Tin! Tin! Tin!!!.
Suara klakson mobil berbunyi di depan rumah Prajana, lalu gerbang di buka oleh satpam.
Adit, langsung masuk ke rumah di sambut oleh Mami dan Papi, yang sedang makan.
"Eh Dit, sini Papi mau bicara sama kamu" Panggil Rangga.
Seketika Adit yang ingin menaiki tangga, berbelok ke arah ruang makan lalu duduk.
"Kenapa Pi?" Tanya Adit.
"Tadi, saat Papi ke rumah Om Orlando, Dia tidak ada. Katanya, seluruh Keluarganya sudah pindah ke belanda" Ucap Rangga.
"Terus Papi tidak menemukan bukti apa-apa?" Tanya Adit.
"Iya" Mengangguk.
"Hmm, baik serahkan semuanya pada Adit Pi" Kata Adit tegas.
Lantas Adit langsung berbalik ke arah kamar, karena ia lelah, ingin rasanya istirahat, pikirannya kacau karena Olivia.
******
Keesokan hari, semua Keluarga Prajana sudah pada rapih dan siap untuk ke rumah calon mempelai.
Seserahan dan barang-barang lain sudah di masukkan ke dalam mobil semu
Saat di kamar, Eca gugup dengan dirinya sebab dia akan tidur tidak sendiri lagi. Ia sekarang di temani Seorang Laki-laki siapa lagi kalau bukan suami sahnya, padahal Eca sudah bersumpah, tidak akan bertemu dengannya lagi. Saat Adit membentak Eca tahun yang lalu, sungguh keajaiban yang tak terduga, dari pertemuan benci, jadi jodoh dan sekarang dia malah menjadi suami sahnya. Memang dunia ini sangat misteri, tidak bisa di prediksi oleh diri sendiri. "Lo mau ke mana?" Tanya Adit, yang melihat Eca berdiri, dari kegugupannya. "Mandilah, habis itu makan, Gue lapar!" Jawab Eca ngegas. "Ikut!" Adit langsung mengekori Eca, yang mau ke kamar mandi. Eca yang seketika mengetahui Adit mengikutinya, seketika Dia langsung berhenti dan berbalik badan. "Kenapa? Lo ikut Gue mandi!" Tanya Eca melotot. "Mandilah, masa berkebun?" Adit pun langsung masuk dulu an, tanpa seizin Eca. Eca yang tidak menyangka kalau Adit akan secepat itu.
Pagi pun tiba, Eca langsung bangun untuk mandi, sesudah mandi Dia langsung memakai pakaiannya. Saat Dia sudah rapi, dan mau membangunkan Adit, Hp Adit bergetar, ada notifikasi masuk. OliviaSayang, kenapa sekarang jarang kasih kabar? Tulisan pesan masuk itu, dari Olivia. Dan saat Eca membacanya, hati Eca langsung terasa sakit. "Apakah Adit sudah punya kekasih?" Gumam Eca bertanya. "Kalau sudah, kenapa Dia tidak cerita sama Gue?" Gumamnya lagi. Air mata lolos membasahi pipi Eca, serta Eca mematung. Seluruh pikiran kacau, karena Adit tidak pernah, bercerita soal Wanita lain. Adit yang mendengar suara tangisan, seketika membuka mata, dan benar tangisan itu adalah Eca. Adit langsung bangun dan bertanya-tanya, kenapa Dia menangis? Entahlah, Adit bingung. Dan Adit langsung menghampiri Eca sambil memeluk dari belakang. Saat mengetahui, ada yang memeluknya dari belakang, Eca langsung menghapus air mata. Yang ada di pipi secepatnya.
Sesampainya di Moll Mereka turun dari mobil, tetapi tidak masuk dahulu. karena, masih menunggu Adit datang. Katanya Adit sebentar lagi akan sampai di lokasi. Mereka berempat duduk di depan pintu Moll, beda dengan Gara yang dari tadi mondar-mandir tidak karuan, serta mulutnya yang sedang komat-kamit seperti orang yang sedang menghafal teks ujian.Eca yang tahu Gara tidak duduk, langsung bingung dengan sikap teman Adit yang satu ini. Lantas Eca langsung menghampiri Gara dan menepuk bahunya. Gara lantas kaget, lalu menoleh ke samping, mata Gara mengarah ke Eca yang sedang menatapnya bingung."Ada apa?" Ucap Gara bingung."Lo, kenapa mondar-mandir?" Tanya Eca."Gue lagi bingung.""Kenapa."Saat Gara hendak menjawab, klakson mobil berbunyi, menghentikan aktivitas Gara yang mau menjawab pertanyaan Eca. Mereka yang sedang duduk pun juga langsung berdiri, saat Adit s
Drama yang di tonton bareng Teman-temannya telah selesai, lampu-lampu di dalam gedung bioskop satu persatu menyala, menandakan film telah selesai. Mereka berlima langsung keluar untuk ke bawah mencari tempat makan. Saat semuanya telah berkumpul Aji sadar, bahwa Adit tidak bersama Mereka, lantas Aji menanyakan ke Eca kalau Adit ada di mana? Ya, Eca langsung menjawab bahwa Adit ada urusan mendadak. Jadi, Dia pulang dulu an seketika di pikiran Teman-temannya Adit. Langsung tahu apa yang lagi di lakukan Temannya itu. Siapa lagi kalau bukan urusan tentang perusahaan, serta bunuh membunuh. Aji dan Gara tahu tentang sifat Adit yang asli, Orang Mereka Sahabat dari kecil. Jadi sudah terbiasa dengan sifat Adit. Di balik sifat pendiam kaya kutub selatan-utara tapi di situlah ada rahasia terbesar yaitu sifat kejamnya. "Kita jadi makan?" Tanya Caca, karena dari tadi perut Caca tak tertahankan. Saking laparnya Cacing-cacing di perutnya pun demo. "Jadi, Ayok kasihan
"Duh tidak bisa tidur" Rengek Eca yang dari tadi gulang-guling.Adit yang merasakan gerakan Eca, langsung terganggu tidurnya. Dia mencoba untuk sabar siapa tau Dia langsung tenang. Nyatanya, makin di biarkan pergerakan Eca makin mengganggunya.Lantas, Adit langsung bangkit dari tempat tidur " bisa diam gak sih?" Ucap Adit frustrasi.Eca yang dengar suara Adit, langsung membuka mata dan bangun."Apa?" Tanya Eca bingung."Bisa diam gak sih? Orang mau tidur itu tenang, gak kaya Lo kek ulat bulu saja" Kata Adit.Saat Eca yang mengetahui Adit memarahinya, lantas Eca langsung cemberut memajukan bibirnya."Gak usah menangis" Ucapnya."Hikshh.... Adit...hiksss jahat" Rengek Eca, sambil mengusap air matanya.Lantas Adit langsung menghembuskan nafas kasarnya. Dia tidak mau berdebat malam-malam, lalu Adit langsung minta maaf ke Eca."Iya-iya maaf, Gue salah" Ucapnya dengan nada lembut untuk menenangkan Eca."Iya, Eca
"Adit" Panggil Eca dengan suara lirih."Hm.""Boleh gak, panggilnya Aku-Kamu saja biar lebih sopan" Pinta Eca menoleh ke arah Adit yang masih tertidur."Terserah.""Loh kok terserah sih?" Protes Eca langsung bangkit dan duduk.Lantas Adit langsung membuka mata, dan menoleh ke arah Eca yang cemberut."Kenapa?" Tanya Adit bingung."Iya apa enggak.""Menurut Gue sih oke" Jawab Adit."Deal yah?" Tanya Eca mengulurkan tangannya ke Adit."Deal."Grup Bala-Bala.Dewi telah mengubah subjek dari "grup bala-bala" menjadi "GRUP LAMBE-LAMBE TURAH"CacaWoy! Kenapa di gantiDewiSuka-suka Gue dongEcaGaes keluar yukCacaKe mana?EcaCafeDewiLo yang bayar yahCacaTenang pasti Eca bayar kok! Kan Sayang?EcaYoi dong!DewiSIP!Lantas Eca pun langsung buru-buru ke kamar mandi, unt
"Ah, apa jangan-jangan Lo sudah...." Tanya Dewi gantung."Sudah apa Wi?" Timpal Caca kepo."Wah.. berarti Lo sudah kek begitu yah!" Teriak Dewi dengan suara tinggi.Seketika Eca yang sedang makan pun, langsung tersedak. Karena terkejut dengan pertanyaan Dewi yang secara tiba-tiba.Caca langsung memberikan minuman ke Eca dengan segera."Makanya kalo makan hati-hati, kan jadinya mau mati" Kata Dewi menasihati Eca."Lo yang buat Gue hampir mati konyol!" Jawab Eca."Tumben Lo-Gue" Timpal Caca."Tidak apa-apa kalau ngomong sama kalian berdua, yang penting gak ke Suami Gue.""Benaran kan? Lo sudah itu?" Tanya Dewi lagi penasaran."Kepo Lu!" Jawab Eca sambil menjulurkan lidahnya.Lantas keduanya langsung terkejut. Wah berita besar ini! Itulah di pikiran kedua Bocah tersebut. Sontak keduanya langsung penasaran dan menanyakan gimana rasanya saat malam pertama apakah enak? Takut? Sedih? Sakit? Dll. Pertanyaan itu lan
"Olivia!" Potong Adit dengan nada tinggi.Sontak keduanya langsung menengok ke arah sumber suara tersebut."Eh sayang" Sapa Olivia dengan nada manjanya.Lantas Eca yang mendengarnya langsung melotot kaget saat Olivia memanggil Adit dengan sebutan sayang dan berlari memeluknya "apa? Sayang!" Gumam Eca kaget.Eca langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, hembus an nafasnya memburu, detak jantung yang tidak beraturan serta hatinya remuk berkeping-keping melihat Olivia memeluk Adit dengan erat.Seketika Eca langsung berjalan keluar dengan cepat, tidak ingin melihat adegan yang seharusnya ia lihat, Dia benar-benar sudah kecewa dengan Adit. Kenapa Dia memainkan perasaannya? Apakah Dia benar-benar tidak mencintai Gue? Dalam hati Eca.Adit langsung mendorong Olivia dengan keras, saat melihat Eca langsung berlari keluar, Ia segera mengejar Eca untuk menjelaskan semuanya. Biar tidak ada kesalahpahaman, Dia tidak ingin rumah tangganya hancur seket