WARISAN ISTRIKU (8)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Jangan Mas, lepaskan aku!" sergahku sambil mendorong tubuhnya dengan keras. Namun, Mas Danu mengernyitkan keningnya."Tapi, kenapa? Apa kamu nggak mau rujuk lagi? Apa kamu nggak suka mas membatalkan keinginan menikah lagi dengan Sonia? Apa kamu nggak senang mendengar mas ingin balikan lagi sama kamu?" tanya Mas Danu beruntun dengan ekspresi polos yang membuatku harus menelan ludah karena tidak mengerti akan jalan pikirannya. Bagaimana bisa dia berkhianat lalu begitu mudah kembali meminta maaf?Apa dia pikir aku wanita gampangan?"Bukan masalah suka atau tidak suka, Mas. Tapi apa Mas nggak bisa konsisten dengan keputusan? Kalau memang mas talak aku, ya sudah, talak saja. Aku nggak papa kok. Tapi, jangan Mas permainkan aku begini. Habis talak terus mas ajak rujuk lagi semudah ini. Aku juga punya perasaan, Mas!" sahutku sembari menggelengkan kepala."Semudah ini bagaimana, Ras? Mas itu masih sayang sama
WARISAN ISTRIKU (9)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Jadi bagaimana ini? Pak Danu maunya apa? Benar Bapak maksa ngajak rujuk Bu Laras?" tanya bapak ketua RT pada Mas Danu.Demi menghindari terjadinya pertengkaran dan hal-hal yang tidak diinginkan, malam ini kami berdua memang akhirnya dibawa ke rumah ketua rukun tetangga untuk didamaikan.Mas Danu tampak tertunduk malu tetapi akhirnya menyahut juga."Be-benar, Pak. Setelah saya pikir-pikir lagi, saya menyesal sudah gegabah menceraikan Laras, karena saya ... saya ternyata masih sangat mencintainya, Pak. Saya menyesal sudah menceraikannya ...," ucap Mas Danu dengan suara lirih.Mendengar jawaban Mas Danu, Pak Brahma dan Pak Dicky yang kemarin menjadi saksi perceraian antara aku dan Mas Danu menghela nafas dan ber-oh panjang."Jadi Bapak menyesal sudah menjatuhkan talak tiga pada Bu Laras? Sebenarnya dari awal saya juga sudah menyayangkan Bapak yang tidak berpikir panjang lebih dulu saat menceraikan Bu La
WARISAN ISTRIKU (10)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)POV DANU"Bu, berhenti dulu. Dengarkan aku dulu, Bu. Jangan main tarik begini. Dengar dulu penjelasanku, kenapa aku pengen balikan sama Laras lagi!" ucapku sambil menahan langkah kaki ibu yang terus berusaha mengajakku menjauh dari rumah pak RT.Ibu menghentikan langkahnya lalu menatapku dengan tatapan penuh tanya."Oh ya? Memangnya untuk apa lagi kamu mau rujuk balik sama Laras? Sudah gila kamu! Rejeki nomplok Sonia mau sama kamu, malah kamu pengen balik sama istrimu! Siapa yang nggak bingung!" hardik ibu dengan nada keras."Iya, Nu, Bapak juga sudah setuju kamu nikah sama Sonia, jadi tolong dong kamu juga jangan banyak kelakuan lagi. Kalau kamu nikah sama Sonia, keluarga kita bakalan enak. Bapak nggak perlu kerja keras lagi buat nyari makan. Gimana sih kamu?" timpal Bapak pula. Begitu pun adikku, Imas yang langsung menyambar perkataan beliau."Bener, itu Mas! Imas juga nggak perlu susah kalau punya
WARISAN ISTRIKU (11)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)POV DANUPagi-pagi sekali aku sudah mengintip kediaman Pak RT.Sengaja sedari tadi aku menunggu di gardu pos ronda ini, ingin mengintai keberadaan istriku, Laras yang pagi ini hendak berangkat ke Jawa menggunakan armada bus.Aku sudah menyiapkan tas dan keperluan lainnya untuk bepergian karena rencananya aku juga akan mengikuti Laras pulang ke kampung halamannya, tentu saja dengan diam-diam agar tidak ketahuan.Aku akan menggunakan bus yang sama tapi dengan dandanan menyamar menjadi orang lain agar tidak ketahuan oleh Laras kalau itu adalah aku, suaminya.Aku melirik jam yang melingkar di tangan tak sabar. Pukul 06. 30 WIB.Seingatku bus antar kota antar propinsi yang akan menempuh rute ke kampungnya sana akan berangkat pada pukul tujuh pagi sehingga tidak lama lagi bisa dipastikan Laras akan segera keluar dari kediaman Pak RT ini dan akan berangkat menuju loket bus tersebut.Benar saja dugaanku, tak
WARISAN ISTRIKU (12)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)POV LARAS"Pak, ke bandara ya," ucapku saat taksi online yang kupesan sudah datang."Siap, Mbak. Mari." Driver taksi online membuka pintu samping mobilnya dan mempersilahkan aku masuk.Aku naik lalu duduk dengan perasaan lega. Akhirnya sebentar lagi aku akan pulang kampung juga sesuai rencana.Setelah pamit dan melambaikan tangan pada bapak dan ibu RT, taksi online yang kutumpangi pun melaju pelan meninggalkan kompleks perumahan yang selama ini aku tinggali bersama Mas Danu.Selamat tinggal pria pengkhianat! Aku akan pergi meninggalkalmu dan segera melupakanmu! Bisikku dalam hati."Mbak, coba lihat ke belakang, kayaknya ojol di belakang ngikutin kita ya?" tanya driver taksi tiba-tiba sembari mata si bapak melirik spion mobil dengan pandangan curiga.Aku pun ikut melirik lalu menoleh ke belakang untuk memastikan apa benar yang dikatakan driver taksi itu.Benar saja, di belakang kami terlihat sebuah arm
WARISAN ISTRIKU (13)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Begini, Pak, Bu. Laras dan Mas Danu sudah nggak bersama lagi. Mas Danu sudah menjatuhkan talak tiga pada Laras, tapi ibu dan bapak jangan sedih, karena Laras sendiri juga sudah ikhlas menerima takdir ini. Mas Danu sudah mengkhianati Laras, Bu dan Laras tidak bisa menerima hal itu. Maafkan Laras, tapi insyaallah Laras tidak apa-apa jadi janda dari pada hidup menderita diduakan suami," ucapku menjelaskan dengan kepala menunduk. Bagaimanapun ada rasa malu karena telah mengecewakan hati kedua orang tua yang tentu tak ingin rumah tangga anaknya berantakan. Tapi mau bagaimana lagi, tak mungkin kuteruskan hidup bersama laki-laki pecundang seperti Mas Danu."Ya Allah Laras ... jadi ternyata gitu ceritanya makanya Danu nggak ikut ke sini bareng kamu? Ya sudah, kamu yang sabar ya, Nduk. Kalau sudah takdirnya begitu, mau diapakan lagi, kita ikhlas saja menerima. Tapi bagaimana ini, kita mau pindah ke mana kala
WARISAN ISTRIKU (14)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Laras tersenyum lebar saat akhirnya burung besi yang membawa ia bersama kedua orang tuanya mendarat juga di kota bertuah, Jambi.Buru-buru Laras memesan taksi online saat keluar dari bandara."Pak, ke hotel B* Lux**y hotel ya. Tapi sebelum ke sana, mampir dulu ke anjungan tunai mandiri. Saya mau ambil uang dulu," ucap Laras pada driver taksi yang langsung mengangguk setuju.Tadi, Pak Hananto, bapak Laras memang sudah menyerahkan kartu ATM miliknya yang berisikan uang ganti rugi dari perusahaan pada Laras untuk dikelola dan dipergunakan untuk membiayai kebutuhan mereka.Dan lelaki paruh baya itu menyerahkan segala sesuatunya pada sang putri tunggal karena percaya, di tangan Laras, uang itu pasti akan bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.Usai mengambil beberapa juta rupiah untuk membayar biaya menginap di hotel mewah yang ia tuju dan untuk makan, Laras pun melanjutkan perjalanan menuju hotel tuju
WARISAN ISTRIKU (15)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Laras memandang wanita berumur awal empat puluh di depannya dan lelaki paruh baya di sampingnya yang merupakan suami perempuan itu dengan pandangan menilai.Dua orang tersebut adalah pasangan suami istri yang direkomendasikan oleh sahabatnya Dina untuk bekerja di rumahnya, karena dulunya pernah bekerja pada salah satu keluarga Dina yang akhirnya terpaksa memberhentikan pasangan ART itu karena tak mampu lagi membayar gaji bulanan mereka efek pandemi Corona melanda negeri ini.Melihat pasangan itu, Laras tersenyum dan menganggukkan kepala. Perasaannya mengatakan pasangan suami istri itu orang baik dan cukup memenuhi kriterianya untuk bekerja di rumah ini. Jadi, tanpa ba-bi-bu lagi, ia langsung menerima mereka bekerja di rumah baru ibu bapaknya. Nama pasangan itu adalah Bude Darmi dan Pakde Kiswo. Anak-anak mereka sudah besar-besar dan sudah bekerja sendiri sehingga tidak ikut tinggal bersama kedua ora