共有

Bab 73. Tertusuk

作者: Rifat Nabilah
last update 最終更新日: 2025-04-22 22:00:59

Hafizah sedang berada dalam situasi yang sangat berbahaya. Pisau yang dipegang oleh Lestari kini terarah kepadanya meskipun Hafizah sudah memohon untuk dilepaskan. Namun, Lestari tetap tidak bergeming.

"Ibu, tolong lepaskan aku. Tidak puas kah Ibu selalu menyiksa sejak aku memasuki hidup Mas Hamid di rumah ini? Aku tidak kuat untuk melawan seseorang yang sudah aku anggap sebagai ibu sendiri."

Lestari tetap waspada terhadap Hafidz yang memerhatikan setiap gerakannya saat menyandera Hafizah. Dia enggan mendengarkan ucapan Hafizah yang diutarakan dengan nada lantang.

"Kamu diam, Hafizah! Kamu telah menghancurkan hidupku. Karena kamu anakku meninggal, dan aku masuk penjara sehingga kini menjadi buronan polisi. Dan kamu masih merasa menjadi korban?"

Hafizah menarik napas dalam mendengar jawaban penuh kebencian dari Lestari. Dia tidak berharap lagi bahwa mantan mertuanya akan berubah baik padanya.

"Bu, itu semua bukan salahku. Apakah Ibu tidak
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Upik Abu Mertua   110. Salah Bersikap

    "Tante cantik, apa itu benar-benar Tante?" tanya Putri dengan rasa tidak percaya saat melihat Hafizah di dekatnya."Benar, sayang. Ini Tante. Bagaimana kabarmu? Apakah ada yang sakit?" jawab Hafizah.Hafizah berusaha mendekati kamar Putri, tetapi dokter menghalanginya karena Hafizah belum mendapatkan izin dari Hafidz, pemilik rumah tersebut."Biar aku keluar untuk menemui Tante cantik, Dokter," pinta Putri.Dokter akhirnya mengizinkan Putri keluar dari kamar, dan Putri merasa sangat bahagia bisa bertemu Hafizah. Di belakang Hafizah, Hafidz mengamati mereka berdua berpelukan, dan Hafizah bahkan meneteskan air mata saat momen itu berlangsung."Putri, akhirnya kamu bisa bertemu dengan Tante cantik, ya?" tanya Hafidz sambil melepaskan pelukan mereka.Putri menatap Hafidz, sementara Hafizah tampak terkejut dengan reaksi Hafidz yang terlihat canggung dengan kehadirannya."Hafidz, aku hanya ingin mengungkapkan rasa rinduku pada

  • Upik Abu Mertua   Bab 109. Penyambutan Putri

    Setibanya di depan rumah Hafidz, Hafizah yang sudah melihat kurir membawa paket pesanannya segera mengambilnya dari tangan kurir. "Apa itu, Hafizah?" tanya Hafidz."Ini balon dan beberapa barang lainnya untuk menyambut kedatangan Putri. Aku tidak ingin Putri datang tanpa senyuman," jawab Hafizah.Hafidz pun membantu Hafizah membawa barang-barang yang masih terbungkus, tidak ingin membiarkan Hafizah bekerja sendirian untuk menyenangkan anaknya."Aku akan membantumu, Hafizah.""Terima kasih, Hafidz," balas Hafizah.Mereka masuk ke dalam rumah, dan Hafidz tidak banyak bertanya lagi. Dia hanya mengikuti langkah Hafizah, sementara para pelayan di rumah itu juga membantu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat."Cobalah letakkan balonnya di atas sana agar Putri bisa melihatnya terbang," ujar Hafizah.Hafidz segera naik ke atas kursi untuk memasang balon, mengikuti semua arahan Hafizah. Sementara itu, para pelayan tidak

  • Upik Abu Mertua   Bab 108. Obat Kesedihan Hafizah

    "Hafizah! Kamu telah durhaka kepada mertua! Kamu wanita yang tidak tahu diri, merebut anakku dariku. Dia yang selama ini selalu memberiku uang, tetapi kini sibuk mengurus mu dan perilakumu yang sama sekali tidak bisa diterima. Aku benci kamu, Hafizah! Sangat membenci orang sepertimu!"Sungguh mengejutkan, Lestari memainkan drama ini di hadapan polisi yang sedang menyusun laporan berdasarkan bukti yang ada."Lestari, berhentilah berbicara. Menyalahkan Hafizah tidak ada gunanya, karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Hafizah telah merebut seluruh harta anakmu. Harta yang dimiliki anak laki-lakimu sebenarnya adalah milik orang tua Hafizah. Kamu telah dibohongi oleh Hamid, dan Hafizah sudah menjelaskan hal ini sebelumnya. Namun, kamu tampak sangat terobsesi dengan uang, hingga membuatmu kehilangan akal. Seharusnya, kamu tidak berada di sini; tempatmu seharusnya di rumah sakit jiwa!"Hafidz membela Hafizah yang sudah terisak menangis setelah terus-meneru

  • Upik Abu Mertua   Bab 107. Kebencian Lestari Yang Masih Membesar

    Hafizah merasa gelisah, sementara Hafidz memperhatikan dua bodyguard yang tetap siaga untuk melindunginya. "Hafizah dalam bahaya. Kalian berdua harus tetap berjaga dan pastikan wanita tua itu tidak bisa masuk ke sini. Lakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi Hafizah dan tempat ini."Keduanya mengangguk, memahami perintah tanpa perlu menjawab, karena mereka bisa merasakan kewaspadaan bos mereka."Kamu dengar kan, Hafizah? Mereka akan menjaga di sini, dan aku juga akan menemanimu. Setidaknya, dengan begitu kamu bisa merasa lebih aman. Aku bisa tidur di sofa, jadi kamu bisa beristirahat tanpa khawatir."Hafizah membuka pintu kamarnya, memberi kesempatan kepada Hafidz untuk masuk dengan mudah, karena ia tidak ingin Lestari menyakitinya lagi. "Silakan masuk, Hafidz. Kamu bisa tinggal di sini sampai besok pagi," ujar Hafizah sambil menutup pintunya. Hafidz merasa senang bisa masuk, karena ini adalah yang diinginkannya: bersa

  • Upik Abu Mertua   Bab 106. Selalu Menjaganya

    "Apa kamu serius, Hafizah?" tanya Hafidz untuk memastikan pernyataan Hafizah."Ya, aku serius, Hafidz."Hafidz merasakan kebahagiaan karena diterimanya kembali, namun di sisi lain, ia juga merasakan kesedihan ketika harus jujur tentang anaknya."Hafizah, aku berterima kasih padamu karena telah menerima aku lagi. Mengenai anakmu, aku tidak keberatan untuk membantumu. Kita bisa mencarinya bersama-sama, semoga kita menemukan jalan keluar dari semua ini. Aku tidak ingin kamu terus-menerus memikirkan hal yang sama."Hafizah tersenyum mendengar jawaban Hafidz. Dia bertekad untuk tidak menghindari Hafidz lagi, meskipun itu berkaitan dengan anaknya. "Hafidz, kamu adalah pria yang baik. Aku tidak ingin kehilanganmu dan Putri. Kalian berdua selalu ada di hatiku, meskipun aku telah berusaha menjauh dari kalian." Hafidz menggenggam kedua tangan Hafizah dengan lembut. "Sudahlah, Hafizah. Jangan terlalu memikirkan sikapmu. Seharusnya aku yang minta maaf karena

  • Upik Abu Mertua   Bab 105. Bahaya Mengancam Itu Tertangkap

    "Bukan hal yang mudah, Jep! Kamu tahu wanita ini sangat cantik, dan aku merasa ingin menyentuhnya.""Jangan lakukan hal lain! Kita tidak boleh melecehkan wanita, meskipun penampilan kita terlihat menyeramkan. Kita harus menyingkirkan wanita ini, tetapi sebelum itu, kita serahkan kepada Pak Hafidz. Dia ingin memberikan peringatan kepada wanita ini, sepertinya itu penting.""Baiklah, aku akan menahan diri. Namun, jika ini berlangsung terlalu lama, aku khawatir aku akan kehilangan kendali dan ingin menyentuhnya, bahkan mungkin mencium bibirnya.""Terserah padamu! Ayo, bawa ke tempat di mana kita bertemu Pak Hafidz."Mereka bergerak menuju Hafidz yang baru saja turun dari pesawat, sementara Hafizah, yang tidak dijaga, masih merasa ketakutan sendirian di dalam kamar hotel."Aku yakin sekali ada seseorang yang berniat jahat padaku, tapi siapa? Apakah orang yang membakar rumahku? Atau mungkin benar apa yang dikatakan Pam dan Jep, bahwa itu adala

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status