Nenek dan bi Esih akan lebih dulu menjualnya."

"Tapi sertifikat tanahnya ada di kamu, 'kan?" lagi, Ratih bertanya. "Mereka tidak akan bisa menjualnya tanpa surat-surat lengkap."

"Surat tanahnya ada pada saya, Bu. Tapi sepertinya mereka memegang surat sertifikat tanah yang palsu." jawab Tiara.

Ratih mengerenyit."Dari mana kamu tahu mereka memiliki surat tanah palsu miliki ibumu?"

Tiara terdiam sejenak.

Kemudian menceritakan kejadian di rumahnya yang sempat disatroni maling. Juga mengenai sertifikat tanah yang ia duplikasi.

"Astaghfirullah. Jadi dua orang yang memasuki rumah kalian, mengincar sertifikat tanah ibumu?" Ratih terbelalak.

Tiara mengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status