Share

Chapter 04 - Accident Luna

Waktu berjalan begitu cepat, kini matahari sudah mulai kembali untuk tenggelam.

Valery terbangun dengan perasaan yang sedikit bingung, tubuhnya sudah merasa lebih baik, ternyata dengan beristirahat setengah hari membuatnya lebih cepat pulih, Tiba-tiba ponselnya berdering, Valery langsung mengangkat panggilan itu.

Dia tidak melihat nomor siapa yang menghubunginya.

“Halo?”

‘Halo bisakah saya berbicara dengan Nona Arabelle?’

Valery terkejut, entah kenapa perasaan tidak enak menghampiri dirinya. "Ya, saya Valery Arabelle, bisa katakan apa yang terjadi?"

‘maaf sebelumnya, kami dari pihak rumah sakit mengabarkan bahwa Luna Arabelle mengalami kecelakaan, kami membutuhkan anda untuk melengkapi data pasien.’

“kecelakan? Tidak—mungkin, Luna? Baiklah terima kasih untuk informasinya, saya akan segera kesana."

Valery langsung bergegas, dia mengikat rambutnya asal, lalu mengambil tas miliknya dan segera berlari memberhentikan taksi untuk menuju rumah sakit.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit membutuhkan waktu 20 sampai 25 menit.

Valery berlari kedalam ruangan setelah membayar biaya taksi, dia mendekati meja dan mengabaikan orang yang juga sedang mengantri. 

"Pasien bernama Luna Arabelle berada dimana?" tanya Valery kepada salah satu suster disana, dia tidak bisa menunjukkan apapun, sungguh dia begitu khawatir dan juga bersedih, kecelakaan? Rasanya Valery begitu hancur hanya dengan mendengarkan, apalagi nanti bisa melihat Luna di ruangan nanti.

“pasien Luna Arabelle, sedang ada di ruang UGD. tolong harap anda menunggu diruang tunggu, dan silahkan untuk membiarkan orang lain berbicara.”

Valery langsung mencari ruang UGD. Otak dan akal sehatnya tidak memahami apa yang sudah dikatakan suster, dengan bodohnya dia ingin menerobos masuk kesana.

“Nona, ada tidak bisa masuk ke dalam.” kebetulan ada seorang karyawan yang sedang melintas, dia menahan tubuh Valery.

“tidak aku ingin melihat Adikku, Luna! Aku datang.” Air mata Valery sudah mulai berjatuhan, dia ingin segera melihat adiknya dan memeluk erat tubuhnya, rasanya sungguh berat dan hancur.

“Anda hanya boleh melihatnya setelah pasien keluar dari ruangan ini, dan di dalam keadaan pasien sedang dalam masa kritis karena pendarahan yang begitu banyak,” ucap pria itu, dia mendorong Valery untuk melangkah jauh.

Mendengar ucapan itu merobohkan pertahanan tubuh Valery, dia jatuh ke lantai dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

“Luna apa yang terjadi? kenapa bisa kamu seperti ini, bukankah kamu seharusnya berhati-hati, kenapa Luna—,” Valery menutup wajahnya dengan tangannya, tangisan itu semakin kencang dan sedikit terdengar orang sekitar.

“Nona, tidak baik menangis, kamu harus kuat untuknya, apapun yang terjadi, hanya kamu harapannya.” ucap pria itu, dia membantu Valery untuk bangun. Lalu membantunya untuk duduk kursi tunggu.

Ruang UGD itu masih tertutup, didalam dokter dan asistennya sedang memeriksa Luna, banyak sekali darah yang keluar dari kepalanya dan ini semakin membuat Valery sedih, dia menyesal telah menyuruhnya untuk bekerja hari ini, jika dia tahu semua ini akan terjadi, dia tidak akan membiarkan bekerja namun takdir tidak akan bisa diubah oleh siapapun.

Valery hanya bisa berharap kepada tuhan agar Sang adiknya bisa selamat dan bisa kembali bersamanya, dia akan melakukan apapun untuk membuat Luna bisa membuka kedua matanya.

Cukup lama Valery menunggu di luar, akhirnya hadapan itu pintu terbuka telah terjadi, dengan cepat Valery menghampiri dokter itu dan bertanya.

“Dokter apa yang terjadi pada Adikku? Bagaimana kondisinya?” Tanya Valery, dia tahu pasti kecelakaan itu sangat menguras banyak darah sang adik.

“Apakah kamu wali dari pasien Luna Arabelle? Jika benar tolong temui saya di ruanganku. ada sesuatu yang harus saya sampaikan dan diskusikan dengan Nona." ucap Sang dokter.

“Baiklah dokter.” Valery mengikuti langkah sang dokter, walau dia sangat ingin melihat Luna tapi dia tidak boleh ceroboh, apapun yang nanti akan disampaikan itulah hal yang sudah terjadi.

Didalam ruangan dokter itu, Valery tampak sangat gugup dan khawatir, di dalam pikirannya saat ini hanya Luna dan biaya yang akan harus dia bayar.

“saya akan menjelaskan tentang kondisi Nona Luna Arabelle, sebelumnya aku akan mengajukan pertanyaan, apakah kalian tidak memiliki orang tua?” tanya sang dokter.

“orang tua kami sudah lama meninggal dan hanya akulah keluarganya yang dia miliki,” jawab Valery, dia merasa sedih untuk pertanyaan itu, sekuat apapun dirinya, Valery tetaplah gadis yang memiliki sisi lemah.

“baiklah Adik anda mengalami benturan di kepala yang sangat keras dan cukup banyak mengeluarkan darah saat pasien dibawa kerumah sakit, untuk saat ini stok darah yang dimiliki adikmu sangat terbilang cukup sedikit, untuk itu kami masih sulit untuk menemukannya, dan harus meminta pada bank darah.” kata dokter itu, dia menjelaskan dengan hasil yang sudah ditulis tadi.

“apa yang harus aku lakukan untuk sekarang dokter? Haruskan aku mencari darah yang sama dengan adikku, dan apakah adikku masih bisa diselamatkan?" tanya Valery, sebenarnya itu yang ingin dia tanyakan, jika adiknya bisa selamat walau harus mengeluarkan banyak biaya, Valery akan mengusahakannya.

“golongan darah adikmu adalah AB+. di rumah sakit ini kami kehabisan darah itu dan sedang memintanya pada bank darah, dan saat ini kita sedang menganalisis adikmu karena ada kemungkinan yang akan terjadi pada adikmu sepertinya gegar otak dan yang lebih kami takutkan adalah pembuluh darahnya pecah, kami akan melakukan operasi tapi resikonya sangat tinggi jika pasien tidak mampu, ini akan mengakibatkan koma pada pasien, kami dari pihak rumah sakit membutuhkan persetujuan untuk adikmu,” ucapnya, sang dokter menjelaskan semua yang terjadi akibat dari kecelakaan itu.

Valery hanya bisa terdiam mendengar semua penjelasan ini, hatinya hancur berkeping-keping, dan karena hal itu tubuhnya kembali lemas, dengan pasrah Valery memijat keningnya.

"Nona Valery, apa golongan darah anda?" dokter bertanya.

"golongan darah saya A dokter, berapa biaya yang dibutuhkan untuk melakukan operasi dokter?"

"untuk biaya anda bisa bertanya saat anda mengisi biodata adikmu, jika tidak ada pertanyaan lagi saya izin untuk memeriksa pasien lainnya," ucap sang dokter, dia tahu keresahan yang Valery rasakan.

“Terimakasih dokter.”

dokter itu meninggalkan Valery dan pergi untuk memeriksa pasien lainnya.

"Tuhan ujian apa yang kau berikan kepadaku, kenapa kamu harus memberikannya kepada adikku kenapa tidak padaku saja?" Valery menangis lagi dia tidak bisa berhenti meneteskan Air mata.

Keluar dari ruangan itu sang dokter, Valery berjalan menuju tempat yang dokter katakan untuk menanyakan biaya yang dibutuhkan untuk operasi Adiknya.

"Nona ada yang bisa saya bantu?" tanya suster yang menjaga tempat tersebut.

"Berapa biaya yang dibutuhkan untuk operasi pasien bernama Luna Arabelle?" 

"Sebentar yang Nona saya periksa dulu, harap tunggu sebentar" ucapnya, suster memeriksa data pasien bersama Luna Arabelle.

"Pasien bernama Luna Arabelle berusia 17 tahun, untuk biaya operasi anda harus membayar 5 juta dollar dan itu belum biaya perawatannya, jadi silahkan mengisi biodata anda dan registrasinya." ucap sang suster. Dia memberikan dokumen yang berisi beberapa lembar.

Mendengar nominal yang disebutkan itu membuat Valery semakin membuatnya merasa putus asa, bagaimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam satu malam, Valery menghela nafas resah, dia menerima dokumen itu.

“Lalu kapan operasi itu dilakukannya?”

“operasi akan dilakukan jika anda sudah membayar tengah biayanya dan semakin cepat anda membayar semakin cepat operasi dilakukan, jika tidak ada pertanyaan silahkan mengisi registrasinya disana."

********

Malam-pun tiba tanpa Valery sadari saat dia berjalan keluar rumah sakit, dia terlihat sangat bingung dan putus asa, kemana dia akan meminjam uang sebanyak itu dan mendapatkannya dalam satu malam. Dia berjalan tanpa melihat arah tidak tahu tujuan untuk mencari sampai hari mulai malam.

langkah kakinya terhenti di sebuah klub malam tempat dia bekerja entah kenapa dia berjalan kesini, tanpa menunggu dia melangkah masuk kedalam.

Mungkin saja disana dia bisa mendapatkan pinjaman untuk sang adik.

"Valery kamu datang?" tanya Mei dia adalah teman yang memperkenalkan Valery pada pekerjaan di club malam, dia teman sangat baik kepada Valery.

"Ya, Mei aku ingin berbicara sesuatu padamu hal yang sangat penting bisakah kita berbicara diluar," jawab Valery dia menarik tangan Mei untuk keluar dari club malam.

"kata ada masalah apa yang terjadi padamu, aku akan siap membantumu," tanya Mei, dia memperhatikan wajah Valery yang terlihat begitu sedih, belum lagi jejak air mata masih terlihat jelas di wajahnya.

Air mata Valery mulai berjatuhan lagi, dia tidak bisa berhenti untuk menangis jika mengingat apa yang terjadi pada Luna.

"why? Tidak jangan menangis sayang, katakan padaku apa yang terjadi, aku tidak akan bisa mengerti jika kamu tiba-tiba menangis dan tak mengatakan apapun," lanjut Mei, dia mengusap air mata Valery.

“Luna—dia kecelakan Mei dan sekarang keadaannya sedang kritis dan aku—,” Valery tidak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya.

“apa? Luna kecelakan? Kenapa bisa terjadi? Dan siapa yang menabraknya? Katakan padaku lebih jelas Valery!”

“aku tidak bisa menjelaskannya sekarang aku membutuhkan bantuanmu Mei, keselamatannya lebih penting.”

“baiklah. Aku akan membantumu Velary jika bisa aku lakukan, katakan bantuan apa yang kamu butuhkan?"

“aku membutuhkan biaya operasi untuk Luna sebanyak 5 juta dolar, apakah kamu bisa meminjamkan aku uang sebanyak itu?” tanya Valery, dia menatap Mei penuh dengan harapan, karena ada jalan lain dan pilihan saat ini.

“apa? Valery apa aku tidak salah dengar 5 juta dolar, itu bukan yang uang sedikit! Dan bagaimana mungkin aku mempunyai uang sebanyak itu! Tapi aku punya cara untuk bisa membantumu mendapatkan uang itu!" ucap Mei, walau dia menyampaikan kalimat terakhir dengan ragu, karena pilihan ini terlalu melangkah jauh.

“benarkah? bagaimana cara mendapatkannya?” Tanyanya, Valery begitu semangat untuk mengetahui solusi apa yang Mei katakan.

“One stand night, hanya itu kau bisa mendapatkan uang dari pria kaya.” 

Valery terkejut, tidak mungkin dia melakukan cara kotor. “Mei—Apakah kamu sudah gila? mana mungkin aku akan melakukan cara kotor untuk mendapatkan uang, aku bukan—,"

"Valery aku juga tidak ingin memberitahu cara seperti ini tapi kita tidak punya pilihan lagi, bukankah kamu bilang kamu membutuhkannya sekarang untuk biaya operasi Luna, dan kamu datang tepat waktu Velary, karena Tuan Greyson dan Tuan  Alvo mereka sedang berada disini, kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk tidur dengan salah satu dari mereka dan minta uang, kamu tahu mereka adalah tamu VVIP, dan pria terkaya di kota." ucapnya, Mei mencoba memberi saran pada Valery walaupun harus dengan cara kotor seperti itu.

“Baiklah, demi Luna.” Setelah mendengarkan saran itu Valery memutuskan untuk setuju, dia akan melakukan apapun untuk kesembuhan Luna walaupun tubuh dan nyawanya harus dia berikan, dia merelakan masa depannya hancur untuk bisa tetap bersama adiknya yang sangat dia sayangi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status