Setelah selesai memeriksa keadaan Nick. Dokter Feni menoleh pada Frans satu rekan kerjanya yang bekerja di rumah sakit yang sama, sekaligus sahabat baiknya."Bagaimana? Dugaan aku benar kan, Fen?"Dokter Feni menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan yang Frans tanyakan, kemudian mengalihkan tatapannya pada Nick."Selamat Pak, anda mengalami kehamilan simpatik. Yang artinya istri anda sedang hamil," ujar dokter Feni memberi tahu kebenaran.Namun, yang ada membuat Nick bingung."Fen, jangan panggil dia Pak. Panggil saja Kakek, umurnya sekarang cocok di panggil kakek, kalau tidak percaya tanya saja. Iya kan Kek?" ledek Frans pada sang sahabat.Namun, tidak dihiraukan oleh Nick yang hanya diam terpaku tanpa memberi reaksi apa pun setelah mendengar pernyataan dokter Feni, jika dirinya mengalami kehamilan simpatik."Maaf Nick, aku lupa," kata dokter Feni, yang mengetahui jika Nick lebih muda dua tahun dari Frans."Tidak masalah, untung dia lagi bahagia. Jika tidak, pasti kamu dimar
Frans yang mendengar pembicara dari mami Julia dan juga Valen, kembali lagi menuju kamar sang sahabat. Tatapan mata penuh tanya dari Frans langsung tertuju pada Nick setelah ia masuk ke dalam kamarnya.Dimana Nick yang sedang menghubungi pak Johan segera menutup sambungan ponselnya, ketika melihat sang sahabat kembali ke dalam kamar. "Untuk apa kamu kembali?" tanya Nick dingin, lalu menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur. "Tinggalkan aku sendiri!" perintahnya, karena Nick sedang memikirkan bagaimana bisa menemukan wanita yang sedang mengandung anaknya, karena ia yakin jika memang wanita yang sudah membuat senjatanya berfungsi–lah, yang sedang mengandung anaknya.Namun, Frans tidak mau mengikuti perintah dari Nick. Yang ada ia duduk di pinggiran tempat tidur dimana sahabatnya berada."Valen baru pulang dan dia ada di bawah Nick. Dia juga bilang tidak sedang hamil, karena kalian belum pernah melakukan hubungan suami istri.""Aku tahu,"Mendengar tanggapan dari Nick, membuat
Tentu saja Madam tidak akan menolak tawaran dari mami Julia. Demi uang tiga ratus juta yang dijanjikan, tentu saja Madam akan melakukan apapun.Apa lagi tugasnya hanya membunuh bayi yang sedang Mela kandung. Karena itu memang tujuan awalnya selama ini mencari keberadaan Mela. Dan Madam yakin, setelah Mela kehilangan bayinya. Bisa dengan mudah Madam memanfaatkan Mela kembali menjadi sumber uangnya.Tak butuh waktu lama, keesokan harinya, Madam di temani oleh kedua anak buahnya mencari keberadaan Mela.Dari rumah Vian, hingga rumah yang pernah Mela tempati sebelum terjun ke dunia malam.Tapi hasilnya tetap nihil, Madam tidak mendapati Mela dimana pun.Hingga akhirnya Madam mengingat sahabat dari Mela yang pernah ia tahu.Bergegas Madam menuju rumah sahabat dari Mela yang ia tahu, tapi tetap saja Madam tidak menemukan Mela, meskipun sudah mencari ke setiap sudut rumah dari sahabat Mela.Sasa segera masuk ke dalam rumah, setelah kepergian Madam dan juga dua pria bertubuh kekar dari rumahn
Ancaman Nick pada mami Julia tidak membuatnya takut. Yang ada mami Julia terus memantau Madam mencari keberadaan Mela. Meskipun mami Julia mengatakan pada Nick akan mengikuti perintahnya, untuk tidak mengusik Mela dan juga bayinya, tapi itu hanya muslihat dari mami Julia saja.Sementara itu meskipun kondisinya belum benar-benar pulih, Nick memilih mencari keberadaan Mela seorang diri tanpa bantuan pak Johan, dari klub malam satu ke klub malam lain.Namun, sudah lebih dari sepuluh klub malam yang Nick datangi. Belum juga ia menemukan keberadaan Mela."Ya ampun. Ke mana lagi aku harus mencari," kata Nick dan duduk di kursi tepat di depan meja bertender, tujuan klub malam selanjutnya.Belum juga Nick memesan minuman, tiba-tiba ada dua wanita yang mendekatinya."Sendirian? Kami temani ya." ujar salah satu wanita, dimana wanita tersebut kini memeluk salah satu lengan Nick. "Satu juta, tinggal pilih aku apa dia." wanita tersebut menunjuk rekannya. "Atau mau kita berdua yang menemani?""Lim
Akhirnya Nick mendapat data Mela dari dokter Feni selaku dokter kadungannya, dan sekaligus sahabat baik Frans.Meskipun awalnya dokter Feni tidak ingin memberi data pasiennya tersebut karena itu termasuk rahasia pasien.Tapi setelah mengetahui kenapa Nick ingin mendapatkan salah satu data pasiennya. Dengan terpaksa dokter Feni memberi tahu pada Nick data pasiennya tersebut.Tidak menunggu waktu lama, keesokan paginya. Nick langsung menuju alamat wanita yang sedang ia cari sesuai data yang diberikan oleh dokter Feni.Namun, ketika sudah tiba di alamat tersebut membuat Nick bingung.Kemudian ia menoleh pada Frans yang dengan suka rela menemani sahabatnya tersebut, ingin menemui wanita yang sedang mengandung anak Nick."Frans, apa Feni membohongi aku?" tanya Nick. Karena alamat yang di berikan oleh Feni, adalah rumah kosong yang sudah tidak terawat."Tidak mungkin Feni melakukan hal itu Nick." sahut Frans."Tapi lihatlah, rumah ini rumah kosong. Tidak mungkin dia akan tinggal di rumah s
Vian yang baru akan mulai melakukan rapat di perusahaan tempatnya bekerja, segera berpamitan pada pemimpin rapat. Setelah mendapat kabar jika Mela mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit.Setelah memarkirkan motornya di tempat parkir rumah sakit sederhana dimana Mela berada.Bergegas Vian langsung menuju ruang bersalin rumah sakit tersebut.Tentu saja ruang bersalin, dimana Mela sedang menjalani kuretase dadakan, karena dalam kecelakaan yang dialaminya, Mela mengalami keguguran.Vian menghela nafasnya panjang, setelah menghentikan langkahnya tidak jauh dari ruang bersalin.Lalu melangkahkan kakinya kembali mendekati Sasa yang sedang duduk di salah satu kursi tidak jauh dari ruang bersalin."Sa, apa yang terjadi?" tanya Vian pada Sasa.Dimana sahabat Mela tersebut, satu tangannya di lilit oleh kain perban. Bukan hanya itu saja, di bagian wajahnya juga terdapat beberapa luka yang sudah di bersihkan."Mobil Mela blong Vi, terpaksa dia membanting setir dan menabrakkan mo
Mami Julia begitu senang, mendapat bukti jika wanita yang sedang mengandung benih sang putra, kini sudah mengalaminya keguguran.Terlebih lagi mami Julia mendapati sendiri, hari ini Nick benar-benar tidak mengalami muntah-muntah dan pusing lagi karena kehamilan simpatik yang dialaminya akhir-akhir ini. Setelah kemarin, Madam memberi kabar tentang keguguran Mela.Nick juga heran, kenapa pagi ini dirinya merasa sangat baik. Tidak seperti hari-hari sebelumnya.Senyum terus terukir dari kedua sudut bibir mami Julia sambil menatap pada sang putra, ketika sedang berada di meja makan untuk menikmati menu sarapan.Senyum kebahagiaan, karena tidak ada lagi penghalang yang akan merusak rumah tangga Nick dan juga Valen.Nick yang melihat sang mami terus mengukir senyum, tidak seperti biasanya, merasa aneh. "Mi, ada apa?" tanya Nick pada mami Julia."Kamu masih bertanya? Tentu saja mami bahagia, karena akhirnya kita bisa sarapan bersama, iya kan, Len?" Mami Julia mengalihkan tatapannya pada san
Melihat pria yang terakhir kalinya menghabiskan malam dengannya.Tatapan Mela tidak lepas dari pria itu. Dimana Nick kini berjalan mendekati wanita yang ia tahu sedang mengandung anaknya.Melihat Mela dan juga pria yang baru masuk ke dalam ruang perawatan tersebut, saling pandang.Sasa yang masih berdiri di samping Mela, kini menyenggol lengan sahabatnya tersebut. "Mel, apa kamu mengenal pria itu?" Mela menoleh pada Sasa, setelah tatapannya bertemu dengan tatapan Nick."Tidak, aku tidak mengenal pria itu. Lebih baik kita pulang sekarang." jawab Mela.Tentu saja Sasa tidak percaya pada jawaban sang sahabat, tidak mungkin jika Mela tidak mengenal pria tersebut."Tapi kenapa dia masuk ke ruangan kamu?" tanya Sasa yang masih penasaran."Mana aku tahu, kamu tanya saja padanya." jawab Mela dengan ketus.Sekarang Sasa menatap pada pria yang menurutnya begitu tampan, dan Sasa yakin pria tersebut bukanlah pria sembarangan, terlihat dari pakaian yang dikenakannya."Anda siapa?" tanya Sasa memb