Beranda / Rumah Tangga / Upik Abu Mertua / Bab 119. Putri Adalah Anakmu

Share

Bab 119. Putri Adalah Anakmu

Penulis: Rifat Nabilah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 22:00:42

"Hafizah, tunggu sebentar, aku ingin berbicara denganmu. Apakah kamu punya waktu?" tanya Hafidz.

"Ada, tapi mau bicara tentang apa? Kita kan akan pergi ke tempat makan dekat sini, apakah itu yang ingin kamu bicarakan?" jawab Hafizah.

"Bukan, aku ingin memberimu ini," kata Hafidz sambil menyerahkan sesuatu kepada Hafizah.

Hafizah menerima pemberian itu dan langsung memeluk Hafidz. Ternyata suaminya bisa begitu romantis malam ini. Mungkin ini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk saling mesra, meskipun ada kemungkinan Putri akan tiba-tiba muncul.

"Terima kasih, Hafidz. Aku tidak menyangka kamu akan memberikan hadiah ini. Aku sangat mencintaimu."

Hafizah merasa bahagia menerima hadiah dari suaminya, sementara Hafidz tampak bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Pikiran serius mengganggu benaknya.

"Sama-sama, sayang. Kamu tahu ini hanya hadiah kecil. Seharusnya aku sudah memberikannya sejak lama, tapi baru sekarang aku bisa mel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Upik Abu Mertua   Bab 119. Putri Adalah Anakmu

    "Hafizah, tunggu sebentar, aku ingin berbicara denganmu. Apakah kamu punya waktu?" tanya Hafidz."Ada, tapi mau bicara tentang apa? Kita kan akan pergi ke tempat makan dekat sini, apakah itu yang ingin kamu bicarakan?" jawab Hafizah."Bukan, aku ingin memberimu ini," kata Hafidz sambil menyerahkan sesuatu kepada Hafizah.Hafizah menerima pemberian itu dan langsung memeluk Hafidz. Ternyata suaminya bisa begitu romantis malam ini. Mungkin ini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk saling mesra, meskipun ada kemungkinan Putri akan tiba-tiba muncul."Terima kasih, Hafidz. Aku tidak menyangka kamu akan memberikan hadiah ini. Aku sangat mencintaimu."Hafizah merasa bahagia menerima hadiah dari suaminya, sementara Hafidz tampak bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Pikiran serius mengganggu benaknya."Sama-sama, sayang. Kamu tahu ini hanya hadiah kecil. Seharusnya aku sudah memberikannya sejak lama, tapi baru sekarang aku bisa mel

  • Upik Abu Mertua   Bab 118. Waktu Bersama

    Saat dokter menjelaskan dengan rinci kepada Hafidz mengenai kondisi anaknya, rasa takutnya menghilang karena ia memahami bahwa apa yang dialami anaknya bukanlah penyakit biasa. Hafidz pun melangkah kembali menuju Hafizah, namun ia mendapati bahwa Hafizah tidak ada di tempat itu."Di mana dia?" Hafidz berusaha mencari Hafizah di sekitarnya, tetapi tidak menemukan jejaknya. Bahkan, Hafizah tidak dapat dihubungi. "Ada apa dengannya? Kenapa ponselnya mati? Atau mungkin ada urusan mendesak di pekerjaannya? Aku rasa dia akan segera kembali," ujarnya sambil duduk di kursi.Hafizah, yang selama ini dianggap sebagai Hafidz, ternyata sedang terjebak dalam situasi berbahaya. Reyana, dengan nekat, menculiknya. "Kamu tahu, Hafizah, kamu adalah wanita yang sangat berbahaya. Bukan hanya bagi diriku, tetapi juga bagi orang lain, karena kamu bisa mendapatkan pria seperti Hafidz. Aku ingin kamu menyerahkan keberuntunganmu padaku. Untuk itu, aku harus me

  • Upik Abu Mertua   Bab 117. Kondisi Putri Yang Parah

    "Hafidz! Tunggu sebentar, aku akan ambilkan minuman untukmu. Jangan pergi ke luar, karena di sana sangat berbahaya. Aku akan membantu Putri terlebih dahulu," kata Hafizah sambil berjalan meninggalkan ruang tamu.Hafizah yang tidak melihat Hafidz merasa bingung dan segera menuju kamar Putri. Sesampainya di sana, dia mendapati pintu kamar terkunci dari luar."Putri! Ini Tante, bangunlah," serunya.Namun, sebelum Hafizah sempat mengambilkan minuman untuk Hafidz, dia menemukan Putri sudah tidak sadarkan diri saat membuka pintu. Belum lagi, dia melihat dokter di sana juga telah dihipnotis oleh Reyana."Dokter! Tolong Putri, ada apa dengannya? Kalian! Apakah ini semua karena dia?"Hafizah menyadari situasi tersebut dan segera menepuk tangan untuk membangunkan mereka dari pengaruh hipnotis.Setelah dokter sadar, Hafizah sudah lebih dulu membawa Putri keluar untuk segera dilarikan ke rumah sakit. Sementara itu, Hafidz yang telah sadar da

  • Upik Abu Mertua   Bab 116. Perlawanan Hafizah

    Saat Reyana memasuki kamar untuk menemui Hafidz, ia melihatnya sedang berusaha membangunkan dokter, suster, dan para bodyguard yang berada di luar kamar anaknya."Reyana! Apakah kamu melakukan sesuatu yang membuat mereka seperti ini?" tanya Hafidz dengan nada marah.Reyana hanya tersenyum sambil menatap mata Hafidz yang masih menggendong anaknya. Ia tidak peduli dengan kemarahan Hafidz."Ya, aku melakukannya. Dan kamu akan kembali ke duniamu bersamaku. Tatap mataku, Hafidz. Di sana, kamu akan menemukan semua yang kamu cari selama ini: cinta, kepercayaan, dan kebahagiaan bersamaku selamanya," ujar Reyana.Hafidz menatap mata Reyana, dan tanpa sadar, ia terjebak dalam hipnotisnya. Akhirnya, ia menurunkan Putri dari gendongannya."Turunlah!" perintahnya."Ayah, kenapa kamu jadi seperti mereka? Ada apa ini? Aku takut!" Putri merasakan ketakutan yang mendalam.Ia melihat tatapan ayahnya yang kosong, seolah bukan ayahnya yang

  • Upik Abu Mertua   Bab 115. Kebingungan Hafidz

    Hafidz yang duduk di kursinya masih merasakan pusing yang hebat, tidak mengerti apa yang sedang terjadi padanya."Aku di sini, sejak kapan? Rasanya aku melupakan sesuatu, tapi apa ya?"Saat ia merenungkan pertanyaan itu, Reyana muncul dengan membawa secangkir kopi untuknya."Tentu saja kamu melupakan kopimu. Aku sudah membuatkan kopi dengan takaran yang tepat untukmu, sayang."Suara Reyana tidak mengganggu Hafidz; sebaliknya, ia kini menatap mata wanita itu."Ya, kamu benar. Mungkin karena kopi. Aku memang suka kopi, biarkan aku minum sekarang.""Ini kopimu," jawab Reyana sambil menyerahkan cangkir itu kepada Hafidz.Sementara itu, Hafizah terlihat sangat bahagia di depan rumahnya yang baru saja direnovasi."Akhirnya, aku bisa tidur di rumah sendiri. Tidak perlu lagi tinggal di hotel, dan aku tidak akan bertemu lagi dengan dua bodyguard Hafidz."Hafizah masuk setelah melihat hasil perbaikan rumahnya, da

  • Upik Abu Mertua   Bab 114. Luka Yang Sama

    Hafidz sudah tiba di rumahnya, ditemani oleh seorang wanita yang berada di sampingnya. Para pelayan terlihat bingung melihat majikannya bergandeng tangan dengan wanita lain. Namun, wanita itu terus melangkah masuk ke dalam rumah bersama Hafidz."Hafidz, di mana anakmu?" tanya wanita itu.Hafidz melirik ke samping dan terpesona oleh mata wanita tersebut yang berwarna biru."Dia ada di dalam kamar. Sebaiknya kita langsung ke sana, tetapi dia tidak bisa diganggu saat ini karena masih dalam pengawasan dokter.""Kalau begitu, mari kita pergi ke sana. Aku hanya ingin melihat wajahnya. Setelah itu, aku ingin minum teh bersamamu di rumah ini. Kamu ingat kebiasaan kita yang dulu, kan?"Hafidz mengangguk, menandakan bahwa ia mengingat apa yang sedang dibicarakan. Ia kemudian menggandeng tangan wanita itu.Wanita tersebut melirik sekeliling dan menyadari bahwa rumah Hafidz sangat besar dan mewah. Kekayaan Hafidz memang tidak pernah berubah,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status