Share

Bab. 3

Penulis: Dwrite
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-19 10:32:57

"Maksud mama bukan gitu, Tik. Takutnya terjadi sesuatu yang nggak diinginkan. Perselingkuhan lagi menjamur sekarang, kalau kita nggak pandai-pandai rawat diri, orang nggak tahu diri nantinya malah menyalahkan pihak istri. Ya, walaupun mama percaya Miftah nggak mungkin begitu."

Kutatap pantulan diri dalam cermin. Memerhatikan wajah kusamku dengan beberapa jerawat di dagu dan dahi. Hidung mungil, serta kulit sawo matang yang terlihat kering. Sebelumnya aku tak pernah se-overthinking ini. Namun, setelah mama mengatakan hal demikian aku jadi mulai kepikiran.

Bicara tentang fisik memang seringkali membuatku minder, apalagi melihat penampilan A Miftah yang hampir mendekati sempurna sebagai seorang lelaki. Tubuh tinggi tegapnya, kulit bersih, hidung mancung, serta rahang kokoh yang mempertegas proporsi wajahnya.

Tak jarang beberapa teman mencandai, menanyai pelet apa yang kuberikan hingga bisa mendapatkan suami setampan dirinya. Awalnya candaan itu terasa biasa, tapi lama kelamaan makin terasa menghinakan. Namun, A Miftah tak henti memberikan dukungan. Kata-katanya selalu berhasil membuatku terbang setinggi awan. Dia mengatakan bahwa wanita manapun akan terlihat sama cantiknya di mata lelaki yang tepat.

Sejak saat itu aku selalu berpikir bahwa A Miftah adalah lelaki yang tepat. Segala yang ada dalam dirinya melengkapi ketidaksempurnaan yang ada. Namun, saat melihat wanita yang dia bawa. Usia muda dan kecantikan yang dia punya. Membuat kepercayaan diri yang selama ini menguatkanku dari segala cercaan, rontok seketika.

Cairan hangat mulai mengalir dari pelupuk mata. Kupukuli dada yang kian terasa sesak dibuatnya. Jika, benar ketidaksempurnaanku yang dia jadikan alasan untuk mendua. Lalu, apa arti semua kata yang diucapkan untuk meyakinkan bahwa aku sempurna di matanya?

Suara bising langkah kaki dan perabotan yang bertabrakan masih terdengar di luar. Sepertinya mama masih belum selesai mengemasi bahan pangan yang hendak ia bawa esok pagi. Aku beranjak dari meja rias, menuju sisi lain ranjang di mana Akbar sudah terlelap sejak tadi.

Kutatap lekat wajah anak spesialku. Tanpa sadar air mata kembali merebak. Tangis yang beberapa tahun belakang hanya bisa kupendam, langsung menguap, letih dan beban yang kutanggung sendiri langsung terasa menggerogoti tubuh ini. Memori dua tahun terakhir terus berputar di kepala, tiap menit yang kulewati sendiri, berjuang di antara berbagai tekanan dan cobaan tanpa A Miftah yang tak selalu ada di sisi.

Jika melahirkan Akbar sudah merupakan ujian yang tak berkesudahan, lalu disebut apa yang tengah kualami saat ini?

***

"Jaga kesehatan, Tik. Jangan terlalu banyak pikiran. Mungkin itu alasan wajah kamu keliatan kusam. Sebenarnya kamu itu cantik, coba sesekali dandan, pasti lebih enak dipandang." Lagi dan lagi, tiap kata yang Mama katakan terkesan memuji padahal aslinya menjatuhkan.

Tak ada cukup kata yang mampu kulontarkan untuk menanggapinya. Hanya senyum getir yang mampu kutunjukkan.

Mama berjongkok untuk menyejajarkan tubuh dengan Akbar, dia kecup kening cucunya sekilas, lalu pamit pulang.

Satu pesan dari Ahmad yang mengatakan bahwa A Miftah tak menginap dengan wanita itu semalam, membuat niatku untuk memastikan hubungan mereka semakin menggebu. Sebelum berangkat dari Maleber menuju Cijerah aku sempat menitipkan Akbar ke rumah Bi Tati dulu, kemudian langsung tancap gas ke lokasi yang berjarak sekitar tiga setengah kilo.

***

Kuparkirkan motor di depan halaman kontrakan lima pintu itu. Sejenak memastikan bahwa gerobak baso Bu Susi masih ada di depan kamar yang paling pojok, sebelum berjalan menghampiri.

"Assalamualaikum."

Kuketuk pintu lalu mengucap salam. Tak lama Bu Susi keluar masih dengan celemeknya yang terlihat kotor dengan adonan bakso.

"Eh, Neng Tika! Masuk dulu! Maaf, ya masih berantakan. Mau tak tawarin belum mateng."

Aku tersenyum kecil, lalu menolak secara halus. "Nggak usah, Bu. Di sini aja. Saya mau ambil titipan yang kemarin."

"Oh, iya, iya. Uang dari yang ngontrak baru kemarin, kan?" Aku mengangguk mengiyakan.

Tak lama Bu Susi masuk, lalu kembali dan menyodorkan amplop cokelat yang lumayan tebal ke hadapan. Kuambil alih amplop berisi uang tersebut, lalu memasukannya ke dalam tas tangan.

"Ngomong-ngomong mereka nggak komplen, karena uang listrik sama airnya saya bedain?"

Bu Susi tampak berpikir sejenak. "Kayaknya nggak, deh. Mungkin yang istrinya suka banget sama tempat ini. Katanya adem, terus kamar mandinya bersih."

Istri?

"Apa udah pasti mereka suami-istri, Bu?" tanyaku hati-hati.

"Iya, loh. Orang dia sendiri yang bilang sambil nyodorin surat nikah agama yang bermaterai."

Deg!

Jadi, mereka nikah siri?

Kuremas jinjingan tas sembari mengigit bibir kuat.

"Nah, itu orangnya baru keluar. Neng Desi! Sini, Neng! Ini Teh Tika. Yang punya kontrakan."

Tubuhku terasa panas saat mendengar langkah kaki yang terdengar mendekat di belakang. Sebagian diriku berontak untuk menatap wanita tak tahu diri yang dengan lancang mengambil tempat di sisi A Miftah yang seharusnya hanya boleh kutempati. Namun, di sisi lain aku penasaran ingin melihat bagaimana paras dan peragai dari wanita yang menjadi alasan dari perubahan suamiku.

"Salam kenal, Teh. Saya Desi." Wanita itu mengulurkan tangan yang membuatku hanya bisa menatap kosong tanpa sambutan. Kutatap lekat wanita berbalut daster putih dengan motif polkadot. Kulitnya putih bersih, wajah mulus glowing dan cantik sekali. Usia kandungannya sudah bisa kuperkirakan berada di angka 7 sampai 8. Astagfirullah.

"U-mur berapa?" Getar suaraku sudah tak bisa lagi dikendalikan.

"Sembilan belas tahun. Saya baru pindah dari Karawang, ikut suami."

.

.

.

Bersambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
jadi istri jgn kelewatan tolol dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • WANITA yang SUAMIKU SEMBUNYIKAN di KONTRAKAN   Bab. 78

    Berbagai kecamuk perasaan menghinggapi Tika saat dia berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, menuju ruang ICU. Tak ada ekspresi berarti yang dia tunjukkan saat Bu Wulan mengatakan bahkan sudah berbulan-bulan Miftah menjalani pengobatan secara intensif setelah dokter mendiagnosis bahwa mantan suaminya itu mengidap Bronchitis, dan secara pribadi Bu Nur memohon padanya untuk menyampaikan pesan. Sebenarnya Tika sudah tak peduli dengan apa yang terjadi pada Miftah dan keluarganya, sebab tak ada lagi yang tersisa dari lelaki itu selain kenangan pahit yang masih kerap kali menjadi mimpi buruk di tiap tidurnya. Namun, saat Andri mengatakan bahwa mungkin itu adalah permintaan terakhir mantan suaminya, Tika benar-benar tak kuasa untuk menolaknya.Melihat seseorang hanya berdiri di depan pintu ruang ICU, sontak Bu Nur bangkit setelah menyuapi putranya yang sudah tak bisa melakukan apa-apa. "Makasih, makasih banyak udah sudi datang, Tik. Dua hari ini Miftah nggak mau makan

  • WANITA yang SUAMIKU SEMBUNYIKAN di KONTRAKAN   Bab. 77

    Tak ada luka yang benar-benar abadi, waktu selalu mampu memperbaiki situasi, meski yang tersisa dari memori kerapkali kali masih menyisakan sedikit nyeri dalam hati. Awan mendung tak berarti hujan turun, tapi Matahari selalu adil menerangi setiap inti bumi. Setiap duka pasti ada suka, setiap kehilangan pasti ada penggantinya, dan setiap yang ditanam pasti akan ada yang dituai, karena begitulah kehidupan berjalan.Hari berganti, bulan-bulan dilewati. Demi menjaga kewarasan diri dari bayang-bayang masa lalu, Andri bersedia mengikuti sang istri untuk menetap di Cianjur. Meski harus pulang-pergi Bandung-Cianjur seminggu dua kali, meski rindu kerap kali menghinggapi. Lelaki itu tak peduli dengan jarak, selama mereka bisa terus bersama sampai akhir hayat nanti. Setelah apa yang terjadi pada Tika pun Ahmad, perempuan itu seolah tak mau tahu lagi tentang mantan suam dan keluarga benalunya itu. Dia memilih melanjutkan usaha dari modal yang ditinggalkan orang tua, serta menata hidupnya kembali

  • WANITA yang SUAMIKU SEMBUNYIKAN di KONTRAKAN   Bab. 76

    Ternyata pribahasa darah lebih kental daripada air itu benar adanya. Ikatan persaudaraan yang erat membuat Tika tak kuasa menahan tangis, lelaki itu bersimpuh, menangis meraung di kaki Tika, dan mengakui bahwa dia memang telah salah selama empat tahun ini. Mengikuti hawa nafsu, tak peduli nasihat kakak kandung sendiri, terjebak dalam pernikahan dengan perempuan yang ternyata hanya ingin memanfaatkan harta bendanya. Madu yang dia tuang ternyata dibalas racun mematikan. Empat tahun menampung keluarga benalu membuat Ahmad benar-benar berhasil mempelajari banyak hal. Belajar tentang kegagalan Tika juga dirinya sekarang. "Maaf, hampura, Teh. Hampura Ahmad khilaf!" Ahmad masih bersimpuh di lantai memeluk kaki Tika. Sementara yang bersangkutan tampak masih shock setelah mendengar pengakuan sang adik tentang kondisi kehidupannya pasca pernikahan dengan Dini. Tika benar-benar tak menyangka, ternyata di balik kebungkaman, di balik komunikasi yang nyaris terputus selama empat tahun ini ada

  • WANITA yang SUAMIKU SEMBUNYIKAN di KONTRAKAN   Bab. 75

    Tok! Tok! Tok! "Buka pintunya, Nia! Jangan bikin papa hilang kesabaran, ya."Suara ketukan yang sudah berubah jadi gedoran itu terdengar di salah satu kamar dalam rumah milik mantan pejabat yang cukup disegani pada masanya. Sudah tiga hari sejak pria paruh baya tersebut mendapati sang putri mengurung diri. Hari ini kesabarannya sudah benar-benar habis. Dia seolah sudah lelah menghadapi satu-satunya putri yang tersisa, karena terlalu terobsesi pada mantan suaminya, Andri. "Kalau nggak dibuka juga papa dobrak pintunya, ya, Nia!"" .... " Tetap tak ada jawaban dari dalam. Hal itu membuatnya mulai dilingkupi perasaan khawatir."Dang, bawa kunci serep di gudang. Si Nia nggak mau keluar ini." Lelah menunggu dan penasaran dengan apa yang membuat putrinya mengurung diri sampai tiga hari. Papa Nia akhirnya meminta salah seorang tukang di rumahnya untuk mengambil kunci serep. Hanya beberapa menit setelah diminta, sopir yang juga tukang kebun itu datang membawa kunci cadangan. "Sial, nyang

  • WANITA yang SUAMIKU SEMBUNYIKAN di KONTRAKAN   Bab. 74

    Miftah kembali ke rumah saat dia melihat ibunya duduk mematung di atas kursi. Sementara Dini menangis meraung di kakinya. Syakil dan Bila yang melihat itu hanya bisa menatap kehadiran mereka dengan penuh kebingungan. Sebenarnya Bu Nur sudah tahu kalau Syakil adalah anak dari Rifky, mantan kekasih putrinya. Namun, dia tak menyangka kalau Dini masih menjalin hubungan dengan montir bengkel itu. Bertahun-tahun, di belakang Ahmad. Bahkan bisa dipastikan anak yang Dini kandung sekarang juga berasal dari benih Rifky. Sekali lagi kebodohan anaknya berhasil menjerumuskan. Akankah kesenangan yang sudah didapatkan selama empat tahun ini akan dicabut kembali? "Ada apa ini?" Miftah akhirnya bertanya setelah lama membaca situasi. Melihat tangisan adiknya serta beberapa barang yang dia bawa serta ke mari. Miftah mulai menduga bahwa ada sesuatu yang terjadi antara rumah tangga Dini dan Ahmad. Mendengar kehadiran kakaknya, Dini langsung memburu Miftah, lalu bersimpuh di kakinya. "Tolongin Dini, A

  • WANITA yang SUAMIKU SEMBUNYIKAN di KONTRAKAN   Bab. 73

    Tika duduk bersedekap di atas sajadah. Mukena membalut tubuhnya dari ujung kepala sampai kaki. Berbagai doa dia panjatkan sejak Magrib tadi. Memohon tak henti agar tak ada bala yang mendekati.Ketakutan mulai menyelimuti. Padahal selama empat tahun dilewati dia tak pernah merasakan hal semacam ini. Entah kenapa, selama Miftah dan keluarganya masih berpijak di bumi yang sama. Tika merasa tak akan pernah bisa mendapatkan ketenangan lagi. "Buna ...." Panggilan pelan dari suara yang lembut itu menginterupsi zikirnya. Sejenak Tika seka air mata dengan mukena, lalu beralih pada Zahra yang malam ini dia tempatkan di satu kamar bersamanya. "Ya, Sayang.""Om gateng tadi siapa, Buna? Kenapa dia bilang Ayah Zahla."Tika terdiam sejenak dengan kebingungan yang menggelayutinya. Setelahnya napas panjang dia hela. "Bukan siapa-siapa, cuma orang iseng aja." Masih terbalut mukena Tika bangkit, lantas berjalan menghampiri Zahra yang duduk di tepi ranjang. "Kalo bukan siapa-siapa. Kenapa Buna mara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status