Share

Buku Harian Ashana

Mendengar kalimat yang baru saja Alfa ucapkan, sontak aku menegakkan tubuh. Pandangan mataku pun tepat mengarah ke wajahnya. "Beneran, Fa? Awas aja kalau kamu menghindar lagi."

"Nggak, Ta. Di suratku yang kemarin, aku udah bilang, kan, kalau aku akan ngasi tahu kamu saat waktunya udah tepat. Kamu aja yang nggak sabaran," ujarnya disambung senyum sambil menjawil ujung hidungku. "Sebentar, ya."

Alfa lalu bangkit dan meninggalkanku sendiri di kamar. Tidak lama kemudian, ia kembali menghampiriku dan duduk di bibir ranjang.

"Ini. Semua yang jadi pertanyaan kamu, udah aku tulis di sini. Lengkap." Ia lalu memberiku sebuah amplop coklat tertutup yang langsung kuterima.

"Apa ini, Fa? Surat?"

Alfa mengangguk pelan.

"Ta, nanti aja bacanya, saat nanti aku udah kembali ke Australia. Jangan sekarang," ujarnya seraya mencegah tanganku yang sudah bersiap akan membuka surat itu.

"Kenapa, sih, Fa?"

"Bukan apa-apa. Tapi ada baiknya kamu dengar dulu dari papa mengenai semua yang ada dalam kepalamu it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status