Share

Kabar Buruk

Seseorang menggoyangkan tubuhku dengan halus. Aku menggeliat. Melihat sekeliling. Ah, ternyata aku ketiduran di kamar Mas Danu sambil memeluk fotonya. Mbok Minah melihatku dengan tatapan prihatin.

“Ada apa, Mbok?”

Ia mengangsurkan air putih. “Minum dulu ya, Bu.”

Sikapnya membuatku heran dan bertanya-tanya. Ada apa sampai dia mencariku ke lantai atas? Bahkan menawarkan minum. Firasat buruk membuatku takut.

“Ada apa, Mbok. Katakan?” Jangan-jangan Adam atau Hawa? “Anak-anak di mana?”

“Mereka sudah tidur, Bu. Ditemani para nanny (pengasuh),” jelasnya.

“Kenapa Mbok cemas begitu?” Kuperhatikan ia memilin-milin daster batiknya yang warnanya masih bagus. Meski sudah kepala lima, tetapi ia tergolong rajin beli daster setiap ke pasar. Atau jangan-jangan bapak mertuaku?

“Saya disuruh ngasih tahu ibu kalau Pak Danu ... ia di rumah sakit.”

Ha? Berita macam apa itu? “Siapa yang bilang, Mbok?” Aku masih sulit percaya. Sakit apa dia? Setahuku Mas Danu sangat sehat.

“Tuan Besar, Bu. Barusan!”

Tanpa me
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status