“Tuan, ini dokumen yang harus anda tanda tangani.” Ucap Reisa sambil menaruh dokumen tersebut di depan meja tuannya.Matteo yang dalam mood yang baik tampak tersenyum tipis lalu mengangguk, “Ya, taruh saja disana.” Ucapnya dengan tenang.Reisa yang melihat itu tampak tertegun karena baru pertama kali ini dia melihat tuan tersenyum dan terlihat senang hari ini. Namun, dia memilih untuk segera keluar dari ruangan tuannya tersebut.Saat dia di luar ruangan, dia menuju ke meja kerja Josh yang tak jauh dari meja kerjanya. “Josh, apa tuan baru saja mendapatkan investor besar hari ini?” Tanya Reisa dengan penasaran.Josh yang tadinya fokus pada komputernya langsung menatap ke arah rekannya dengan bingung, “Apa maksudmu?” Tanya Josh karena tidak paham.“Tadi tuan tersenyum dan terlihat dalam mood yang baik, tidak seperti biasanya.” Ucap Reisa yang masih terkejut dengan apa yang dia lihat tadi.Josh menaikkan alisnya, “Tak ada investor yang masuk.” Ucap Josh dengan datar.“Lalu tadi kenapa tua
“Anda bisa menambahkan pembatas kaca yang didalamnya ada air mancur agar terlihat segar dalam ruangan.” Ucap pria yang merupakan jasa arsitektur untuk memperbaiki apartemen sesuai dengan tata letak dan dekor apartemen ini untul Alessia.Alessia mendengarkan dengan seksama saran dari arsitek yang telah dia datangkan untuk memperbaiki apartemennya. Matanya berkilat-kilat dengan antusiasme saat dia memvisualisasikan perubahan yang diusulkan."Itu ide yang menarik!" serunya dengan senyum cerah. "Saya pikir itu akan memberikan sentuhan segar yang sangat bagus pada ruangan. Bisakah Anda menunjukkan kepada saya beberapa konsep atau sketsa mengenai bagaimana itu akan terlihat?"Pria arsitek itu mengangguk penuh semangat, membuka laptopnya dan mulai menampilkan beberapa desain konsep yang telah dia pikirkan. Alessia duduk di sampingnya, mata tidak lepas dari layar, terpikat dengan ide-ide yang dipresentasikan."Mungkin kita bisa menggunakan kaca yang sedikit berbeda pada bagian ini, untuk meno
Makan malam sendiri di sebuah kedai sederhana ternyata tidak buruk juga bagi Alessia, di dunia ini dia seperti merasakan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dia lakukan.Bahkan dia memiliki banyak waktu luang disini sehingga bisa benar-benar menikmati kehidupan tanpa memikirkan padatnya pekerjaannya. Dengan berjalan kaki dia menyusuri area seperti festival yang dimana banyak pasangan muda mudi yang berlalu larang. Terlebih banyak makanan di samping kanan dan kiri yang tampak menggoda.Bahkan, Alessia yang baru makan langsung merasa ingin makan lagi ketika melihat makanan-makanan itu.“Halo nona, apakah anda ingin memesan?” Tanya pria itu dengan ramah saat Alessia berhenti di depan stand nya.“Apa ini?” Tanya Alessia dengan penasarn.“Saya menjual makanan dari turki. Anda ingin memesan apa?” Tanya pria itu lagi."Turki? Aku belum pernah mencoba makanan dari sana sebelumnya," ucap Alessia dengan antusias, matanya terpancar tertarik pada hidangan-hidangan yang ditawarkan di stand i
Seperti dugaan Alessia, saat ini foto Matteo yang sedang menggendong seorang wanita di festival membuat semua kalangan tampak heboh dan ramai memperbincangkan hal ini. Karena Matteo adalah pribadi yang tertutup dan sekarang dia terlihat dekat dengan seorang wanita dan tanpa malu mengumbar kemesraannya.Berita tentang hubungan Matteo dengan wanita yang dianggapnya sebagai "kekasih" atau setidaknya terlibat dalam suatu peristiwa yang menunjukkan kemesraan di tempat umum pasti akan menjadi headline yang ramai diperbincangkan.Reaksi masyarakat dan media akan beragam, ada yang penasaran dengan identitas wanita itu, ada yang menebak-nebak hubungan mereka, dan tentu saja, banyak juga yang ingin mengetahui detail lebih lanjut tentang hubungan keduanya.Bagi Matteo yang biasanya menjaga privasi dengan sangat ketat, ini bisa menjadi sesuatu yang sangat mengganggu. Dia akan menghadapi tekanan dari paparazzi dan sorotan media yang berlebihan. Kehidupan pribadinya yang selama ini terlindungi kini
“Dimana pesananku? Bukankah kau berjanji untuk mendapatkannya?” Secara pribadi Alessia bertemu dengan Josh untuk membicarakan masalah ini dengannya yang pernah dia bahas beberapa hari lalu.Alessia memilih momen pas sebelum Matteo terbangun dari tidurnya.Josh mengangguk, “Saya sudah mendapatkannya, nona. Anda ingin dikirim kemana?” Tanya Josh.Alessia terdiam, karena dia tak mungkin memberikan alamat apartemen miliknya. Dia langsung memikirkan tempat yang mudah.“Kirim ke loby penthouse ini. Aku akan mengurus sisanya.” Ucap Alessia dengan tenang.Josh tampak ragu namun dia tetap masih mengangguk, “Anda sebenarnya ingin melakukan apa dengan alat-alat itu, nona?” Tanya Josh serius karena dia sangat penasaran.Alessia tersenyum, “Bukan apa-apa, tapi suatu saat aku akan membelikan royalti atas bantuanmu ini.” Ucap Alessia dengan tersenyum tipis.Josh yang mendengar itu tampak terkejut dan semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya Alessia lakukan. Tapi dia tak mempunyai hak untuk menan
Suara nyaring bunyi notifikasi ponsel yang terus menerus berbunyi membuat semua karyawan terdiam saat rapat sedang berlangsung.Setiap diskusi rapat dimulai, bunyi itu akan hadir. Mereka semua menjadi was-was takut jika masalah tentang hal ini akan diperpanjang oleh tuannya.Namun, mereka terkejut mendapati tuannya yang malah tersenyum melihat ponselnya.Josh yang berada di sana langsung mengkode tuannya untuk sadar jika saat ini mereka sedang rapat.“Ehem.” Josh berpura-pura batuk.Matteo, yang sebelumnya tenggelam dalam ponselnya, mengangkat kepala dan melirik ke arah Josh. "Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, Josh?" tanya Matteo dengan ekspresi serius.Josh menyadari bahwa dia telah mengganggu waktu tuannya dan memilih berbicara dengan hati-hati, "Maafkan gangguan ini, Tuan. Mungkin ini saat kami sedang berdiskusi untuk acara tahunan perusahaan. Apakah ada instruksi khusus yang Anda butuhkan?"Matteo tersenyum, "Tidak, Josh. Lanjutkan saja seperti biasa. Aku hanya sedang menerima
Tak peduli dengan berita yang semakin menyebar, Matteo sama sekali tak mengetahui gosip tentangnya semakin tak terkendali. Matteo masih saja menikmati untuk melihat notifikasi pesan yang sejak tadi membuatnya tersenyum. Itu adalah notifikasi pesan dari bank jika ada dana transaksi keluar dari rekeningnya. Entah mengapa hal itu membuatnya tersenyum, tapi membayangkan Alessia berbelanja dengan senang membuatnya juga senang. “Sejak kapan aku menikmati uangku dipakai orang lain?” Gumamnya dengan senang. Hingga Josh datang kepadanya dengan wajah seolah dia sedang dalam kondisi masalah besar. “Tuan.” Panggilnya dengan sopan pada Matteo. Matteo yang sebelumnya fokus langsung menatap ke arah Josh, “Ada apa?” Tanyanya dengan tenang. “Ada masalah. Gosip semakin menyebar tak terkendali, tuan.” Ucap Josh dengan serius. Matteo tak terkejut apalagi marah, dia malah bersikap tenang seolah tak terjadi apapun. “Bukannya bagus, Alessia akan dikenal sebagai kekasihku nantinya.” Jawabnya. Namun,
Panggilan telepon yang terus ditolak membuat Matteo mengernyitkan dahinya."Kenapa dia tak mengangkat teleponku?" Gumamnya dengan penasaran. Dia sudah ketiga kali ini memanggil Alessia karena dis ingin menanyakan kabar wanita itu. Terlebih bunyi notifikasi pesan dari dana rekening keluar sudah berhenti sejak dua jam yang lalu."Tuan, ini laporan yang diminta nona Alessia tempo hari lalu. Semua sudah siap, dan dokter yang ahli dalam mengatasi masalah demensia sudah ada. Anda ingin melakukan pengobatannya kapan? Dokter sangat sibuk sehingga kita harus menentukan jadwal mingguan untuk nona." Ucap Josh ketika dia datang ke ruangan Matteo.Matteo mengangguk mengapresiasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Josh. "Terima kasih, Josh. Urus jadwal pengobatannya. Aku ingin memastikan Alessia mendapatkan perawatan terbaik."Sementara itu, Matteo masih memandang layar ponselnya yang menunjukkan panggilan terus-menerus yang tak diangkat oleh Alessia. Ada kegelisahan yang tumbuh di dalam diriny