Share

15. Void Merah

Author: Scorpio_san
last update Last Updated: 2025-12-18 20:30:44

Alana menatapku sebentar. Lalu tersenyum simpul. “Gue tau…, lo pasti sedih bangte kan habis kehilangan bokap nyokap.” Bisiknya pelan. “Tapi gak usah dipaksain gini. Istirahat kalo emang lo capek.”

Perlahan, Alana menuntun tubuhku untuk menghadapnya yang sudah duduk bersila. Tidak ada rasa takut atau keraguan diwajah gadis itu. Tatapannya begitu tulus, membuat aku merasa nyaman bersamanya.

“Lo tau, kekuatan gue itu penyembuhan. Gue juga bisa regenarasi dengan cepat.” Jelas Alana. “Dan gue juga punya blood reclaim,” sambungnya, namun kali ini, suaranya tidak seantusias tadi. Sorot mata Alana meredup seketika.

“Blood Reclaim?” tanyaku.

“Hemmm, semacam menukar nyawa.” Sahutnya enteng.

Aku bergeming untuk beberapa saat. Bukan karena tajub dengan kekuatan Alana, melainkan heran, untuk apa Alana menceritakan semua ini padaku. Dan apa hubungan kekuatannya dengan ku. Kalau dibandingkan denganku sekarang, kekuatan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • VALYZARYON Pedang Naga Hitam   16. Kemunculan Virmort

    Aku terhuyung selangkah ke belakang. Urat-urat di lenganku menegang, jemariku bergetar hebat. Napasku memburu, dan untuk sesaat, dunia di sekelilingku seperti teredam oleh rasa takut yang semakin meluap. Angin perlahan berubah. Kini bukan lagi sekadar hembusan, melainkan seperti sebuah bisikan yang terasa dingin dan menyusup kedalam indera rungu ku. Aku menengadah, merasakan tekanan besar yang sepertinya datang dari langit. Energi di dalam tubuhku meronta, menghantam dadaku dari dalam, seolah sedang meminta untuk dilepaskan. Dan benar saja, diatas sana, awan hitam menggulung perlahan, membentuk semacam perisai raksasa yang menelan langit, hingga SMA Senin tertutup sepenuhnya di bawah bayangannya. Dan itu adalah Void yang dipasang untuk mengurung SMA Senin dari dalam. “Mundur!” Suara berat itu menghantam kesadaranku, memaksaku kembali pada dunia nyata. Aku dan Alana refleks menoleh ke arah sumber suara. Di belakang kami sudah berdiri seorang pria berjubah biru tua yang berkibar

  • VALYZARYON Pedang Naga Hitam   15. Ancaman

    Pagi di dunia sihir tidak selalu dimulai dengan cahaya yang indah dan ramah. sama halnya seperti hari ini. Kabut tipis menggantung rendah di udara, menelan langit yang seharusnya berwarna biru. Lonceng waktu berdentum pelan, bukan untuk membangunkan, melainkan mengingatkan bahwa hari kembali berjalan meski enggan untuk mengikutinya. Aku berdiri di ambang jendela asrama, menatap matahari yang terbit setengah hati. Lalu ku tuntun mataku untuk beralih menatap pada seorang gadis yang sudah hampir satu minggu ini diam. Terutama padaku. Dari wajah bulatnya, memancarkan kekecewaan yang sulit ia ungkapkan. Seharusnya, aku memang menemuinya. Setidaknya, menanyakan kondisinya setelah kejadian waktu itu. Tapi entah kenapa, Yuzi selalu melarangku untuk berdekatan dengan Alana. Bahkan aku sekarang diminta untuk tidak ke sekolah dan fokus berlatih diruangan terpisah, dan kali ini tidak bersama Elvian. Hanya aku sendiri. Karena mua

  • VALYZARYON Pedang Naga Hitam   15. Void Merah

    Alana menatapku sebentar. Lalu tersenyum simpul. “Gue tau…, lo pasti sedih bangte kan habis kehilangan bokap nyokap.” Bisiknya pelan. “Tapi gak usah dipaksain gini. Istirahat kalo emang lo capek.” Perlahan, Alana menuntun tubuhku untuk menghadapnya yang sudah duduk bersila. Tidak ada rasa takut atau keraguan diwajah gadis itu. Tatapannya begitu tulus, membuat aku merasa nyaman bersamanya. “Lo tau, kekuatan gue itu penyembuhan. Gue juga bisa regenarasi dengan cepat.” Jelas Alana. “Dan gue juga punya blood reclaim,” sambungnya, namun kali ini, suaranya tidak seantusias tadi. Sorot mata Alana meredup seketika. “Blood Reclaim?” tanyaku. “Hemmm, semacam menukar nyawa.” Sahutnya enteng. Aku bergeming untuk beberapa saat. Bukan karena tajub dengan kekuatan Alana, melainkan heran, untuk apa Alana menceritakan semua ini padaku. Dan apa hubungan kekuatannya dengan ku. Kalau dibandingkan denganku sekarang, kekuatan

  • VALYZARYON Pedang Naga Hitam   14 Resonasi Darah

    Tak lama.., ada cahaya. Cahaya merah keemasan memancar dari dadaku, menyapu tangan-tangan bayangan itu. Semua menghilang dalam sekejap, seolah terbakar dari dalam oleh kekuatan yang ada di dalam diri ku. Aku jatuh terduduk, dengan keringat yang bercucuran. Punggung basah, dan tangan yang sudah gemetar. Yuzi akhirnya berjalan mendekat. Ia menatapku seperti menilai sebuah eksperimen yang nyaris gagal. “Kamu baru saja membuka satu lapis,” ungkap Yuzi pelan. “Masih ada sembilan lapis lagi. Dan tiap lapisan, akan memperlihatkan kegelapan dalam dirimu sendiri.” “Apa semua penyihir belajar dengan cara segila ini?” tanyaku dengan atensi yang mengarah penuh pada Yuzi. Yuzi kembali tersenyum, kemudian menggeleng. “Tidak, hanya Pemilik Darah Tegas.” Aku menarik napas panjang, kemudian kembali menajamkan tatapan ku. “Dan kalau gue gagal?” tanyaku. “Maka darahmu akan dikunci selamanya. Tidak akan bisa menyegel kutukan, tidak akan bisa menutup gerbang.” Jelas Yuzi. “Dan kamu juga tida

  • VALYZARYON Pedang Naga Hitam   13. Kebangkitan Part 3

    Aku duduk di tengah lingkaran simbol kuno yang dipahat langsung diatas batu. Udara lumayan pekat. Aku sampai harus menarik napas dalam untuk bisa menyesuaikan diri dengan ruangan itu. Aku kembali menatap pedang yang sudah tergeletak disamping ku. “Dia bukan tipe pedang yang mudah bersahabat dengan pemiliknya.” Ucapan Yuzi tempo hari, kembali terngiang. Dengan tangan yang sudah terulur, aku menyentuh pedang naga hitam. Menatapnya dalam-dalam. Sudah bersama dengannya selama hampir satu bulan, membuat aku bisa merasakan, kalau didalam pedang itu, ada sosok yang terus tersenyum padaku. Bukan senyum persahabatan, melainkan senyum cibiran. Aku tahu, kalau naga hitam sedang menertawakan kebodohanku. Tapi lihat saja. Aku sudah bersumpah akan mengendalikannya. Dia pedang, dan aku pemiliknya. Sudah kewajibannya untuk menuruti semua yang kuinginkan. Termasuk hancur, kalau memang itu dibutuhkan. “Gue gak yakin, tapi gue bakal berusaha buat ngendaliin lo.” Ujar ku dengan suara yang s

  • VALYZARYON Pedang Naga Hitam   12. Kenyataan yang mulai terungkap

    Aku langsung bangkit seketika. Dada sudah turun naik, karena napas yang mulai tersengal. Suara itu benar-benar datang dari dalam dadaku, dalam pikiranku, seolah seperti gema dari darahku yang mulai mendidih. “Kamu adalah keturunan terakhir dari keluarga Atala. Garis darah pertama yang dahulu menutup Gerbang Hitam dengan mengorbankan jiwanya.” “A-apa maksudnya?” tanyaku. Tiba-tiba air danau itu menyembur ke atas, membentuk bayangan siluet seseorang yang tinggi, berjubah putih, dan membawa tombak emas ditangannya. “Kekuatanmu bukan hanya untuk menyerang. Tapi untuk menyegel, menenangkan, dan memutus kontrak kutukan.” “Tapi ingat Caesar, kekuatan ini bukan hadiah. Melainkan sebuah tanggung jawab besar.” “Dan musuhmu bukan hanya monster. Tapi penyihir darah sendiri. Yang pernah bersumpah melindungi dunia..,” Air itu langsung jatuh kembali ke danau. Aku terduduk lemas dengan dada yang masih sesak, dan keringat dingin mulai membanjiri punggungku. “Penyihir darah sendiri? Pen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status